2

534 31 0
                                    

Waktu sudah menunjukkan jam 11 malam dan Ivan sedang mencoba untuk tidur tetapi dia terus mendengar teriakan dari kamar Wendi. Dia menyesal membiarkan Wendi tinggal di kamar yang dekat dengannya. Tak kuat menahan teriakan yang kencang itu, Ivan akhirnya memutuskan untuk pergi ke kamar Wendi. 

Ivan menerobos masuk ke dalam kamarnya, "Hei, bisa gak teriaknya jangan terlalu kenceng? Gue lagi coba buat tidur," katanya sambil melihat sekeliling ruangan dan menemukan tidak hanya Wendi tetapi juga pacar dan saudara perempuan Wendi.

"Sorry, gue kira lo belum pulang. Gue udah di rumah dari 3 jam yang lalu, semua orang rumah bilang lo belum pulang." Wendi meminta maaf.

"Just keep it down," Ivan mengingatkan mereka. "Lagian ngapain nonton horor kalau kalian takut terus teriak-teriak?"

Adiknya Wendi yang bernama Ayu memutar matanya, "Ini kita nonton the conjuring, masa iya kita nangis" ucap Ayu dengan nada mengejek.

Ivan ingin menjawab tapi Wendi berbicara terlebih dulu, "Iya, kita gak bakal berisik. Tadi kita berisik karena gak tahu lo udah pulang. Kirain gue lo bakal ke bar lagi." kata Wendi, berusaha membuat adiknya dan Ivan tidak bertengkar seperti biasanya.

Ivan mengangkat salah satu alisnya, "Um, ini kan rumah gue," ucap Ivan. "Gue juga gak ngerti kenapa lo gak tidak tinggal di apartment adek lo aja."

"Apartment gue kecil!" ucap Ayu dengan kesal, dia sudah mengingatkan Ivan berjuta kali bahwa tempatnya hanya bisa ditempati oleh satu orang.

Ivan mengabaikannya dan kembali ke kamarnya. dia memejamkan matanya dan mencoba untuk tidur.

Di kamar lain, Wendi menghela nafas dan menoleh ke Ayu, "Bisa gak lo sama Ivan gak berdebat tentang hal-hal bodoh?" Ayu menatap kakaknya dengan bingung, dia bahkan tidak mengatakan sesuatu yang salah kepada Ivan malam ini. "I didn't even say anything, mungkin kalau teman lo gak ganggu duluan, gue gak akan kayak gini," kata Ayu sambil melanjutkan filmnya.



Wendi terbangun dan melihat waktu menunjukkan jam 2 subuh. Dia menoleh ke pacarnya yang sedang tertidur disebelahnya lalu bangun dari kasur. Wendi panik ketika dia tidak melihat Ayu di sofa tempat dia tertidur tadi. Wendi langsung menelepon Ayu.

"Lo ada di mana?" Wendi bertanya dengan panik. "Pulang, kenapa?" jawab Ayu dengan santai. 

"Ayu, ini jam 2 pagi! Orang tua kita bakal ngebunuh gue kalau mereka tahu gue ngebiarin adik gue pulang sendirian jam segini. Lo gak tahu betapa bahayanya pulang jam segini?" Wendi kesal betapa entengnya Ayu menganggap hal ini, seolah-olah tidak berbahaya bagi seorang wanita untuk berjalan pulang pada jam seperti ini.

"Gue baik-baik aja kak, gue ada urusan," Ayu tersentuh, meskipun kakaknya menyebalkan, tetapi kakaknya masih sangat peduli padanya.

"Lo yakin di rumah? Lo boleh nginep di sini sampe dapet gaji bulan depan. Gue yakin Ivan gak akan keberatan, dia punya banyak kamar kosong di sini." Dia bertanya, memastikan adiknya benar-benar baik-baik saja.

"No, thanks! Gue lebih mending tidur di jalanan daripada harus serumah sama temen lo itu."

"Ivan tuh orang yang baik. He's just going through a hard time right now."

"Gue harap lo segera balik ke apartment lama lo, Gue gak kuat ketemu Ivan mulu." Ayu tidak peduli dengan sahabat kakaknya itu. Dia merasa terganggu dengan kehadiran Ivan sejak pertama kali mereka bertemu.

Wendi menghela nafas dan menggelengkan kepalanya walaupun adiknya tidak bisa melihatnya, "Jangan jahat, dia temen yang mau ngebantu gue." Wendi mengingatkan Ayu sebelum mengakhiri panggilan.

Falling With No Safety NetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang