22

416 36 2
                                    

Ivan, Wendi, dan Ayu sedang berada di rumah Ivan. Mereka semua akan pergi ke Bali untuk pernikahan Ruben dan Wenda. Ivan sedang duduk dekat kolam renang dengan laptopnya, mengerjakan beberapa pekerjaannya karena dia tahu saat di Bali dia tidak mungkin akan memikirkan kerjaannya, sementara Ayu dan Wendi sedang duduk di ruang tamu sambil menonton TV.

"Kita gak mau ngomongin kalau beberapa malem yang lalu tuh lo sama Ivan pelukan?" Wendi menggoda adiknya.

Ayu memutar matanya, "Enggak, karena gue sama dia gak pelukan."

"You did!" Wendi menunjuk padanya, "Gue punya bukti."

"Lo gak punya bukti."

"Tetap aja! Ivan bakal bilang kalau kalian berdua pelukan pas dia lagi sakit," ucap Wendi.

"Berisik lo! Gue bilang ke Ivan nih kalau lo mau pergi ke bandara sendiri. See you at the airport kak," ucap Ayu yang sudah lelah dengan tingkah kakaknya.

Wendi menatapnya dan mengerutkan dahinya, "Gak adil banget,"

Ayu tertawa, "Fine, gue akan ngebiarin lo ikut sama kita," katanya

Wendi menggelengkan kepalanya, "Lo siapa? Kok jadi lo yang kasih izin," dia bertanya, "Yang punya mobil kan si Ivan," lanjutnya.

"I'm his girlfriend," ucap Ayu sambil nyengir.

Wendi menatapnya dan mengangkat alisnya, "Dia tuh sahabat gue dulu sebelum dia jadi pacar lo," ucapnya, "Dan kalian berdua menjijikkan. You're too sweet with each other. Mata gue jadi sakit tiap liat kalian berdua," lanjutnya.

"Enggak! Manisnya dari mana sih? Gue aja sama dia berantem terus," kata Ayu, tidak setuju dengan apa yang dikatakan kakaknya.

"Gue ulangin, too sweet," ucap Wendi.

"Okay kalau gitu, Ivan tadinya mau beliin kita makanan, karena lo bilang lo jijik sama kita berdua, gue bakal kasih tahu dia kalau dia gak perlu beliin lo makanan," Ayu berdiri, berjalan ke tempat Ivan berada.

"Tunggu," Wendi segera berdiri dan mengikutinya, "Kalian berdua tuh gak menjijikkan, gue suka pasangan yang sweet," 

"Gila, lo bakal ngelakuin apa aja demi makanan," kata Ayu sambil menggelengkan kepalanya.

Rupanya Ivan mendengarnya sehingga dia menatap Ayu dengan bingung, "Siapa? Kakak lo? Iyalah, Wendi bakal ngelakuin apa pun untuk makanan," ucapnya.

"Emangnya lo udah selesai ngurusin kerjaan? Belum kan? Fokus dan selesaiin pekerjaan lo dulu," ucap Ayu, menyuruh Ivan melanjutkan pekerjaannya.

Ivan menghela napas dan kembali melanjutkan pekerjaannya. Ayu berjalan kembali ke ruang tamu dan mengecek chat baru dari Wenda.


Wenda

AYUUU

Lo sama Ivan bakal sampe di Bali jam berapa?

Sekitar jam 7. Kenapa????

I need helppp.

Wedding stuff. Bridal shower. Lo pasti bakal ikut kan? Pasti bakal tambah seru kalau ada lo.

OF COURSE!!

Okiee. See youuu!


-

Ayu menghela nafas dengan keras, Ayu yang awalnya tidak mengenal teman-teman Ivan sama sekali dan sekarang malah berteman dekat dengan teman-teman Ivan hanya dalam sebulan. Ayu mulai mondar-mandir, mengkhawatirkan segalanya. Dia menatap Ivan yang berada di luar, dekat kolam renang, terlihat sangat santai. Mengapa Ivan begitu santai namun dia sangat gugup? dia ingin mundur.


-


Sesampainya di Bali, Ivan dan Wendi langsung pergi menemui Ruben, meninggalkan Ayu sendirian. Ayu merasa bosan, jadi dia memutuskan untuk mengganggu Ivan.


Ivan

I'm bored

Hey bored, I'm busy.

Your joke is as old as you.

Gue sibuk bantuin Ruben ngurusin pernikahannya. Gue gak nyangka kalau gue bakal terus-terusan sama Mia di Bali.

Oh. Lo lagi sama Mia? Enjoy.

Flirt sama dia kalo bisa. 

Huh?

Iya, flirt with her. Bukannya tujuan dari semua ini itu untuk balikan sama Mia? 

Dia udah mulai kasih liat kalau dia masih suka sama lo. Sedikit dorongan lagi dan dia pasti bakal minta balikan.

Oh. Iya juga ya.

Loh, kok gitu? Hahahaha, lo belum lupa, kan? Apa gunanya kita akting kalau lo gak akan balikan sama dia?

Right.

You're right. I should flirt with her.


-


Ayu menghela nafas, dia yang menyuruh Ivan untuk menggoda Mia tapi dia juga yang merasa kecewa karena Ivan sedang bersama Mia sekarang. Ayu menggelengkan kepalanya, ini buruk. Dia seharusnya tidak merasa seperti ini. Dia perlu menghapus semua pikiran dan perasaan ini. Karena waktu menunjukkan jam 9 malam di Bali, dia memutuskan untuk pergi ke bar di dekat hotel.

Ayu sedang menikmati waktu sendiri ketika dia melihat Stefan dari seberang ruangan berjalan ke arahnya. Ayu tahu Stefan sedang mabuk, jadi dia mencoba bersikap seolah-olah Stefan tidak ada di sana tetapi Stefan terus-menerus menggodanya dan dia semakin tidak nyaman. Ayu sedang memikirkan apakah dia harus chat Ivan yang sedang asik dengan Mia untuk menjemputnya atau tidak.

Falling With No Safety NetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang