Sebuah pertemuan

4.1K 278 6
                                    

Happy reading

"Azela!!!"

Azela menoleh ke sumber suara melengking itu, sebelum ia menoleh ke arah suara itu, ia sudah yakin kalau itu tidak lain dan tidak bukan adalah suara dari sahabatnya, Stevie. Gadis bertubuh tinggi dengan rambut berwarna brown sugar itu sudah berdiri di sampingnya sambil menatap Azela dengan tatapan berbinar, Stevie ini memang selalu tampak bersemangat. Berbeda jauh dengannya, yang tampak tak punya semangat.

Mereka bersahabat semenjak duduk di bangku perkuliahan semester satu dan kebetulan pada saat itu mereka duduk bersebelahan. Selama kuliah ini, Stevie satu-satunya teman yang Azela miliki dan hanya Stevie lah Azela menceritakan semua keluh kesahnya.

"Kenapa Stev?" Tanya Azela ramah sambil menyusun beberapa kertas yang berantakan diatas mejanya.

"Hari ini pulangnya sama siapa?" Tanya Stevie.

"Sendiri dong, emang gue pulang sama siapa lagi coba?" Jawab Azela santai.

"Rayon?" Tanyanya pelan.

Azela terdiam beberapa detik sebelum menjawab ucapan Stevie barusan, ia bingung harus menjawab apa. Pasalnya, tidak ada hal yang bisa di harapkan dari pacarnya yang bernama Rayon itu. Karena apa? Karena yang selalu di prioritaskan oleh Rayon hanyalah Fea seorang.

Azela menghela nafas gusar, "Lo kek gak tahu si Rayon aja. Udah pasti dia pulang sama Fea," jawab Azela.

Stevie yang mendengar itu bahkan ikutan kesal, ia tak habis pikir kalau ada cowok sejahat Rayon. Bisa-bisanya lebih memprioritaskan perempuan lain yang berstatus sebagai 'sahabat' daripada pacarnya sendiri.

"Emang gilak yah cowok lo itu!" Jawabnya kesal.

Stevie spontan merangkul Azela, ia paham betul bagaimana perasaan sahabatnya itu dan tentu saja itu seperti beban yang harus disandangnya setiap hari.

"Gak usah pikirin Rayon, hari ini lo pulang sama gue aja. Gue mau ajak lo ke satu tempat, gak jauh kok dari sini. Mau yah, ikut sama gue?"

Azela tampak berfikir, lagi pula tak ada salahnya untuk ikut. Bukankah dirumah pun ia tidak ngapa-ngapain dan akan sangat membosankan jika dirumah terus. Dan pada akhirnya Azela memilih untuk ikut dengan Stevie, ia juga butuh refreshing sesekali dan melupakan masalahnya dengan Rayon.

"Eummm, boleh deh." Jawab Azela dan mendengar persetujuan itu membuat Stevie sangat senang karena biasanya setiap diajak, pasti Azela selalu menolak dan memberikan banyak alasan, tapi tidak dengan kali ini.

Mereka berdua pun segera pergi menuju parkiran mobil dan setelah itu mereka pergi menuju tempat yang dimaksud oleh Stevie dimana, Azela sendiri tidak tahu kemana ia akan di bawa oleh Stevie dan ketempat seperti apa yang akan mereka kunjungi dan selama di perjalanan yang mereka lakukan hanya membahas soal Rayon dan Fea. Beban yang Azela tanggung hanyalah itu, tak heran kenapa Azela tidak pernah bersemangat ke kampus.

Tak membutuhkan waktu yang lama, kini mereka sudah sampai tujuan. Tempat yang di maksud oleh Stevie itu adalah sebuah cafe yang bernuansa eropa, tempatnya tampak sangat tenang.

"Ini cafe baru punya sahabat aku Zel, aku ngajak kami kesini supaya kita sama-sama nyobain."

Azela diam dan hanya mengangguk pelan, ia hanya mengikuti Stevie. Kini mereka memasuki cafe tersebut, bisa dilihat oleh Azela bahwa di pintu itu masih tergantung tulisan 'close' tapi di dalam sana ada beberapa karyawan yang tengah beraktivitas.

RAYON [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang