Happy Reading
.
.
.
Naruto bukanlah tipikal orang yang memiliki keseriusan yang tinggi, ia cenderung lebih santai karena menganggap bahwa hidup itu harus selalu dinikmati baik manis maupun pahit. Berbeda dari laki-laki pada umumnya yang akan menunjukkan kewibawaannya, Naruto orang yang unik dengan jati dirinya sendiri.
Mungkin hal itu yang membuat banyak orang merasa nyaman di sisinya. Karna itulah sampai saat ini hubungannya dengan Naruto tetap terjalin dengan baik sebagai sepasang sahabat.
Naruto penuh dengan kejutan, seperti yang saat ini ia lihat. Pria itu menjulurkan sebuah benda yang begitu indah di tangannya. Apa itu benar-benar hadiah untuknya?
Sebuah kalung liontin perak yang sederhana namun terkesan manis. Kalung itu dihiasi liontin berbentuk lingkaran dengan ukiran-ukiran yang indah.
Perlahan Naruto menyentuh liontin tersebut dan jarinya membuka benda kecil itu yang isinya berhasil membuat Sakura kaget lagi. Sebuah foto mereka berdua yang terpasang.
"Ii-ini, benar-benar hadiah untuk ku? Malam itu.. Kau ingin memberikan ku ini?"
Naruto mengangguk, walau sebenarnya jawabannya adalah bukan.
"Kau menyukainya?" Tanya Naruto.
Sakura masih terdiam, ia mengulurkan tangannya untuk menerima pemberian sahabatnya dan menatap foto itu lekat. Foto mereka berdua saat kelulusan junior high school dulu, mereka memakai baju kelulusan yang sama dan di tangan Sakura terdapat sebuket bunga yang cantik. Menggemaskan, pikir Sakura.
"Sangat, ini manis sekali. Terima kasih Naruto, kau sahabat terbaik ku" Ucapnya senang lalu memeluk Naruto dengan gemibira bukan main. Sedangkan orang yang dipeluknya mengeluarkan tatapan pilu dengan tangan yang berusaha untuk membalas pelukan itu. Ia jadi semakin yakin bahwa hal yang ingin ia lakukan malam itu akan menjadi suatu kesalahan. Bukan, lebih baik jika dibilang bahwa saat itu bukan waktu yang tepat.
"Hehehehe aku gitu loh" Jawab Naruto sambil cengengesan setelah melepas pelukannya. "Mau ku pakaikan?"
"Tentu" Sakura memberikan kalungnya lalu membalikkan tubuhnya. Naruto dengan senang hati memakaikannya pada Sakura. Kini kalung itu telah bertengger cantik di leher orang paling berharganya.
"Aku jadi menyesal malam itu pergi begitu saja, maaf membuat mu kecewa" Ujarnya dengan ekspresi bersalah.
"Ayolah lupapakan itu, situasinya yang memang tidak tepat" Naruto memegang kedua bahu Sakura seolah meyakinkan gadis itu kalau ia baik-baik saja. Sakura menghela nafasnya lalu mengangguk pasrah.
"Aku menyayangi mu" Sakura tersenyum yang membuat Naruto terperangah, "Aku lebih menyayangi mu.. sangat" Balasnya namun tak lama kemudian terdengar suara ponselnya yang berdering.
Naruto segera mengangkatnya dan beberapa saat kemudian ia terbelalak kaget mendengar kabar dari sang penelfon.
Setelah itu Naruto memutuskan sambungan telfonnya setelah menjawab kalimat persetujuan. Sakura menatapnya penuh tanya, "Terjadi sesuatu?". Naruto mengangguk sebagai jawaban, raut wajahnya berubah menjadi cemas "Entahlah, ini terlalu tiba-tiba"

KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
FantasyBagaimana jadinya jika kehidupan dunia shinobi berakhir dan tergantikan dengan dunia di era modern dengan kota-kota yang dipenuhi gedung dan kesibukkan manusia yang tiada hentinya? Sasuke Uchiha seorang CEO perusahaan paling ternama di Jepang, pria...