XXVII. Melting

262 33 12
                                    

Happy Reading

.

.

.


Dua hari yang lalu, malam itu ia menerima sebuah kiriman dari seseorang. Dan saat ia tau jika itu dari seorang Haruno Sakura, ia pun langsung membukanya dan mendapati makanan di sana. Sasuke tidak bohong jika ia tergiur, bahkan itu masih hangat.

Ia membuka pesan yang terselip dalam paperback itu,

"Hai Sasuke, ku rasa tidak enak rasanya jika aku hanya berterima kasih begitu saja lalu tertidur waktu itu. Kebetulan aku memasak banyak hari ini, ku harap kau menyukainya.

- Sakura"


Sekilas wajahnya masih menampakkan ekspresi datarnya seperti biasa, setelah membaca pesan dan melihat hidangan itu. Namun jika dilihat lebih jelas lagi, sudut bibir pria itu sedikit tertarik ke atas. Membentuk seulas senyuman yang tipis dan tulus.

Sasuke menarik kursi meja makannya dan duduk di sana, mulai mencicipi makanan tersebut secara tenang. Tidak buruk, dengan kata lain ini enak. Dan rasanya ia cukup senang, ini pertama kalinya ia mencoba masakan gadis itu. Pantas saja kemarin Sakura memintanya untuk mengirim alamat tempat tinggalnya.

Seakan teringat sesuatu, Sasuke mengambil ponselnya dan memotret makanan tersebut. Entah mengapa ia ingin melakukannya, walaupun faktanya ia adalah orang yang cuek. Sasuke mengirim foto yang baru saja ia ambil dan tak lupa secara singkat berterima kasih.

Tanpa ia duga, tepat lima menit kemudian setelah ia mengirim pesan ponselnya kembali berbunyi. Menandakan seseorang menelfonnya, dan Sakura lah orangnya. Sasuke meletakkan sumpitnya dan berhenti makan lalu langsung mengangkat panggilan itu.

"Kau sudah mencobanya?? Apa enak? Enak tidak??"

Baru ia menerima panggilan itu, suara Sakura yang bertanya padanya dengan antusias langsung memenuhi indra pendengarannya. Sasuke sengaja mengaktifkan suara telfonnya seolah memang sedang bertemu gadis itu dan mengobrol walau nyatanya ia sedang sendiri.

"Sudah, enak"

Persetan dengan jawaban datar yang ia berikan seolah terkesan biasa saja. Namun mau bagaimana lagi, karena Sasuke itu.. memang seperti itu.

"Aa syukurlah kalau begitu, nikmati makanan mu"

"Hn"

Hanya itu? Sakura menelfonnya hanya untuk itu? Suaranya tidak terdengar kecewa dan ia bersyukur akan itu, namun merasa tidak ada lagi yang ingin Sakura bicarakan membuatnya berfikir keras untuk mencari topik.

"Baiklah, aku-"

"Kenapa kau tiba-tiba bertanya begitu?"

Bagus, ia akui basa basinya ini kebasian.

Sakura terkekeh geli membuat Sasuke mengusap rambutnya gemas "Aku hanya khawatir rasanya tidak enak karena baru belajar memasak"

Sasuke mengangguk, bingung lagi ingin membalas apa. Nyatanya ini enak, sungguh.

"Kau tidak perlu repot-repot melakukannya"

"Aku tidak keberatan, lagi pula aku memang berniat belajar memasak akhir-akhir ini. Maksud ku, masakan yang lebih sulit"

"Tapi aku senang mendengar jika kau menyukainya"

Cukup lama mereka dalam keadaan yang hening sampai saat Sakura baru ingin membuka mulut, Sasuke lebih dulu melakukannya.

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang