Kembali

3.2K 183 4
                                    

Azela menatap Rayon dengan datar, hari ini ia terpaksa menemui Rayon karena permintaan cowok itu semalam apalagi Rayon sampai menangis yang mengakibatkan Azela tak tega. Bagaimana pun Rayon masih berstatus sebagai pacarnya dan Azela pun harus menemui Rayon.

Rayon membawa Azela kembali ke rumah itu dan hanya menyisakan mereka berdua disana,Fea pun sudah Rayon antar ke apartemen sebelum menjemput Azela. Keduanya masih diam, tak ada perbincangan antara mereka. Jujur, suasana seketika berubah menjadi canggung.

Merasa bosan diam-diaman seperti ini akhirnya Rayon membuka pembicaraan.

"Jangan pergi lagi," ucapnya.

Azela masih menatap Rayon dengan datar tanpa ekspresi.

"Kamu yang minta buat aku pergi," jawabnya singkat.

"Maaf," hanya kata-kata itu yang bisa Rayon ucapkan.

Rayon meraih punggung tangan Azela dan kemudian mengenggamnya dengan erat, matanya terus menatap Azela dengan dalam. Ia merindukan Azela bahkan sangat rindu, Rayon merasa hampa selama hampir dua minggu tanpa Azela. Semuanya berjalan tidak baik-baik saja, bahkan ia sendiri merasa kosong tanpa kehadiran Azela.

"Kadang kalau kita makin sayang sama seseorang, semakin mudah kita di sepelekan sama orang itu. Kamu selalu sepelein aku Ray," ucap Azela dengan penuh arti tapi cewek itu mengatakannya dengan nada yany begitu lembut di dengar.

"Aku bukan nyepelein kamu Zel, kamu berharga buat aku. Gak mungkin aku gitu ke kamu," jawab Rayon.

"Itu kata kamu," ketus Azela.

Azela menggigit bibir bawahnya, hampir saja ia menangis tapi ia tetap berusaha untuk menahannya. Bagi Azela ini bukan waktu yang tepat untuk menangis karena disinilah ia akan mengungkapkan semua terpendam dalam hatinya. Gadis malang itu sudah merasa lelah dengan semuanya tapi hari ini Rayon harus tahu apa yang Azela pendam selama ini.

"Kamu gak akan pernah tahu gimana sakitnya perasaan aku waktu tahu kamu tidur bareng sama Fea, kamu makan masakan Fea bahkan gak mau nyobain masakan aku, dan parahnya lagi kamu ciuman sama Fea! Itu cukup sakit buat aku Ray. Cewek mana yang gak sakit lihat pasangannya gitu?" Ungkap Azela.

"Dari situ aku ngerasa kalau hati kamu bukan buat aku," lanjut Azela.

Rayon menggelengkan kepalanya dan langsung membawa Azela kedalam pelukannya.

"Perasaan aku masih sama kek dulu Zel, gak pernah berubah sedikit pun. Aku masih tetap sayang sama kamu," jawab Rayon.

"Selama ini aku kek ngemis sama kamu Ray, aku ngemis supaya di perhatiin sama kamu, aku ngemis waktu kamu, dan aku juga ngemis supaya kamu selalu ada sama aku. Kamu gak pernah kan rasain itu? Sakit banget Ray," jelas Azela sambil menenggelamkan wajahnya di dada Rayon.

"Aku kangen Rayon Avegar yang dulu," gumam Azela sambil menangis, nyatanya ia tak sanggup membendung air matanya lagi.

Semua yang Azela katakan hari ini membuat Rayon tertegun, baru kali ini ia merasa sangat bersalah. Rasanya sangat perih ketika mendengar semua itu keluar dari mulut Azela karena selama ini Rayon merasa bahwa Azela baik-baik saja walaupun jauh dari lubuh hati Azela yang paling dalam ia sedang terluka hebat akibat kekasihnya itu.

"Maafin aku Zel," jawab Rayon dan kemudian mengecup kening milik Azela.

"Aku cemburu Ray karena aku sayang sama kamu tapi kamu gak ngerti," ungkap Azela.

Azela sudah mengungkapkan semua yang ada dalam hatinya pada Rayon, dua tahun ia memendam semuanya. Azela lelah karena selama ini Rayon selalu menganggap bahwa ia baik-baik saja, Azela harap apa yang ia katakan pada Rayon tadi cowok itu dapat memahaminya. Azela bahkan berharap bahwa Rayon mau mengubah sifatnya dan kembali seperti Rayon yang dulu, hanya itu yang Azela inginkan.

RAYON [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang