Meski pusing, Ivan tetap pergi ke kantor. Saat itu jam 3 sore dan dia akhirnya punya waktu untuk istirahat setelah pergi dari meeting ke meeting. Dia mendengar handphonenya berdering, dia tidak ingin menjawabnya karena dia tahu betul itu Ruben tanpa perlu melihat namanya karena siapa lagi yang akan meneleponnya jam segini?
"Apa?" dia menjawab teleponnya.
"Nanti makan malam sama orang-orang yang bakal ngurusin acara pernikahan gue," kata Ruben, "Tenang, Mia gak akan ada di sana, dia lagi sibuk," lanjutnya, "Oh iya, ajak Ayu juga! Wenda suka sama dia," tambahnya.
"Gue sibuk," Ivan mencoba mencari alasan untuk tidak datang.
"Asisten lo bilang ke gue kalau lo gak sibuk malem ini, berhenti berbohong," kata Ruben.
Ivan menghela napas, "Okay," katanya, "Gue akan ajak Ayu kalau dia gak sibuk," lanjutnya.
"Ajak dia atau no dessert for you!" Ruben mengancamnya.
"Asshole," ucap Ivan, mengakhiri panggilan teleponnya.
-
Ivan menghela nafas, memikirkan bahwa dia tidak akan melihat Mia malam ini, tetapi dia akan melihat mantan Ayu yang jelek itu. Dia mencari nama Ayu di kontaknya dan mengirim pesan padanya.
Ayu
Dinner sama Ruben dan yang lain, Mia gak akan ada.
Okay, trus kenapa gue harus dateng?
Ruben bilang wenda pengen lo ada, kayaknya Wenda mau temenan lebih deket sama lo. Wendi juga bakal dateng kok.
Okay. Dress code?
Not too casual
Okay.
Gue jemput lo abis gue selesai kerja ya?
Iya.
-
Ayu ingin bilang makan malam berjalan lancar, tapi masalahnya, Stefan terus-terusan menatap dia sepanjang malam, tersenyum padanya. Dan Ivan tidak menyukai hal itu. Bahkan Ruben dan Wendi memperhatikan betapa kesalnya Ivan. Mereka belum pernah melihat Ivan begitu kesal sebelumnya.
Setelah hidangan utama, Ayu pamit ke toilet. Dia mencuci tangannya dan menggunakan tisu untuk mengeringkan tangannya. Saat Ayu baru tiga langkah keluar dari toilet, Stefan menghentikannya.
"Hai," Stefan menyapanya. Ayu tersentak dan mundur selangkah, "Pacar kamu keliatan marah malem ini."
"Mas Ivan baik-baik aja," Ayu mencoba untuk melewatinya tetapi Stefan menahannya. "Gue boleh pergi gak sekarang?"
"Kamu benar-benar pikir aku bakal percaya akting kamu ini? Aku tahu kalian berdua cuman pura-pura," kata pria itu.
Ayu memelototinya, "Kenapa? Ego lo gak bisa terima kalau sekarang gue pacaran sama seseorang yang gak toxic kayak lo? Lo gak bisa terima kalau gue pacaran sama seseorang yang gak akan selingkuhin gue kayak yang lo lakuin?"
Stefan tertawa, "Kamu bukan aktris yang hebat, sayang."
Sayang. Panggilan itu membuat kepalanya sakit.
"Gue gak akting," balasnya.
"Menjauh dari dia!" Ivan-lah yang mengucapkan kata-kata itu. Ayu merasa lega mendengar pria itu.
Ivan maju selangkah dan menarik Ayu menjauh dari Stefan. Stefan menatapnya tidak suka dan langsung pergi. Ivan menoleh padanya dengan muka tidak enak.
"Ivan," Ayu memecah keheningan.
"Jangan mulai. Gue terlalu marah sama mantan lo untuk berbicara. Kita seharusnya have fun karena Mia gak ada di sini, tapi kita malah harus berurusan sama mantan lo. Lain kali kalau dia ngedektin lo dan buat lo gak nyaman, ngomong ke gue, gue akan melakukan sesuatu ke dia. What a piece of shit," Ivan menyisir rambut Ayu menggunakan jarinya dan menarik Ayu untuk pergi. "Ayo kita pulang. Makan malamnya juga udah selesai."
-
Entah kenapa Ayu merasa aman saat bersama Ivan. Cara dia melindunginya membuatnya merasa aman. Dia tidak pernah merasa seaman ini dengan siapa pun. Dia segera mengirim pesan ke Ivan setelah dia mengantarnya, ingin memastikan Ivan selamat sampai rumahnya.
Ivan
Udah sampe rumah belum?
Udah, ini baru masuk rumah. Are you okay?
Iya, I'm okay. Cuman sedikit kaget karena kejadian tadi.
Gue akan bener-bener tonjok dia kalau perlu.
Maaf ya, coba aja gue gak ajak lo malem ini, pasti gak akan kejadian kayak tadi.
Bukan salah lo, it's alright.
-
Setelah mengirim pesan ke Ivan, Ayu memutuskan untuk video call teman-temannya dan memberi tahu mereka apa yang terjadi.
"Jadi, gue ketemu Stefan lagi," ucap Ayu.
Zaskia melotot, "I'M SORRY, WHAT?!" dia berteriak.
"Ternyata dia temennya Ruben." Ayu menjelaskan.
"Terus gimana?" tanya Anwar.
"Tadi dia cuman ngebuat gue gak nyaman," dia memulai, "Terus Ivan sama dia berantem," lanjutnya.
Anwar dan Zaskia menjadi khawatir, "Tapi lo gak apa-apa kan?" Zaskia bertanya, benar-benar khawatir.
"I'm alright, untung ada Ivan," jawab Ayu sambil tersenyum.
"Kalau dia ngebuat lo nangis lagi, gue akan tonjok dia!" ucap Anwar, masih merasa marah pada Stefan.
"Gimana kalau Ivan yang ngebuat gue nangis?" Ayu bertanya, penasaran dengan jawaban temannya itu.
"Gue bakal tonjok juga dia!" Anwar menjawab, dia tidak mendukung kekerasan tetapi dia akan menonjok siapa saja yang menyakiti sahabatnya.
"Tapi gimana kalau gue yang ngebuat Ivan nangis?" Ayu iseng bertanya.
"Dia cowok yang baik, jadi mungkin sedikit kecewa," jawab Zaskia.
Ayu langsung menelan ludah mendengar jawaban Zaskia. Sekarang bagaimana dia akan memberi tahu dua sahabatnya itu bahwa hubungannya dengan Ivan hanya bohongan. Ayu tidak siap mengecewakan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling With No Safety Net
FanfictionIvan secara tidak sengaja memberi tahu sahabatnya bahwa dia mempunyai pacar baru. Tetapi kenyataannya adalah dia tidak mempunyai pacar dan sekarang dia membutuhkan seseorang untuk menjadi pacar palsunya untuk menyelamatkan harga dirinya dan tidak te...