XVI. Comfy

356 52 3
                                    

Happy Reading

.

.

.


Sakura berjalan dengan gontai menuju ruangannya. Ini jam sembilan malam dan ia belum juga merasakan sentuhan nyaman dari kasur empuknya di kamar.

Ia membenamkan kepalanya pada meja begitu sampai pada rungannya, sambil bergumam kata lelah berkali-kali.

Kalau saja Temari tidak meminta pertolongannya untuk menggantikan presensi wanita bar-bar itu mengajari dokter baru yang belum lama ini mendapat persetujuan untuk bekerja di sini, pasti ia sudah pulang semenjak dua jam yang lalu setelah mengurus bayi besar bernama Sasuke Uchiha.

Ingin rasanya mengadu pada dokter Tsunade karena mendapat perlakuan merepotkan tanpa diberi jatah atau upah yang sepadan seperti ini, sialan bahkan diberi tahu setidaknya soal niat seperti itu saja tidak. Temari dengan seenak jidatnya memberinya beban baru dan meninggalkannya begitu saja tanpa belas kasih demi berkencan dengan pacarnya, Shikamaru Nara - seorang pengacara tersohor di negeri tercinta. Apalah daya hati sebaik malaikat.

Tak kama kemudian terdengar dering telfon dari dalam saku jas putihnya. Meronggohnya dengan malas lalu mengangkat panggilan video call yang tertera nama Matsuri di sana.

"Hai, kau terlihat kacau" Sapanya tidak enak.

Sakura hanya begumam malas sambil mengkat kepalanya agar bisa melihat si penelfon, oh bukan momo.

"Terima kasih, ini salah mu jika kau lupa dan Timiri. Main menukar shift seenak jidat, lihatlah sekarang aku sengsara"

Siapa yang tidak marah shift nya ditukar dadakan begini, masalahnya Sakura sudah berada di rumah sakit semenjak pagi hari yang artinya akan pulang saat matahari terbenam. Namun kini terpaksa pulang hampir pagi alias pergi pagi pulang pagi  karna pergantian shift kerja itu, sialan. Dan lagi mengapa atasannya terima-terima saja permintaan temannya tanpa berpikir panjang.

"Ehehehe maaf, ibu akan sangat membutuhkan ku"

Sakura mentapnya sayu dan mengangguk paham "Baiklah, sampaikan salam ku pada ibu mu, semoga lekas sembuh"

Matsuri terkekeh "Oke, Sakura sungguh aku benar-benar minta maaf. Aku berjanji besok akan menghubungi dokter Senju untuk menggantikan mu maksud ku... Ah ini memang terlalu mendadak, aku bahkan bingung sendiri bagaimana peralihan tugas ku. Aku.. aku.. Oh setelah pulang nanti aku akan memohon pada dokter Senju untuk memberikan mu cuti setidaknya dua atau tiga hari, aku tau kau membutuhkannya dan.."

"Hei, tenanglah. Ini bukan masalah besar okay? Kau hanya menukar shift kerja dengan orang yang salah" Ucap Sakura dengan nada candaan.

"Habisnya aku hanya bisa mempercayai mu, maksud ku kau yang paling dekat dengan ku. Aku sudah kelewat panik jika harus memikirkan siapa orang yang tepat atau memiliki waktu luang. Hei wajar bukan aku memilih mu, ku pikir peringanan tugas mu bisa menjadi alasan yang tepat"

Sakura memutar matanya malas, ini Matsuri pura-pura tidak peka atau memang beneran tidak peka. "Jadi kau berniat mengganggu masa istirahat ku? Oh baiklah"

"Eh tidak tidak, bukan itu kok maksud ku. Ah sudahlah, besok ku pastikan kau tidak akan menggatikan ku lagi, aku akan meminta saran pada dokter Senju. Lagi pula aku yakin absensi ku tidak akan terlalu berpengaruh dan seingat ku ada banyak dokter baru. Ah ya, sebenarnya aku juga sudah menghubungi dokter Kabuto tadi sore, tapi dia belum membalas pesan ku sampai sekarang. Mungkin besok baru bisa karna kemarin dia baru pulang seminar di Osaka, benar? Hah.. semoga saja dia menyetujui permintaan ku"

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang