Bab 19. Ultah Nadine

13 12 6
                                    

。♡ 25 Februari 2022 ♡。

WARNING!!!

JANGAN PLAGIAT CERITA INI!!

JANGAN BACA KALAU UNTUK DIPLAGIAT!

Assalamualaikum teman teman semua

Kalian siap untuk meramaikan kolom komentar?

Harus ramai ya! Supaya aku bertambah semangat untuk update! Hehehe love you guys!

Kalian sudah vote belum? Kalau belum, vote dulu yuk!

Harapan kalian di bulan Februari ini apa? Komen dong!

Siapa yang ultah di bulan Februari? Komen sini!

Kalian lebih suka cowok Korea atau western? Komen, yuk!

Jangan pernah bosan untuk terus mendukung karya Ajarkan Aku, ya!

Aku sayang kalian semua💜

➷➷➷➷

A.J.A.R.K.A.N  A.K.U

"Berjuang sendirian itu tak enak, lebih enak berjuang bersama-sama"

.....

Biarkanlah orang berkata.
Genggam aku tetap setia.
Jalani hidup dengan cinta.
Ku takkan akan.
Pernah menyesal hidup denganmu.

🎼Tetap Disini - Tri Suaka🎧

--------------------------------------------

HAPPY READING -!!

19. Ultah Nadine

"Menghindariku, Sayang?" tanya Shaka, dengan sebutan sayang di akhirnya.

"Mampus." batin Nadine. Ia menatap Shaka dengan menyengir tak jelas, padahal ia mati-matian menahannya.

Shaka memanggilnya sayang, karena mereka sudah resmi berpacaran. Ya! Kejadian semalam itu, saat di mana Shaka menembaknya.

"Engga kok, kata siapa?" timpal Nadine dengan tenang.

"Oh, iya? Kamu kira aku bakal percaya?"
Pertanyaan Shaka tadi membuat Nadine ketar-ketir. Ia bingung menjawabnya, ia harus jawab apa?

Kemudian ia tak sengaja melirik, ke arah dasi Shaka yang berantakan, dan ia pun mempunyai ide yang cemerlang.

"Oh, iya. Dasi kamu berantakan tuh, aku benerin, ya." kata Nadine dengan alibinya. Ia lalu mengarahkan tangannya pada dasi Shaka, tapi Shaka menghentikannya, dan malah menahan tangannya.

"Jangan mengganti topik, jawab dulu pertanyaanku tadi." imbuh Shaka. Nadine terdiam seketika.

"Eh? Pertanyaan apa, ya? Aku lupa." tambah Nadine dengan berpura-pura lupa sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Padahal ia sendiri masih sangat ingat dengan pertanyaan Shaka tadi, apalagi dirinya mempunyai ingatan yang kuat.

Shaka memutar bola matanya malas. "Jangan pura-pura amnesia deh, jawab aja napa."  

"Yaudah, iya."

"Jadi, kenapa?" tanya Shaka lagi.

"A-aku malu." gumam Nadine dengan gugup. Walaupun ia berbicara dengan suara kecil, Shaka masih tetap bisa mendengarnya.

Tolong Ajarkan Aku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang