Kecewa

4K 234 0
                                    

Azela tampak menatap ke arah pintu utama rumah itu, matanya menatap tajam dua orang yang baru saja muncul dari pintu itu dan yang tak lain adalah Rayon dan juga Fea. Kali ini cowok itu membawa Fea ke rumah dan tentu saja kehadiran gadis itu mendapat tatapan tajam dari Azela yang tengah berdiri disana.

Bertepatan dengan itu, Fea memulai sandiwaranya. Ia meraih tangan Rayon dan langsung menggandengnya sambil menatap Rayon dengan tatapan sedih, ini adalah sala satu jurus Fea agar Rayon membelanya. Melihat itu, Azela langsung membulatkan matanya dan kemudian menatap Rayon seolah memberikan isyarat untuk melepas gandeng dari Fea tapi sayangnya cowok itu hanya diam saja.

Azela yang tidak suka melihat tingkah Fea yang seenaknya langsung berjalan ke arah dua orang itu dan menepis paksa tangan Fea dari Rayon, ia bahkan menatap Fea dengan lantang. Ia juga sudah memperingatkan Fea kemarin untuk menjaga jarak pada Rayon tapi tampaknya gadis itu tak menggubris ucapan Azela waktu itu.

"Lo apa-apaan sih!" Bentak Fea sambil mendorong Azela.

Azela yang mendapat serangan tiba-tiba dari Fea membalas perbuatannya dengan hal yang sama pula, Azela membalas dorongan itu.

"Lo ngapain gandeng-gandeng cowok gue?! Gak usah kecentilan lo!"

"Azela!" Bentak Rayon.

"Cewek kamu keterlaluan banget sih Ray, kasar banget jadi orang!"

Hal yang mengejutkan lagi-lagi terjadi, Fea kini berlindung di belakang Rayon seolah-olah ia takut dengan Azela dan ini adalah sala satu taktik Fea. Ia ingin Rayon membelanya dihadapan Azela.

"Ngapain kamu bawa dia kesini?!" Tanya Azela kasar.

"INI RUMAH AKU!" Teriak Rayon. Azela dan juga Fea menatap Rayon dengan ngeri, cowok itu berada di puncak kemarahannya. Kali ini Fea berhasil membuat Rayon membelanya, tatapan liciknya bisa di tangkap oleh sorot mata Azela yang kini menatap gadis itu.

Azela tertawa hambar dan kemudian mundur beberapa langkah, gadis yang berada di belakang Rayon itu memang perusaka segalanya. Rayon bahkan seperti bertekuk lutut padanya. Mungkin Rayon benar, ini memang rumahnya tapi bisakah ia mengerti dan memahami kondisi yang ada di rumah itu? Ada Azela disana dan Azela tak suka pada Fea, harusnya ia bisa mengerti akan kondisi itu.

"Ini memang rumah kamu tapi kamu bisa gak sih hargai aku? Aku ada disini tapi kenapa kamu bawa perempuan itu!" Ucap Azela sambil menunjuk Fea.

"Kamu bisa diam gak?! Gak usah banyak ngatur! Mau aku bawa siapa aja ke rumah ini, itu bukan urusan kamu!"

Deg!

Jantungnya berdegub kencang, Azela hanya bisa diam sambil menatap Rayon dengan tatapan tidak percaya. Kali ini di hadapan Fea, Fea bisa melihat dengan jelas bagaimana Rayon membelanya dan malah menyudutkan Azela. Azela masih tidak percaya kalau Rayon mengatakan itu padanya, membentaknya di hadapan perempuan yang sangat dibencinya, perempuan yang merusak hubungannya dengan Rayon.

"Kamu bela dia?" Tanya Azela pelan.

"Egois!" Lanjut Azela dengan muak.

"Kamu yang egois!" Balas Rayon tak terima.

"Cuman karena aku gak suka dia datang kesini kamu bilang aku egois? Kamu mikir gak sih gimana perasaan aku, apalagi ngelihat kamu di gandeng sama dia!"

"Gak usah permasalahin hal sepele bisa gak sih?!"

"Apa sepele? Menurut kamu ini sepele? Gilak yah kamu jadi orang!" Teriak Azela.

Rayon yang kesabarannya diambang batas langsung berjalan mendekati Azela dan kemudian melayangkan satu tamparan ke pipinya dan tamparan itu berhasil membuat Azela terduduk di lantai sambil memegangi pipinya yang terasa panas dan sakit akibat tamparan yang diberikan Rayon. Air matanya kian menetes, rasanya sangat perih.

RAYON [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang