Ayu berada di karaoke bar bersama Wenda dan teman-temannya. Wenda masih bernyanyi ketika minuman ronde kelima datang. Ayu jadi mengetahui banyak hal tentang teman-teman Wenda.
"Kalau Cita gimana? Ada hal menarik yang bisa lo ceritain?" Mia bertanya. Mereka bergiliran memberi Wenda minuman. Tujuannya sederhana: membuat Wenda mabuk. Itu tidak sulit karena Wenda adalah peminum ringan.
"Gue sih gak ada cerita yang menarik. Gue orang yang membosankan," ada senyum di bibir Cita yang dilihat Ayu.
"Gue bisa lihat lo senyum. Ayo, cerita ke kita," Ayu menggodanya.
"Baik," Cita terkekeh. "Dulu gue punya ini.... fuck buddy?" Cita tidak begitu yakin bagaimana menjelaskannya tetapi dia tetap melakukannya.
"Sumpah? gue gak sangka kalau lo tipe orang yang kayak gitu," ucap Mia.
Cita tersenyum, "Yah, gue awalnya gak tertarik. Dia tuh temen gue. Dulu kita deket karena Wenda dan Ruben. Jadi awalnya kita sama-sama ragu. Terus kejadian deh, gak lama dia minta untuk stop. Gak menarik kan."
"Terus sekarang mantan fuck buddy lo di mana?" tanya Ayu. Dia sekilas melihat Stefan berada di ruangan lain, tetapi dia tidak memedulikannya. Lagipula dia tidak tertarik.
"Dia... ada di sekitar sini. Kita ketemu kemarin. Dia udah punya pacar, jadi gue gak mau coba buat ngobrol banyak sama dia," jawab Cita. Dia mengambil minumannya dan kemudian menoleh ke Ayu, "Jadi, udah berapa lama lo pacaran sama cowok yang lo cium tadi?"
Mia menatap Ayu dan menambahkan, "Iya, gue juga tertarik denger cerita ini."
"Baru beberapa bulan yang lalu. Belum lama, hubungan gue dan dia gak terlalu serius kok," Ayu menjawab sambil dia melihat Mia memutar bola matanya.
"He seems.....," Cita terdiam sejenak, mencari kata-kata yang pas, "Like a nice person. Glad to know you're dating him."
Ayu merasa aneh mendengarnya, tapi dia mengabaikannya, "Yeah, I'm really lucky to have him."
Mengira bahwa mereka terlalu banyak minum, Ayu mengambil handphonenya dan menelepon Ivan tetapi dia tidak mengangkatnya sehingga Ayu memutuskan untuk mengirim chat kepada Ivan.
Ivan
Stefan drunk texted me last night dan sekarang dia ada di sini....
Lo bisa dateng jemput gue gak? supaya dia pergi. Gue juga udah terlalu banyak minum.
Ayu, ini Ruben.
Ivan mabuk.
Gue akan kasih tahu Wendi untuk dateng dan jemput lo.
Oh, okay.
Tunggu
Ivan maksa mau jemput lo.
Tell him no. Gue balik sekarang sama temennya Wenda. Jangan tinggalin Ivan, jagain dia. Gue takut dia bakal ngelakuin hal yang bodoh kalau kalian berdua tinggalin dia.
Tell him I'll meet him at the hotel.
-"Lo berdua yakin kalau Ayu baik-baik aja?" Untuk kesembilan kalinya Ivan bertanya kepada Ruben dan Wendi. Jika pria itu tidak mabuk, Ruben pasti sudah menamparnya. Wendi dan Ruben yakin Ivan tidak akan mengingat apapun besok.
"Gue tadinya mau jemput tapi dia bilang dia takut lo bakal ngelakuin hal bodoh kalau kita berdua pergi. Dia nyuruh kita untuk bilang ke lo kalau dia bakal nemuin lo di sini, oke?" Wendi berjuang untuk membuka pintu ketika dia berhasil, Ivan berbicara lagi.
"Dimana dia?" Ivan sudah merasa frustrasi. Jadi benar-benar berkah ketika lift terbuka dan Ayu ada di dalam. "Ayy!"
"Astaga," ucap Ayu saat Ivan tiba-tiba memeluknya. "Kenapa lo mabuk, hm?"
"Jagain dia, ya? Gue harus pergi ke Wenda," Ruben berjalan menuju lift
"Jagain dia ya," Wendi berbalik dan berjalan ke lift untuk bergabung dengan Ruben, meninggalkan mereka sendirian karena dia sudah lelah.
Ayu mengernyitkan dahi yang membuat Ivan berusah untuk berdiri tegak meski susah, "Kenapa lo mabuk?"
"Sedih," jawab Ivan. "Gue gak bisa," dia memeluk Ayu dan membenamkan wajahnya di ceruk leher Ayu.
"Gak bisa apa?" Dia memegang wajah Ivan dan menatapnya, mencoba mencari tahu apa yang salah. Sebelum Ivan sempat menjawab, Ayu melihat Stefan dan Mia keluar dari lift. Ayu benar-benar lupa bahwa mereka menginap di lantai yang sama, "Stefan dan Mia ada di sini. Get a grip."
"I know what to do!" Ivan dengan malas menatapnya dan tersenyum. "Ini akan ngebuat Stefan mundur." Ayu tidak ingat bagian mana yang membuat dia tiba-tiba tidak sadar.
Apakah saat Ivan memegang wajahnya dan menciumnya? Atau ketika dia mencium Ivan balik, tidak peduli jika mantan mereka menyaksikan segalanya dan mungkin merusak setiap kesempatan Ivan untuk kembali bersama Mia. Meskipun demikian, Ayu menganggap ini lebih baik dari imajinasinya.
Ayu entah kenapa bisa merasa bahwa mantan mereka telah tiada. Dia menarik diri dan menatap Ivan, "Mantan kita udah pergi. Kenapa lo masih cium gue?"
Ayu menatap Ivan, sadar bahwa keduanya sedang mabuk. Mungkin Ayu sedikit lebih sadar tapi dia juga mabuk, "I don't think I can stop," bisik Ivan terengah-engah sebelum mencium Ayu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling With No Safety Net
FanfictionIvan secara tidak sengaja memberi tahu sahabatnya bahwa dia mempunyai pacar baru. Tetapi kenyataannya adalah dia tidak mempunyai pacar dan sekarang dia membutuhkan seseorang untuk menjadi pacar palsunya untuk menyelamatkan harga dirinya dan tidak te...