Sunset with Davin

3.1K 203 9
                                    

"Pacar kamu belum pulang juga Ray?" Tanya Fea sambil melihat sekitar. Gadis itu tampak mengerutkan keningnya dan kemudian kembali menghampiri Rayon yang berada di dapur, entah apa yang sedang di lakukan cowok itu disana.

Rayon melirik Fea sebentar kemudian menggelengkan kepalanya pelan.

"Berantam lagi?" Tanya Fea.

Harusnya Fea sadar bahwa i iaa adalah penyebab mereka berantam dan harusnya pun sadar akan hal itu.

"Gak pengertian banget sih dia, harusnya dia ngertiin posisi lo dong! Gimana sih," ucap Fea yang membela Rayon.

"Biarin aja, ntar juga balik lagi." Hanya itu jawaban yang Rayon berikan.

Fea tentu saja tak puas dengan jawaban Rayon, ia ingin hubungan Rayon dan Azela berakhir secepatnya. Bagi Fea, Azela adalah penghalang dan tentu saja ia tak pernah suka dan setuju melihat Rayon yang memilih Azela untuk menjadi kekasihnya. Sala satu cara bagi Fea ialah dengan selalu mengikuti Rayon kemana pun cowok itu pergi dan dengan itu ia yakin Azela pasti merasa jenuh karena kekasihnya bersama dengan wanita lain dan itu semua sudah menjadi rencana Fea, ia tahu bahwa Rayon takkan pernah menolak keinginannya.

"Ray," panggil Fea.

"Kenapa?" Sahut Rayon.

"Aku benalu yah dihidup kamu? Kayaknya Azela gak pernah suka sama aku," jawab Fea.

Rayon mengerutkan keningnya dan kemudian menatap Azela sambil tersenyum tulus dan kemudian diraihnya satu pipi Azela dan mengelusnya dengan lembut.

"Kamu gak pernah jadi benalu di hidup aku," jawab Rayon dan kemudian mengecup pipi Fea singkat.

"Tapi Azela gak suka lihat aku Ray," kata Fea pelan sambil memasang ekspresi sedih.

"It doesn't matter if she hates you but I don't hate you," jawab Rayon dengan lembut.

***

Azela menatap kalender rumahnya dengan perasaan hampa, 24 April tanggal dimana ia dan Rayon resmi pacaran. Tak terasa ini sudah masuk tahun ke tujuh, ia tujuh tahun bersama Rayon dan melewati semuanya bersama. Anniversary kali ini sama seperti dua tahun terakhir, tak ada yang istimewa apalagi tahun ini. Bahkan Azela yakin sekali bahwa Rayon pasti melupakan anniversary mereka bahkan dua tahun terakhir ini Rayon tak pernah mengucapkannya. Jika ditanya, Azela benar-benar merindukan sosok Rayon yang dulu.

Azela meraih ponselnya yang berada di saku celananya dan kemudian membuka aplikasi Instagram, dicarinya username Instagram Rayon yang baru karena yang lama sudah tak pernah aktif lagi dimana di setiap postingannya ada foto Azela dan foto mereka bersama. Jika di akun yang lama ada fotonya, kini di akun Rayon tak ada fotonya sama sekali disana hanya ada foto ia dengan Fea.

Rayon seperti satu orang yang berbeda sekarang, Rayon tak lagi seperti yang Azela kenal dulu. Memang benar, kita tak bisa memaksakan seseorang untuk berubah demi kita tapi kali ini Azela ingin egois, ia ingin Rayon berubah demi dirinya walaupun itu mustahil.

Saat ini Azela sedang berfikir apa yang harus ia lakukan dan ia ingin pergi ke suatu tempat untuk menenangkan pikirannya. Azela tak ingin larut terus dalam kesedihannya, toh ia juga berhak bahagia.

Baru saja Azela hendak keluar dari rumah, ia sudah di sambut dengan kehadiran Davin yang baru saja keluar dari dalam mobilnya. Hari ini mereka sudah sepakat untuk bertemu dan kebetulan juga Davin ingin mengajak Azela jalan-jalan karena cowok itu merasa Azela ingin memulihkan hatinya. Terlihat jelas bahwa Azela sangat senang dengan kedatangan Davin dan ia pun segera menghampiri cowok tersebut.

"Mau pergi sekarang?'' tanya Davin dengan ramah sambil tersenyum manis dan Azela mengangguk pelan.

Satu hal yang membuat Azela terdiam yaitu perlakuan Davin, cowok itu tak lupa untuk membukakan pintu mobil untuk Azela dan belum pernah rasanya ia di perlakukan seperti ini dan ini yang pertama kalinya.

RAYON [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang