Dunia baru

3.6K 211 20
                                    

Pagi itu Rayon menjemput Fea ke Apartemennya, seperti biasanya mereka akan pergi ke kampus bersama. Gadis itu pun masuk ke dalam mobil milik Rayon dan tentu saja Rayon menyambut Fea dengan sangat ramah. Setelah itu Rayon pun segera melajukan mobilnya karena sebentar lagi dosen akan masuk.

Keduanya terlihat biasa saja dan bicara seperti biasanya dan bahkan tak membahasa masalah antara Rayon dan Azela. Tentu saja kepergian Azela dari rumah Rayon membuat Fea sangat bahagia dan langkah selanjutnya adalah ia berharap bahwa hubungan keduanya cepat berakhir dan dengan begitu Rayon akan menjadi miliknya seutuhnya.

"Gimana kabar Daddy kamu?" Tanya Rayon.

"Katanya minggu ini bakalan pulang ke Jakarta," jawab Fea.

"Baguslah kalau pulang tapi katanya mau ke bali lagi yah? Dengar-dengar mau bangun restoran baru," ucap Rayon.

"Benar tau! Daddy mau kesana lagi, gak capek apa? Kasihan lihat dia sibuk mulu."

Rayon terkekeh pelan sambil mengelus punggung tangan Fea dengan lembut.

"Namanya juga kerja, lagian disini kamu gak kesepian kok. Masih ada aku yang stay sama kamu," jawab Rayon.

Mendengar itu membuat hati Azela senang dan legah kemudian disandarkannya kepalanya di bahu Rayon.

"Jangan pernah tinggalin gue yah Ray, gue butuh lo sampai kapan pun itu."

"Gue janji Fe gak akan ninggalin lo," jawab Rayon dengan setulus hati.

Bagaimana dengan Azela? Sehancur apalagi perasaannya jika mengetahui ini? Bahkan Rayon sendirilah yang memintanya untuk pergi dan meninggalkan Rayon dan Rayon sendiri yang mengatakan bahwa ia tak mau lagi melihat Azela.

Baru saja Rayon tak memikirkan Azela tiba-tiba muncul begitu saja diingatannya masa-masa indah saat bersama Azela. Gadis itu pernah meminta pada Rayon agat Rayon selalu bersifat baik padanya dan menyayanginya, bahkan Rayon sendiri rindu masa-masa itu tapi sayangnya ia tak bisa seperti dulu lagi. Entah apa yang menyebabkan itu semua berubah begitu saja.

Bahkan saat Azela memeluknya disaat ia menangis karena begitu saja di telantarkan oleh orang tuanya, Azela lah satu-satunya yang berada di sampingnya dan mengurusnya. Rayon masih mengingat itu, apalagi saat Azela  datang ke rumah itu untuk pertama kalinya dan mereka hidup berdua di dalamnya.

"Azela," gumam Rayon.

"Kenapa sama cewek itu? Bukannya kamu udah gak mau lihat dia lagi?" Tanya Fea dengan nada kesal.

Rayon diam dan memilih untuk tidak menjawab pertanyaan Fea. Jika ini dibahas tentu Fea takkan suka dan berakhir mereka akan selisih faham dan untuk itu lebih baik Rayon diam dan tak usah membahasnya dengan Fea, percuma juga Fea takkan mengerti.

***

"Lo Azela kan?" Tanya Farel pada Azela untuk memastikan bahwa ia tak salah orang.

Azela mengangguk pelan, melihat Farel yang berada di depannya membuat Azela berfikir sebentar karena wajahnya sangat tidak asing.

"Gue Farel, sahabatnya Rayon. Kita jumpa di club kemarin pas Rayon lagi mabuk berat," ucap Farel yang memperkenalkan dirinya.

Azela mengangguk pelan saat sudah mengingat wajah Rayon yang begitu tidak asing baginya.

"Ada apa yah tiba-tiba nyamperin gue?" Tanya Azela bingung.

Farel menghela napas gusar dan di tatapnya Azela dengan sangat tidak tega, Rayon benar-benar kehilangan akal karena terlalu menyia-nyiakan Azela.

RAYON [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang