Berita duka

6.5K 239 32
                                    

"Dimana Azela?" Tanya Davin dengan tegas pada Rayon.

Rayon mengerutkan keningnya, ia masih bingung dengan kedatangan Davin dan malah menanyakan Azela ada dimana. Jelas-jelas empat jam yang lalu Azela sudah pulang dan Rayon pun sama sekali tidak tahu Azela dimana.

"Gue gak tahu Azela dimana," jawab Rayon.

Davin tersenyum miring dan kemudian menarik kerah baju Rayon.

"Jelas-jelas tadi siang Azela pamit ke gue katanya mau ketemu lo," ucap Davin.

"Tadi siang Azela emang kesini tapi dia udah balik!"

Davin mengertukan keningnya dan menatap Rayon dengan tajam.

"Lo biarin dia balik sendiri? Lo gilak yah?! Dia tuh lagi sakit!"

Davin menyadari ucapannya, sial. Ia malah keceplosan, harusnya ia tak mengucapkan hal itu. Cowok itu larut dalam emosinya sampai-sampai ia malah keceplosan dan hal hasil membuat Rayon bertanya-tanya.

"Sakit? Azela sakit apa?" Tanya Rayon dengan nada yang sedikit panik.

Davin memilih diam dan tak mau menjawabnya.

"GUE NANYAK! JAWAB ANJING!" Teriak Rayon.

"Lo perduli soal itu? Dari dulu lo kemana aja? Dan satu lagi, lo gak berhak tahu Azela sakit apa!" Tegas Davin.

"Gue co-"

Belum sempat Rayon melanjutkan ucapannya, Davin langsung memotong ucapan Rayon.

"Lo bukan cowoknya!"

"Lo gak pantes buat Azela," lanjut Davin dengan tatapan kecewa dan marah.

Setelah puas mengatakan itu, Davin pun pulang dan Rayon masih tetap berdiri di teras rumahnya dengan perasaan hampa. Ia bahkan bertanya-tanya apa benar yang Davin katakan? Apalagi saat Rayon melihat Azela, gadis itu sangat pucat dan Rayon bahkan tak menyadari bahwa selama ini Azela sedang sakit.

"Siapa yang datang?" Tanya Fea sambil mengelus perutnya yang dimana di dalam sana ada anaknya Rayon.

"Davin, teman dekatnya Azela."

Fea menghela napas pelan.

"Ngapain dia datang?" Tanya Fea lagi.

"Nyari Azela," jawabnya singkat.

Fea menatap Rayon dengan kesal.

"Kamu masih berhubungan sama Azela? Ingat, kita udah mau nikah. Aku gak mau kamu nemui Azela," ucap Fea sebagai tanda peringatan.

Rayon tak merespon apa-apa, matanya melirik perut Fea yang masih rata tapi disana ada calon bayi mereka.

"Gak usah aneh-aneh, aku tanggung jawab aja udah syukur."

Hanya jawaban sengit itu yang Rayon lontarkan pada Fea dan kemudian memilih masuk ke dalam.

Fea tersenyum licik karena kali ini ia sudah menang, Rayon sepenuhnya miliknya dan Azela tidak akan bisa menganggu mereka apalagi anak yang ia kandung adalah anaknya Rayon. Ia berhasil merebut Rayon dari Azela dan juga berhasil karena telah membuat keduanya renggang sebelumnya.

"Lo kalah Zel," ucap Fea dengan liciknya.

***

Davin baru saja dapat kabar dari Farel dan juga Stevie bahwa Azela dilarikan kerumah sakit, Stevie menemukan Azela tergeletak di lantai kamar mandi Apartemen dalam keadaan tidak sadarkan diri. Davin yang tadinya sedang sibuk dengan pekerjaannya langsung bergegas menuju rumah sakit. Ia khawatir dengan Azela, ia takut terjadi sesuatu pada gadis itu.

RAYON [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang