XXXII. Trio

523 39 5
                                    

Happy Reading

.

.

.

Entah sudah yang keberapa kalinya Sasuke menghela nafas lelah, lima menit yang lalu ia baru menendang Naruto hingga kini pria itu beralih tempat dari tempat tidur ke lantai. Bahkan Naruto tidak merasa terganggu sama sekali dan tetap tidur dengan pulasnya seperti orang mati jika saja tidak mendengkur.

Sasuke berdecak geram, terduduk menatap ke arah lantai penuh emosi. Selama beberapa menit setelah ia menendang Naruto ke lantai memang tidak ada yang mengganggunya lagi dengan tendangan, tonjokan, atau bahkan sialnya pelukan. Namun dengkuran gila itu masih mebahana, gila memang.

Akhirnya Sasuke keluar dari kamar, lalu meminum segelas air untuk menenangkan pikirannya. Bagus, sebuah ide cemerlang terlintas di otak geniusnya. Terima kasih air.

Kakinya melangkah keluar menuju apartement Sakura, mengetuk sebentar lalu memasukkan pinnya. Tidak perlu tanya dari mana ia tau pinnya.

Setelahnya menghampiri kamar Sakura, mengetuk pintu lagi lalu membukanya secara perlahan. Kamar itu tidak benar-benar gelap karena Sakura menyalakan lampu tidurnya seperti biasa.

"Sasuke-kun?" Sambil menatap kaget, astaga ia kira siapa. Sangking takutnya Sakura sampai bersembunyi di balik selimut.

"Kau belum tidur?" Tanyannya balik. Sakura menggeleng.

"Tidak bisa tidur, Sasuke-kun kenapa kemari?"

"Aku juga" Sasuke menghampiri ranjang Sakura, berlutut di samping ranjang menatap kekasihnya. Ia bernafas lega, jauh lebih nyaman berada di sini dari pada di sana yang baginya sudah seperti neraka.

Hal yang tidak Sasuke sukai dari apartement Sakura hanya kucing peliharaannya saja, penghuni lain yang menurutnya sangat menyebalkan. Sugar? Kenapa tidak dinamai pepper saja sekalian? Sejak pertama kali ia datang kucing putih itu pasti akan mengawasinya dengan tatapan tajam. Mungkin marah karena perhatian majikannya diambil alih olehnya. Sasuke menyeringai puas dalam hati, siapa peduli.

Sakura terkekeh, "Naruto pasti mendengkur"

"Hn, lebih dari itu"

Aduan Sasuke berhasil membuatnya tertawa, "Kemarilah" Ujarnya enteng menepuk sisi ranjang di sebelahnya.

Sasuke tersenyum tipis, ia memang ingin meminta izin dahulu dan jika tidak diperbolehkan maka tak masalah juga tidur di sofa. Itu masih jauh lebih baik dari pada tidur sekamar dengan setan kuning.

Sasuke pun ikut berbaring di samping Sakura, oh ibu nyaman sekali. Pelan tangannya menjulur memeluk gadisnya sampai Sakura memekik kaget. "Hanya tidur" Katanya menenangkan, membawa kepala Sakura hingga berada di bawah dagunya hingga ia bisa semakin leluasa menghirup aroma cherry yang memabukannya. Ini pertama kalinya mereka tidur bersama.

Sakura tertawa kecil dan mengangguk, ia bisa merasakan detak jantung pria itu yang perlahan semakin teratur. Matanya pun ikut semakin membarat saat tangan kekar Sasuke mengelus surainya pelan.

Dan keduanya pun akhirnya bisa tidur.

.

.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang