6

426 31 4
                                    

Ayu sudah ada di kafe dari jam 6 sore, sekarang sudah jam 6 lewat dan Ivan masih belum datang. Hal itu membuat Ayu kesal. Bosan menunggu, akhirnya dia menelepon Ivan. Butuh 3 deringan sampai akhirnya Ivan menjawab.

"Lo ada di mana? Gue udah di sini dari jam 6. Kan udah gue bilang jangan terlambat," ucap Ayu dengan nada kesal.

"Iya, ini gue hampir sampai,"

"Hurry!" 

"Iya. Iya. Ini gue udah sampai," kata Ivan padanya.

"Gue duduk di dekat dinding. Ngomong-ngomong, gue udah pesen makanan dan lo yang bayar," ucap Ayu sambil tersenyum saat melihat Ivan berjalan ke arahnya.

Ivan menatapnya sambil menggelengkan kepalanya, "Gue juga gak berharap lo yang bayar kok," ucap Ivan yang tersenyum paksa sebelum mengakhiri panggilan.

-

Setelah mereka selesai makan dan membicarakan detail kesepakatan itu, Ivan memeriksa ponselnya dan melihat pesan baru dari Ruben.

Ruben

Hey, makan malem yuk.

Sorry, ini gue lagi makan malem.

Tumben, sama siapa?

Sama pacar gue.

Okay deh!

-

Setelah texting dengan Ruben, Ivan memfoto Ayu dan mempostingnya di Instagram dengan caption "Pretty <3"

Setelah texting dengan Ruben, Ivan memfoto Ayu dan mempostingnya di Instagram dengan caption "Pretty <3"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ivan menunjukkan postingan itu kepada Ayu. Tetapi Ayu malah fokus pada captionnya, "Awe, lo posting foto gue terus captionnya pretty. Akhirnya lo mengakui bahwa gue cantik," ucap Ayu, menggodanya.

"Iya, pretty. Pretty annoying," Ivan tertawa.

Ayu yang merasa kesal ingin membalas dendam, "Sini, gue bakal posting foto lo juga, jadi orang-orang bakal percaya kita pacaran,"

Ayu yang merasa kesal ingin membalas dendam, "Sini, gue bakal posting foto lo juga, jadi orang-orang bakal percaya kita pacaran,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ayu memposting foto Ivan dengan caption "L O" yang membuat Ivan bingung, "Apa L O? Love?" tanya Ivan.

"Itu mah harapan lo kali. L O artinya LOUD, karena lo berisik," ucap Ayu sambil tertawa.

Tiba-tiba, Ivan memberinya amplop berisi uang, "Nih, uang muka 50% yang lo minta. Uang tunai karena gue gak tahu nomor rekening bank lo."

Ayu menggelengkan kepalanya tidak dan mendorong amplop itu ke arah Ivan.

"Kenapa? Lo gak mau uang tunai? Kalau begitu kasih ke gue nomor rekening bank lo," ucap Ivan, bingung kenapa Ayu tidak mau mengambil uang itu.

"Gue bukan penipu atau gold digger. Buat apa gue ambil uangnya kalau gue belum ngelakuin apa-apa," Ayu menjelaskan.

"Tapi tadi malam lo bilang lo butuh uang muka 50%?" tanya Ivan.

"Gue bercanda," kata Ayu, merasa tidak enak karena Ivan benar-benar menyiapkan uang untuknya. Ayu tersenyum melihat Ivan kebingungan, dia bertanya-tanya dalam hati bagaimana pria sebaik Ivan bisa ditinggalkan dan disakiti oleh mantannya itu. 

-


Begitu Ayu sampai di rumah dan berganti pakaian, dia mendapat telepon dari kakaknya, dan dia tahu persis apa yang akan di bahas oleh kakaknya itu.

"Jadi...." kakaknya memulai

"Apa? Kalau ini tentang Ivan, gue akan tutup teleponnya," ucap Ayu dengan kesal.

"Lo dan sahabat gue...." dia melanjutkan.

"Please deh kak, jangan sok gak tau apa-apa," ucap Ayu, "Gue masih gak percaya lo melakukan ini ke adik lo tercinta," lanjutnya.

"Ya ampun, gue cuman ngebantuin lo untuk dapet uang, lagian Ivan gak mungkin macem-macem" ucap kakaknya. 

"Mantanya is a bitch, lo udah tau itu?" kata Ayu

"Yeah, semua orang tahu itu," kata kakaknya itu, karena memang fakta bahwa Mia adalah orang baik tetapi dia adalah pacar yang buruk untuk Ivan.

"Dan Ivan masih mau balikan? Very stupid," ucap Ayu yang masih tidak mengerti kenapa Ivan masih menginginkan mantannya kembali.

"Cie, lo mulai khawatir ya?" Kakaknya menggodanya. "Kenapa lo gak ngebantu dia move on?" Dia melanjutkan ketika Ayu tidak menjawab pertanyaan pertamanya.

"Ya, Kalau itu ada biaya tambahan," katanya, "Dan lo serius ngejodohin gue sama sahabat lo?!" tanya Ayu.

Wendi tertawa, "Gimana kalau dalam jangka panjang, lo sadar kalau lo ingin menjalin hubungan yang nyata sama Ivan?" Dia bertanya.

"Kak, lo serius?" dia bertanya, sangat marah, "Gak mungkinlah!" Ayu menjamin hal itu tidak akan terjadi.

"Tapi ini kan Ivan, dia ganteng," Wendi terus mendorongnya.

Ayu ingin muntah, "Ganteng? Dari mana ganteng?" dia bertanya.

"Dia baik dan tulus," lanjutnya.

"Lo beneran mau gue untuk pacaran sama sahabat lo?" Ayu bertanya sambil menggelengkan kepalanya.

"No," katanya, "Gue cuman ngomong sebagai kakak lo, gue mendukung kalian berdua," lanjutnya.

"Shut up," Ayu yang sudah cape membicarakan Ivan.

Kakaknya meminta maaf dan mengalihkan pembicaraan dengan membahas tentang pekerjaannya sebelum mengakhiri panggilan.

Falling With No Safety NetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang