Malam itu sekitar pukul 23:30 Rayon terdiam di kamarnya sambil menatap jendela, cowok itu masih menunggu kepulangan Azela. Entahlah, padahal ini sudah sangat larut tapi kenapa Azel belum pulang juga? Sejuta pertanyaan muncul di kepala Rayon, ia panik dan takut jika ada seseorang yang akan melakukan tindakan kejahatan pada Azela.
Rayon mengusap kasar wajahnya dan ternyata ia memutuskan untuk kembali ke Restoran yang tadi ia datangi dengan Azela. Rayon meraih kunci mobilnya yang tergeletak diatas meja dan kemudian bergegas untuk pergi.
Hujan terasa semakin deras dan saat Rayon sampai di Restoran tersebut ternyata Restoran itu sudah tutup dan terlihat beberapa karyawan yang ada disana sedang bertedu di dalam menunggu hujan reda. Rayon pun memutuskan untuk menghampiri karyawan yang ada disana, itu keluar dari dalam mobil sehingga membuat bajunya basah akibat terkena air hujan. Rayon berlari memasuki Restoran tersebut dan menghampiri sala satu karyawan.
"Mbak mau tanya, ada lihat cewek yang ini gak?" Tanya Rayon sambil menunjukkan foto Azela yang berada di handphonenya.
Karyawan itu tampak mengamati foto yang di tunjukkan oleh Rayon.
"Oooh ini cewek yang pingsan tadi mas," jawab karyawan tersebut.
Mendengar itu Rayon semakin panik.
"Pingsan? Mbak yakin?" Tanya Rayon untuk memastikannya.
Karyawan tersebut mengangguk pelan, "iya mas, tadi dia pingsan dan sukurnya ada cowok yang langsung nolongin."
"Kira-kira mbak tahu gak dia di bawa kemana?" Tanya Rayon.
"Aduh maaf mas, kalau itu kita semua disini gak tahu tapi pastinya dia di bawa ke rumah sakit mas."
Rayon terlihat frustasi, badannya mendadak lemas. Ia bingung sekaligus takut, siapa yang membawa Azela? Dan sekarang Rayon bingung mencari Azela di rumah sakit mana, toh rumah sakit disini banyak sedangkan Handphone nya saja selalu tinggal.
Rayon menghela napas gusar dan kemudian pamit pada Karyawa tersebut dan tak lupa mengucapkan terimakasih. Ia pun kembali masuk ke dalam mobil dan segera meninggalkan Restoran tersebut.
Tiba-tiba saja saat di jalan, Rayon dapat telphone dari teman-temannya yang ada di club dan Rayon mendapatkan kabar bahwa Fea sedang mabuk berat dan mau tidak mau Rayon harus menjemput Fea.
Beberapa kali telphone masuk dan sayangnya Rayon tak mau mengangkat telphone tersebut karena ia yakin sekali kalau itu nomor yang tidak di kenal.
Pencariannya terhadap Azela di tunda dan Rayon memutuskan untuk memcari Azela besok karena malam ini juga ia harus menjemput Fea di club.
***
Berbeda dengan Davin, saat ini cowok itu sedang sibuk membeli beberapa obat yang di suruh dokter diberikan untuk Azela dan obat-obatan itu tidaklah murah tapi itu tak masalah bagi Davin yang terpenting saat ini adalah kesembuhan Azela.
Cowok itu kembali ke rumah sakit tepatnya di kamar yang Azela inap setelah semua obat-obatan yang ia beli beres. Di dalam sana Azela tak sendirian, ada Farel dan Stevie yang sengaja Davin telphone untuk menemani Azela sementara.
"Kalian pulang aja, ini udah tengah malam. Biar gue aja yang jaga Azela," ucap Davin sambil menatap kedua orang tersebut secara bergantian.
"Nanti aja," jawab Stevie.
"Dokter bilang apa tadi? Terus kok Azela gak bisa di bawa pulang? Kan cuman pingsan," ucap Farel.
"Dokter bilang kalau Azela harus dapat perawatan dulu dari rumah sakit," jawab Davin seadanya.
"Azela gak punya penyakit yang seriuskan?" Tanya Stevie setengah berbisik takut Azela malah bangun karena mendengar suaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAYON [Tahap Revisi]
Novela JuvenilBanyak orang yang merasa kehilangan karena kurang menghargai arti sebuah kehadiran. Menceritakan tentang hubungan antara Rayon dan Azela dimana hubungan mereka masuk kedalam hubungan yang Toxic. Sosok Rayon yang lebih memilih Fea sahabatnya sendiri...