Chapter 25

11K 951 4
                                    

Nggak deng, aku triple up. Baca dulu 23 baru lanjut, takutnya salah (๑・ω-)~♥”

"Sialan! Lagi-lagi dia bisa lolos! Dasar anjing-anjing tak becus!" Maki seorang gadis dengan mengacak-acak rambutnya frustrasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sialan! Lagi-lagi dia bisa lolos! Dasar anjing-anjing tak becus!" Maki seorang gadis dengan mengacak-acak rambutnya frustrasi. Gadis itu adalah Putri, dia yang mencoba mencelakai Azura lagi.

Nafas gadis itu tak beraturan. "Gue nggak bakal biarin lo lolos kali ini. Siap-siap aja mati di tangan gue!"

_____

"Penggal kepalanya!" titah seorang pria yang di panggil Raja oleh rakyatnya.

Di sana, ada seorang gadis yang terlihat tak baik-baik saja, gaun yang dulunya putih menjadi kotor dengan bercak darah dan debu, rambutnya panjang yang dulunya tergerai indah menjadi acak-acakan.

Sorak sorai orang-orang menyoraki gadis itu.

"Bunuh dia!"

"Bunuh dia!"

"Ayo bunuh jalang itu!"

"Musnahkan musuh dari sini!"

"Ya! Bunuh dia!"

"Penggal kepala perempuan itu!!"

"Jangan!!"

Terlambat. Teriakan itu terlambat, pedang sudah dilayangkan algojo itu pada leher sang perempuan.

_____

Azura terbangun dari tidurnya dengan nafas terengah, matanya mengitari sekiar, syukurlah dia masih di kamarnya. Azura menaikan tangannya menutup matanya. "Mimpi itu lagi," gumamnya sebelum bangun ke kamar mandi.

"Siapa? Siapa orang itu?" gumam Azura sambil merendam dirinya di buthup.

Azura membersihkan tubuhnya, setelah selesai gadis itu turun ke bawah untuk sarapan. Saat lift sampai di lantai bawah, Azura menyerit kala melihat Sarah sudah duduk anteng di kursi meja makan.

"Lo ngapain pagi-pagi udah di sini?" tanya Azura sinis dan duduk di samping gadis itu dan Zero, Azura berada di tengah mereka berdua.

"Ngajakin lo joging," ujar Sarah sambil tersenyum manis.

"Cih, bilang aja lo mau numpang makan, kan?" sargah Azura dengan memincingkan matanya. Baru saja Zero akan menimpali tapi kata itu tapi Azura sudah lebih dulu.

"Ehehe, tau aja lo."

Mereka mulai makan pagi dengan nikmat, tapi sesuatu yang terjadi pada Alasya membuat Leonardo panik. Wanita itu berlari bak dikejar sesuatu sambil menutup mulutnya.

"Huek ... huek ... huek..."

Wanita itu mencoba mengeluarkan isi perutnya tapi yang keluar hanyalah cairan lendir.

Mysterious GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang