8

454 31 5
                                    

Ivan menyetir sementara Ayu duduk di sebelahnya. Ivan memperhatikan bagaimana Ayu terus-terusan menguap sejak dia menjemputnya dan Ivan benar-benar merasa tidak enak, jadi dia terpikir untuk membelikannya kopi nanti.

Di sisi lain, Ayu sedang memperhatikan Ivan yang sedang menyetir, Ivan terlihat seperti banyak pikiran. Ayu bertanya-tanya apakah semuanya baik-baik saja, Ayu tidak tahu bahwa Ivan terlihat seperti itu karena sedang merasa tidak enak melihat Ayu yang dari tadi menguap. 

Ketika mereka tiba, Ruben melihat mereka dari jauh dan memperhatikan betapa familiar pacar Ivan. Ketika Ruben memperhatikannya dengan baik, dia menyadari siapa dia dan panik. Dia menarik Wenda ke samping untuk berbicara yang membuat Wenda bingung karena tiba-tiba ditarik.

"What? What's wrong?" Tunangannya berbisik.

"Pacar baru Ivan," Ruben memulai.

"Ada apa sama dia?" Wenda bertanya, benar-benar bingung.

"Dia adiknya Wendi," ucap Ruben. "Terus kenapa, sayang? Semua orang juga tahu itu," Ucap Wenda karena sudah jelas Ayu adalah adiknya Wendi.

"Itu mantan pacar Stefan," Ruben menjelaskan, "Shit, aku seharusnya gak minta Stefan untuk jadi groomsman aku, tapi cuman dia yang gak sibuk bulan depan," Ucap Ruben 

Wenda menggelengkan kepalanya, "Emangnya kamu gak perhatiin ini sebelumnya?" dia bertanya.

"Aku terlalu sibuk ngurusin pernikahan ini," jawab Ruben.

Wenda mencoba menenangkannya, mengatakan kepadanya bahwa semua akan baik-baik saja, bahwa mereka sudah dewasa dan Ivan bahkan tidak akan peduli tentang hal ini.


-


Di sisi lain, Ayu bingung ke mana Ivan pergi, dia hanya menoleh sebentar dan sekarang Ivan tidak ada. Dia merasa canggung ditinggal sendirian dengan orang-orang yang bahkan tidak dia kenal. Ayu akhirnya memutuskan untuk meneleponnya. 

"Kamu ada di mana?" dia bertanya dengan nada pelan karena sedang di depan teman-teman Ivan walaupun sebenarnya Ayu kesal dengan kenyataan bahwa Ivan meninggalkannya sendirian.

"Gue lagi beliin lo kopi. Lo dari tadi nguap mulu, kayaknya butuh kopi," jawabnya.

Ayu sedikit tersentuh karena Ivan perhatian, "Kamu lagi beliin aku kopi?"

"Itu hanya kompensasi karena udah mau bangun pagi," kata Ivan

Ayu tersenyum, "Thanks. Tapi kamu seharusnya bilang ke aku dan gak ninggalin aku sendirian," ucap Ayu, sedikit kesal. 

"Jangan ngomel mulu, coba balik badan, I'm here," ucap Ivan, mengakhiri panggilan.

Dia berjalan ke arah Ayu dan menyerahkan kopi padanya. Mereka sedang minum kopi ketika Ivan melihat seorang pria yang terus menatapnya dan Ayu tetapi Ivan tidak mengenalinya. Dia menyenggol Ayu dan berbisik di telinganya, "Ada cowo yang dari tadi ngeliatin kita, lo kenal?" Ivan bertanya.

Ayu melihat sekeliling, tidak tahu siapa yang Ivan maksud. Dia menatap Ivan dengan bingung, "Yang mana?" Ayu bertanya.

"Dekat cermin, di samping Ruben," Ivan menjawabnya.

Ayu berbalik dan akhirnya melihat siapa yang dimaksud Ivan. Ayu tersedak saat melihat pria yang Ivan maksud. 

Ivan menatapnya ketika dia mendengar Ayu mengatakan shit, "Kenapa?" Ivan bertanya.

"Itu mantan gue," jawabnya dengan nada pelan agar hanya Ivan yang mendengarnya, "Berakhirnya juga gak baik sama dia," lanjutnya.

"Lo pasti bercanda," Ucap Ivan. Bukan hanya mantannya disini, tapi ternyata mantannya Ayu juga ada disini, lelucon macam apa ini. Ivan merasa alam semesta sedang menguji kesabarannya setiap menit.

Falling With No Safety NetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang