Ivan sedang meeting ketika dia mendapat notifikasi chat dari Ayu.
Ayu
Hey, malem ini lo bakal dateng nonton gue manggung kan? Hope you didn't forget :)
Iya gue inget. Nanti malem gue bakal dateng sama Ruben & Wenda.
-
Setelah membalas pesan Ayu, dia mematikan handphonenya dan kembali fokus pada meetingnya.
-
The PUB
Ruben dan Wenda sudah sampai di PUB. Mereka sedang berdiri di depan PUB, menunggu Ivan datang ketika ponsel Wenda tiba-tiba berdering, dan ternyata Mia yang menelepon.
"Lo di mana?" Mia bertanya.
"Lagi pergi sama Ruben dan Ivan, kenapa?" Wenda bertanya balik.
"Gue boleh ikut gak?"
"Enggak, gue gak mau Ivan ngerasa awkward," Wenda langsung menjawab dengan cepat.
"I'll behave," ucap Mia.
"Tetep no. Ini double date," ucap Wenda, dia tahu Mia pasti akan mundur begitu tahu Ayu ada di sini.
"Ada si pendek?" Mia bertanya, tidak suka dengan keberadaan Ayu.
"Si pendek yang lo maksud itu peduli sama Ivan. Ivan gak butuh lo dalam hidupnya," Ruben nimbrung.
"Ouch," Mia berkata dalam nada pelan.
"Memang sengaja," kata Ruben sementara Wenda hanya bisa menghela napas.
"Yaudah, bye Wen," Mia mengakhiri teleponnya.
Wenda mendorong tunangannya dengan lembut, "Kamu gak boleh gitu sama Mia," ucapnya.
Ruben menatapnya dan tersenyum paksa, "Dia pantes untuk digituin," ucap Ruben.
Sebelum Wenda sempat berkata apa-apa, mereka melihat Ivan berjalan ke arah mereka dan menyuruh mereka untuk masuk ke dalam PUB.
-
Ivan sudah meminum birnya setengah ketika Ayu naik ke atas panggung. Bukannya dia tidak mendengar bagaimana Ruben menggodanya tentang betapa bucinnya dia untuk penyanyi itu, tetapi dia terlalu fokus pada Ayu untuk repot.
"Tutup mulut lo, nanti nyamuk masuk," goda Ruben. Saat Ayu memandangnya, Ivan akhirnya membuang muka.
"Berisik lo," dia mengambil birnya dan meminumnya.
"Hai! Ini malam akustik bersamaku," Ayu mengawali penampilannya dengan salam. Dia melihat ke kerumunan sebelum mengarahkan pandangannya pada Ivan lagi, "Kalau ini pertama kalinya kalian datang, selamat datang. Kalau kalian pernah ke sini sebelumnya, terima kasih telah kembali. Selamat menikmati lagu pertama kami."
Ini sebenarnya pertama kalinya teman-teman Ivan akan melihat Ayu tampil dan Ivan tidak bisa menahan rasa senangnya karena dia yakin Ayu akan membuat Wenda dan Ruben terkesan.
Lagu pertamanya adalah Delicate oleh Taylor Swift tetapi versi akustik. Ivan memejamkan mata dan mendengarkan dengan seksama. Usai lagu itu, Ayu melanjutkan ke lagu berikutnya. Ketika tiba waktunya untuk lagu terakhir, penonton menyuruhnya menyanyikan sesuatu untuk orang yang spesial. "Baiklah," dia tertawa. "Ada satu lagu, tapi aku akan mengubah liriknya sedikit." Musik dimulai, Ayu memejamkan mata dan bersenandung, hendak bernyanyi.
"Gue yakin ini tentang lo," ucap Wenda. Ivan menggelengkan kepalanya dan tertawa, "Iya, lo kan orang spesialnya Ayu," goda Ruben.
"It's not easy," bisik Ivan pelan agar pasangan itu tidak mendengarnya. Ivan tahu dari pilihan lagu bahwa itu bukan untuknya.
"But I can't move on, I'm sorry that I loved him first," Ivan ingin pergi begitu mendengar kata-kata itu keluar dari mulut Ayu. Menyanyikannya seperti sedang berbicara dengan seseorang. Seperti sedang berbicara dengan Ivan tentang sesuatu. Semua terasa nyata saat Ayu membuka matanya dan matanya bertemu dengan Ivan. "He's the only one. He's the only one I want."
Untuk sesaat, Ivan merasa ini lebih buruk daripada ketika Mia tiba-tiba meninggalkan dia.
-
Setelah lagu terakhir Ayu, Ivan pamit untuk pergi ke toilet. Wenda menatap tunangannya yang dari tadi diam setelah lagu terakhir. Dia menepuk lengannya, Wenda tahu Ruben, tunangannya itu pasti sedang memikirkan apa saja yang ia akan katakan kepada Ayu, menanyakan kenapa Ayu menyanyikan lagu seperti itu. Wenda lega Ayu masih ada di akses pegawai.
"Babe, no!" Ucap Wenda sambil menggelengkan kepalanya.
"Maksudnya?!" Dia bertanya.
"Sayang, itu cuman lagu."
"Selain itu, dia nyanyinya bagus, makanya kamu ngerasain emosi dari lagu itu." Wenda mencoba menenangkannya.
"Tapi Ivan....." dia memulai.
"Ivan udah dewasa untuk menangani masalahnya sendiri. Jangan ikut campur sama hidupnya, sayang," ucap Wenda sambil memegang tangannya.
"Fine," Ruben mengalah, "Bener kata Ivan, suara Ayu bagus," lanjutnya.
Ketika Ivan kembali dari toilet, dia langsung memesan 3 shot vodka. Ruben memperhatikan wajah Ivan berubah, dia tidak bahagia seperti sebelumnya. Ruben tidak ingin ikut campur tetapi Ivan adalah tipe orang yang menahan semuanya sampai terlalu banyak masalah untuk dia tangani.
"Lo sama Ayu lagi kenapa?" Ruben bertanya dengan hati-hati.
Ivan menatapnya dengan aneh, "Emang kenapa?"
"Karena lo sama Ayu dari tadi pesen alcohol tanpa berhenti," Ruben menunjukkan bagaimana Ayu memesan lagi margarita untuknya dan Wenda.
"Nothing's wrong, kita kan di sini untuk have fun," jawab Ivan.
"Terus kenapa tadi dia nyanyi tentang jatuh cinta sama orang lain?" Ruben mengangkat alisnya.
Ivan tertawa gugup, "Berarti dia benar-benar penyanyi yang hebat kan kalau lo aja sampe nanya gini ke gue. Tenang aja, gue gak akan melakukan sesuatu yang bisa nyakitin diri gue sendiri," lanjut Ivan.
Ruben menatapnya dengan cemas, "Lo yakin? Apa gue yang bereaksi berlebihan?" dia bertanya pada Ivan.
Ivan mengangguk, "Iya, lo yang bereaksi berlebihan. Gue dan Ayu baik-baik aja kok," Ivan mencoba meyakinkan Ruben, "All relationships have down times," lanjutnya.
"Iya, gue ngerti itu," ucap Ruben, "Tapi kalau lo butuh seseorang untuk dengerin lo, gue akan selalu di sini," ucap Ruben dengan nada serius.
Ivan tersenyum, "You're scary. Tapi thank you Ben," Ivan sangat menghargai kehadiran Ruben dalam hidupnya.
Ruben menatap dua wanita yang sedang bersenang-senang bersama, "Gue rasa udah waktunya untuk bawa Wenda pulang, sebelum dia terlalu mabuk" kata Ruben sambil tersenyum melihat Wenda yang sedang bersenang-senang dengan Ayu yang sudah mabuk.
"Ayu mabuk banget," ucap Ruben.
"Jangan khawatir, gue bakal urusin dia," kata Ivan, "Boyfriend duties," ucapnya sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling With No Safety Net
FanficIvan secara tidak sengaja memberi tahu sahabatnya bahwa dia mempunyai pacar baru. Tetapi kenyataannya adalah dia tidak mempunyai pacar dan sekarang dia membutuhkan seseorang untuk menjadi pacar palsunya untuk menyelamatkan harga dirinya dan tidak te...