Soal kepergian Azela bersama dengan Davin dua hari lalu sudah sampai ke telinga Rayon bahkan Azela sendiri tidak tahu siapa yang tega memberi tahukan hal itu pada Rayon sehingga Rayon membawa Azela paksa kembali ke rumahnya. Disana Rayon benar-benar mengintrogasi Azela bahkan cowok itu tidak mau menyelesaikan hal ini dengan cara baik-baik. Ia terus marah dan membentak Azela sehingga terjadi keributan besar antara mereka.
Kekacuan dan keributan lagi-lagi terjadi di rumah itu, Rayon dengan emosinya yang tidak bisa di kontrol dan Azela yang kali ini tidak mau diam dan menangis seperti orang bodoh, ia tidak mau lagi seperti itu. Ia bahkan berani melawan Rayon sekarang dan itulah yang membuat suasana rumah itu menjadi riuh.
"Aku kasih kamu waktu seminggu buat nenangin diri kamu tapi kamu malah pergi sama cowok lain!" Bentak Rayon dengan wajahnya yang memerah.
Azela tertawa hambar, "dia sahabat aku!"
"Sahabat? Apa-apaan kamu?! Aku gak ijinin kamu buat sahabatan sama dia!"
"Aku gak perlu ijin dari kamu! Kamu bukan suami aku! Coba kamu tarik ke diri kamu sendiri, emangnya kamu pernah ijin sama aku buat temanan sama Fea?"
"Kamu ngapain bawa-bawa Fea?!" Bentak Rayon.
"Kalau gitu kamu jangan bawa-bawa Davin! Dia ngajak aku ke pantai biar aku bisa tenang, emang kamu? Kamu gak pernah perlakuin aku kek gitu! Kamu juga gak pernah luangin waktu kamu buat aku! Davin emang orang baru di hidup aku, tapi dia bisa luangin waktunya buat aku!"
Rayon sungguh terkejut mendengar ucapan yang keluar dari mulut Azela barusan, kali ini kekasihnya itu membandingkannya dengan laki-laki lain. Belum pernah gadis itu membandingkannya dengan siapapun tapi sekarang? Laki-laki yang baru saja masuk ke dalam hidup Azela itu membuat Rayon geram. Rayon jelas tidak bisa menerima itu.
"Dan kamu! Kamu cuman habisin waktu kamu sama Fea!" Lanjut Azela dengan menekankan suaranya.
"Terus sekarang kamu lebih milih dia daripada aku?!"
"Kelihatannya?"
Jawaban yang sungguh tak terduga, rasanya sakit sekali. Rayon menatap Azela dengan tatapan tidak percaya, ia masih mencoba mencerna ucapan Azela barusan. Kenapa rasanya sakit sekali? Rayon merasa perutnya ngilu dan sesak di dadanya.
"Kamu selingkuh sama dia sampai sebela itu?"
Azela yang sudah muak mendengarnya langsung melayangkan tamparan tepat di wajah cowok itu, Azela sendiri bahkan tak pernah berniat untuk selingkuh tapi Rayon? Ia malah menuduh yang tidak-tidak.
"Kamu pikir aku itu kamu apa? Aku gak sekotor kamu!"
Rayon diam sambil menahan rasa perih diwajahnya akibat tamparan yang dilayangkan oleh Azela barusan.
"Maksud kamu apa?! Kamu pikir aku juga selingkuh?!"
"Iya! Kamu selingkuh! Kamu ciuman sama Fea, kamu having sex sama dia! Kamu pikir itu gak selingkuh?!"
Rayon langsung mencengkeram kedua bahu Azela dengan kuat dan menyandarkan Azela keding-ding, Azela hanya bisa meringis kesakitan sambil memukul-mukul tangan Rayon yang masih saja mencengkeramnya.
"Kamu yang selingkuh sama dia! Jelas-jelas kamu nyandar ke dia Azela!"
"AKU GAK SEJAHAT KAMU SAMPAI HARUS CIUMAN SAMA CEWEK LAIN DAN HAVING SEX SAMA CEWEK LAIN! AKU GAK SEBEJAT KAMU RAYON!" Teriaknya dengan kencang dan detik itu juga air matanya mengalir dengan deras.
Perlahan tangan Rayon pun mulai melepas cengkramannya, keributan diantara mereka berdua belum juga berakhir.
"Kamu sadar gak sih Ray kalau kamu tuh terlalu posesif jadi orang!" Bentak Azela tak terima dengan tuduhan yang Rayon berikan Karena mengatakan bahwa dirinya selingkuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAYON [Tahap Revisi]
Teen FictionBanyak orang yang merasa kehilangan karena kurang menghargai arti sebuah kehadiran. Menceritakan tentang hubungan antara Rayon dan Azela dimana hubungan mereka masuk kedalam hubungan yang Toxic. Sosok Rayon yang lebih memilih Fea sahabatnya sendiri...