Azela memutar tubuhnya ketika mendengar suara Davin memanggilnya dari belakang dan bisa di lihat cowok itu tersenyum sambil berlari kecil menghampiri Azela.
Jika dulu Azela tak pernah diantar jemput oleh Rayon kini ada Davin yang sangat bersedia untuk mengatar dan menjemput Azela kuliah bahkan ia sangat senang dan sama sekali tidak merasa bahwa itu adalah beban dan walaupun terkadang Azela merasa tidak enakan karena sudah merepotkan Davin bahkan disaat Davin sibuk sekalipun ia akan tetap menemui Azela jika gadis itu membutuhkannya.
"Hai," sapa Azela dengan ramah tak lupa dengan senyuman manisnya.
"Gimana hari ini? Senang?" Tanya Davin perhatian.
Azela menggelengkan kepalanya pelan menandakan bahwa tak ada yang special hari ini, semuanya terasa sama saja dan membosankan.
Davin meraih puncak kepala Azela dan kemudian mengelusnya dengan lembut.
"Gue bakal buat hari lo lebih enak kali ini, yuk masuk ke mobil."
Azela tersenyum tipis, Davin itu memang sangat perhatian. Azela hanya bisa menuruti perkataan Davin karena ia merasa tidak enak jika harus menolaknya dan ditambah lagi Davin selalu membawanya ketempat yang tentram dan membuat Azela merasa legah, cowok itu tak pernah gagal untuk membawa Azela ketempat yang nyaman dan tak hanya itu, perlakuannya pun dapat membuat Azela sangat nyaman.
Mereka pun pergi ketempat yang Azela sendiri tidak tahu akan di bawa kemana yang jelas hanya Davin dan Tuhan yang tahu tempatnya.
"Gue cuman mau lo ngerasa aman dan nyaman," ucap Davin tiba-tiba dan sesekali melirik Azela yang berada disampingnya.
"Kenapa lo bilang gitu?" Tanya Azela.
"Karena gue punya alasan sendiri," jawab Davin seadanya.
"Vin," panggil Azela.
"Gue gak tahu harus gimana balas kebaikan lo," lanjutnya sambil menatap Davin yang sedang fokus nyetir.
Davin terkekeh pelan mendengarnya.
"Gue gak minta lo buat balas semuanya Zel," jawab Davin.
Azela terdiam setelah mendengarnya.
Davin memarkirkan mobilnya di parkiran yang tersedia disana. Cowok itu ternyata membawa Azela ke sebuah tempat yang sangat indah, terlihat di sekelilingnya terdapat banyak pepohonan dan tentunya jauh dari kebisingan kota. Azela tersenyum puas saat Davin membawanya ketempat itu, benar-benar membuatnya tenang.
Mereka pun memutuskan untuk berjalan-jalan mengelilingi tempat tersebut. Sepanjang perjalanan Azela sangat menikmati suasana nya. Melihat Azela bahagia seperti ini tentu saja Davin ikut bahagia.
"Tempatnya bagus banget," ucap Azela takjub.
Davin tersenyum ramah sambil merangkul bahu Azela.
"Suka?" Tanya Davin.
"Banget!!!"
Keduanya terlihat sangat dekat hari itu, ini hari yang sangat indah bagi Davin. Bersama Azela seharian membuatnya sangat bahagia melebihi apapun bahkan waktu terasa sangat singkat jika kita bersama dengan orang yang kita cintai.
Azela sendiri pun tidak tahu apa yang membuatnya senyaman ini pada Davin tapi ia rasa karena perlakuan Davin padanya, Azela pun merasa sangat senang jika bersama dengan Davin. Bagi Azela, Davin itu penenang. Ia memiliki seribu satu cara untuk membuat Azela lupa akan kesedihan yang ia hadapi.
"Makasih banget Vin, lo bisa buat gue lupa sama masalah yang gue hadapi. Gue benar-benar ngerasa plong banget," ungkap Azela sambil menatap Davin dengan dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAYON [Tahap Revisi]
Teen FictionBanyak orang yang merasa kehilangan karena kurang menghargai arti sebuah kehadiran. Menceritakan tentang hubungan antara Rayon dan Azela dimana hubungan mereka masuk kedalam hubungan yang Toxic. Sosok Rayon yang lebih memilih Fea sahabatnya sendiri...