ooOoo
Happy Reading
.
.
.
Tak terasa sudah berminggu-minggu Sakura dan keluarganya berada di Tokyo. Ayahnya seorang polisi dan kebetulan dipindahkan ke kota ini untuk menjalankan tugasnya sedangkan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Keluarga Haruno terbilang cukup, sederhana namun bahagia. Tetangga mereka baik dan ramah, jangan lupa teman-teman sekolahnya. Intinya semuanya aman sentosa.
Kini Sakura sedang berada di taman bersama Ino. Mereka bermain ayunan sambil bercerita banyak hal. Benar dugaannya, mereka telah menjadi sahabat.
"Dulu ada kejadian buruk yang terjadi di sekolah, tepatnya saat 1 tahun yang lalu. Saat kita berumur 7 tahun"
"Ada apa?" Tanya Sakura penasaran.
"Terjadi pertengkaran hebat di gedung olahraga. Aku tak begitu paham dengan apa penyebabnya, tapi yang ku dengar sih ada anak yang mengejek hal yang berkaitan dengan keluarganya. Dia marah dan mereka pun bertengkar. Namun kemarahan sangat mengusai dirinya sampai dia memukuli lawannya tanpa ampun, tragis memang. Sudah tak berdaya tapi masih diserang begitu sampai sangat babak belur aku masih ingat darah bercipratan dimana-mana. Untungnya ada guru yang menghentikan kejadian itu, kalau tidak mungkin anak itu sudah mati"
Sakura meringkis mendengar cerita Ino. Bayangkan saja, anak berusia 7 tahun alias kelas 2 bertengkar separah itu.. ingat -- 7 tahun!!
"Akhirnya dia kena skors, ku pikir dia akan dikeluarkan dari sekolah tapi itu tak mungkin karena kakeknya lah pemilik sekolah"
"Dia anak itu, teman sebangku mu Sakura. Semenjak kejadian itu, dia selalu sendiri dan terlihat menyeramkan"
"Dia... Maksud mu Naruto?"
Ino mengangguk, Sakura kaget tentunya.
"Menyeramkan? Benrkah? Karena setiap aku melihatnya dia selalu tersenyum ke arah ku. Dia aneh"
"Heee... Mungkin dia menyukai mu"
"Ee-eeh... Tidak mungkin"
Tak terasa hari sudah semakin sore. Mereka pun pulang ke rumahnya masing-masing.
Di dalam kamarnya yang bernuansa merah muda Sakura terdiam di meja belajarnya. Buku dan alat tulis yang berserakan di depannya tak ia pedulikan sekarang. Saat sedang belajar tiba-tiba ia teringat dengan perkataan Ino di taman.
"Naruto ya..." Gumamnya.
Sakura termenung menyadari sesuatu, ia salah. Teman macam apa dirinya?! Apalagi mereka duduk bersebelahan, jahat sekali dirinya sampai tak menyadari Naruto yang rupanya kesepian.
"Aku harus melakukan sesuatu, shannaroo!!...
Tapi apaaa??" Keluh Sakura prustasi lalu membenamkan wajahnya di tumpukan buku-buku itu.
Ingin berteman tapi bingung mau mulai dari mana. Sakura memejamkan matanya, menghirup nafas dalam-dalam... lalu,
"Sakuraa!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
FantasíaBagaimana jadinya jika kehidupan dunia shinobi berakhir dan tergantikan dengan dunia di era modern dengan kota-kota yang dipenuhi gedung dan kesibukkan manusia yang tiada hentinya? Sasuke Uchiha seorang CEO perusahaan paling ternama di Jepang, pria...