3

437 26 2
                                    


Ivan sedang berada di ruang kantornya, menandatangani beberapa dokumen penting ketika tiba-tiba pintu ruangannya terbuka dan sahabatnya masuk, "Selamat pagi, I'm getting married!" ucap Ruben dengan senyuman terbesar di wajahnya.

"What?!" Ivan langsung melebarkan matanya setelah mendengar apa yang baru saja dikatakan sahabatnya itu.

"I'm getting married! Gue tadi malem ngelamar Wenda!" ucap Ruben dengan senyuman yang tak lepas dari wajahnya.

"Fucking finally!!" Ivan tersenyum dan berdiri untuk memeluk sahabatnya yang pendek itu sedangkan Ruben hanya tertawa.

Setelah mereka berpelukan, mereka duduk di sofa, "Kapan pernikahannya?" tanya Ivan penasaran.

"Belum tau sih, tapi pasti soon!" "Dan sebagai best man gue, lo akan siap kapanpun, kan?" tanya Ruben.

"Gue? Best man?" 

"Iyalah! Kita udah temanan dari kecil.  Kan itu aturannya, siapa pun yang menikah lebih dulu, yang satunya jadi best man! Masa lo lupa?" ucap Ruben

"I'm kidding. Gue ingetlah, gak mungkin lupa," ucap Ivan. 

Ivan memperhatikan bagaimana Ruben tiba-tiba terdiam, "Kenapa?" tanya Ivan yang tiba-tiba menjadi khawatir. 

"Gue kan nikahnya sama Wenda. Yang berarti mantan lo bakal ada di sana, antara jadi bridesmaid atau jadi maid of honor Wenda pasti."

"Kalo lo gak mau, ya it's okay. Gue bisa minta orang lain buat jadi best man gue" ucap Ruben dengan wajah sedih.

Sejujurnya Ivan merasa tidak nyaman kalau  dia harus bekerja sama dengan mantannya itu, tetapi dia tidak ingin mengecewakan sahabatnya. "I'll do it! Lagipula gue udah punya pacar kok," Ivan ingin menampar dirinya sendiri saat kata-kata itu keluar dari mulutnya. Dia tidak bisa menarik kembali kata-kata itu, he's fucked up now.

"Bukannya  baru kemarin lo nanya kabar dia?" Ruben menatapnya dengan bingung. Ivan hanya bisa tertawa gugup, "Ya, cuman pengen tahu aja kalo  kita berdua udah move on atau belum." Ivan tersenyum dengan canggung.

Ruben butuh beberapa detik untuk menyadari apa yang dikatakan Ivan, bahwa Ivan mempunyai pacar. Bahwa sahabatnya ini mempunyai pacar baru dan Ruben tidak tahu apa-apa tentang itu. "Hah? Lo punya pacar? Siapa?" Ruben menuntut untuk tahu.

"Kenapa gue gak dikasih tau apa-apa?" Ruben terus membombardir Ivan dengan pertanyaan, ingin tahu siapa gadis yang berhasil membuat Ivan move on.

"You'll meet her soon," Setiap kata yang keluar dari mulut Ivan membuatnya ingin menabrak dinding. Dia terus memperburuk situasi, tetapi dia melihat betapa bahagianya Ruben setelah dia mengatakan kepadanya bahwa dia mempunyai pacar baru. 

Mereka memotong pembicaraan mereka karena Ruben memiliki pekerjaan yang harus dilakukan. Saat Ruben akhirnya pergi, Ivan langsung menjatuhkan kepalanya di atas meja. Dia bodoh karena tiba-tiba mengatakan dia sudah mempuyai pacar baru, situasi ini membuatnya ingin minum alkohol dan melupakan keseluruhan pembicaraan.

Falling With No Safety NetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang