Ivan terbangun jam 8 pagi, dia melihat Ayu masih tertidur jadi dia memutuskan untuk mengirim chat ke Bella.
Bella
Hey
Mau sarapan bareng gak?
Of course!
Aku kira kamu udah lupa sama aku hahahaha.
Of course not :)
-
Ivan secara perlahan dan diam-diam bangkit dari tempat tidur, berusaha untuk tidak membangunkan Ayu. Dia pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menyikat gigi lalu dia turun untuk sarapan bersama Bella.
Bella sedang menikmati waktunya bersama Ivan dan memintanya untuk berfoto dengannya untuk dia posting, Ivan tidak terlalu memikirkannya dan langsung berfoto. Bella tersenyum melihat hasil fotonya, dia memutuskan untuk memposting foto itu di twitter.
-
Ayu terbangun dan menghela nafas ketika dia melihat bahwa sekali lagi tidak ada seorang pun di sampingnya. Dia meraih handphonenya di meja samping kasur. Dia tiba-tiba menjadi kesal ketika dia membuka twitter dan menemukan foto Ivan sedang sarapan dengan Bella. Ayu memutuskan untuk menelepon kakaknya dan memintanya untuk menemaninya sarapan.
"Lo ada di mana?" Dia bertanya pada kakaknya.
"Kamar gue. Kenapa?" Dia bertanya.
"Gue laper."
"Terus gue harus ngapain?"
"Temenin gue dong."
"Lo kedengeran murung," ucap Wendi ketika dia mendengar bahwa adiknya ini tidak terdengar seperti biasanya.
"Gue gak murung, kenapa lo malah ngomong gitu deh," ucap Ayu.
"Naluri," Wendi berkata, "Emangnya Ivan ada di mana?" Dia bertanya,
Ayu langsung memutar bola matanya, "Lagi sarapan sama si Bella itu," jawabnya singkat.
Wendi langsung tertawa, "Apakah itu kecemburuan yang kudengar?" Dia bertanya.
Ayu mengehela nafas, "Lo gak akan melihat hari besok kalau lo buat gue nunggu."
"Santai dong...."
-
Ayu sedang sarapan dengan kakaknya ketika Ivan meneleponnya.
"Lo masih sibuk?" Ivan bertanya.
"Gue sibuk? Bukannya lo yang sibuk?" Ayu bertanya kembali.
"Gue butuh bantuan lo," ucap Ivan.
"Of course you do."
"Why are you giving me an attitude?"
"Enggak? gue cuman nanya apa lo masih sibuk?"
"Gue gak sibuk. Bukannya lo yang sibuk?" Ivan bertanya.
"Bukannya pagi ini gue yang bangun sendirian ya? Jadi yang sibuk siapa?" Ayu sedikit meninggikan suaranya, merasa kesal dengan Ivan.
"Gue tadi sarapan sama temen," Ivan membela diri.
"Dan sekarang gue lagi sarapan sama kakak gue," ucap Ayu, mengakhiri panggilan teleponnya.
Ayu tidak tahu mengapa dia bersikap seperti itu kepada Ivan, untungnya kak Wendi sedang mengambil makanan karena jika kakaknya mendengar percakapan Ayu dan Ivan tadi, pasti dia akan menggodanya dan mengatakan bahwa Ayu cemburu. Ayu tidak cemburu, Ivan dan dia tidak beneran pacaran, jadi tidak ada alasan untuk cemburu.
Lama-lama Ayu mulai merasa tidak enak dengan sikapnya saat menjawab Ivan sehingga dia memutuskan untuk meneleponnya kembali. Syukurlah Ivan langsung mengangkat teleponnya.
"Hei, sorry ya. Kakak gue dari tadi ngegangguin gue jadi guenya sensitif," Ayu meminta maaf, "Lo butuh bantuan apa?" Dia bertanya kepada Ivan.
"Wenda minta lo untuk bantuin dia nanti abis lo selesai latihan lagu lo, Gue gak tahu apa yang dia butuhin," jawab Ivan, "Dan gue juga mau bilang kalau nanti gue gak bisa nemenin lo latihan. Gue harus jemput orang tuanya Wenda," lanjutnya.
Ayu mengerutkan kening, "Kan seharusnya bukan lo yang jemput mereka."
"Gue harus ngegantiin mantan lo yang gak bertanggung jawab itu. Tadi malem dia mabuk dan sekarang masih tidur, dan semua supir yang lain lagi sibuk sama hal lain," jawab Ivan.
"Bantuin Wenda?! Berarti gue harus ketemu mantan lo lagi?!" Ayu memutar bola matanya saat membayangkan bahwa dia harus menghabiskan waktu bersama mantan Ivan yang menyebalkan itu.
Ivan menghela nafas, "Iya, lo bakal ketemu Mia lagi."
Ayu memutar matanya lagi, "Gue minta biaya tambahan untuk ini," katanya sebelum mengakhiri panggilan.
-
Ayu berada di ballroom hotel, latihan lagu yang akan dinyanyikannya di hari pernikahan Ruben dan Wenda. Bernyanyi di pernikahan Ruben dan Wenda bukanlah sesuatu yang dia bayangkan akan dia lakukan. Tapi di sinilah dia, berlatih dengan band.
"Lo gak ada kerjaan lain selain ngeliatin gue latihan nyanyi sama band?" Ayu bertanya pada kakaknya. Wendi menatapnya dan menghela nafas, "Gue gak ada kerjaan lain, bosen banget tanpa pacar gue."
Ayu memutar bola matanya, "Kayaknya gue bakal coba ngedate sama Robby setelah semuanya selesai."
"Huh? No! Terus Ivan gimana?" Wendi langsung bertanya.
"Bukannya dia bakal balikan sama mantannya? Gue mungkin akan menyelesaikan masalah keuangan gue setelah akting ini.... Sebaiknya gue mulai beneran menemui seseorang kan?" Ayu mengangkat bahu dan melihat sekeliling.
"Jadi semua ini tuh cuman akting buat lo?" nada suara kakaknya menjadi serius.
Ayu tahu pasti kakaknya tidak akan terima dengan keputusannya. Tapi dia sudah siap. Dia menatap kakaknya, "Ini semua emang cuman akting. Bukannya lo yang nyuruh gue untuk terima tawaran ini?"
Sebelum kakaknya sempat menjawab, Wenda masuk dan menyuruh Ayu ikut dengannya.
Ivan akan kembali ke mantannya, jadi mengapa Ayu harus membuka hatinya untuk Ivan dan membiarkan hatinya hancur lagi? Sebenarnya, melihat Ivan menghabiskan waktu bersama Mia lagi saja sudah membuat hatinya sedikit hancur, tapi Ayu tidak akan jujur tentang perasaannya untuk Ivan pada kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling With No Safety Net
FanfictionIvan secara tidak sengaja memberi tahu sahabatnya bahwa dia mempunyai pacar baru. Tetapi kenyataannya adalah dia tidak mempunyai pacar dan sekarang dia membutuhkan seseorang untuk menjadi pacar palsunya untuk menyelamatkan harga dirinya dan tidak te...