Dianggap orang asing

3K 200 11
                                    

Azela kembali membuka handphone nya, sudah seminggu lebih ia tak menggunakannya dikarenakan handphonenya tertinggal di rumah Rayon. Entah apa yang membuat Azela ingin menstalk akun instagram milik Rayon yang jelas-jelas menampilkan postingan Rayon dengan Fea bahkan Rayon sama sekali tidak pernah memposting fotonya dengan Azela di akun tersebut.

Azela hanya bisa diam meratapi postingan-postingan tersebut dan bisa dilihat cukup mesra dan kemudian ia beralih pada akun instagram milik Rayon yang dulu, dimana akun itu sudah lama tidak aktif dan tentu saja isi postingan diakun itu kebersamaannya dengan Rayon dimana Rayon masih sangat menghargainya.

"Ini baru Rayon," benak Azela sambil tersenyum melihat foto-fotonya dengan Rayon saat mereka masih memakai seragam putih abu-abu.

Jujur saja, Azela sangat merinduka sosok Rayon yang dulu. Ia ingin sekali kembali ke masa lalu untuk merasakan kembali rasa cinta Rayon padanya. Entah kemana perginya Rayon yang dulu dan yang jelas ia masih sangat mencintai sosok Rayon yang dulu bukan Rayon yang sekarang. Terlalu banyak kenangan serta suka dan duka yang mereka lalui bersama.

"Nomor lo bahkan gak di save sama Rayon."

Suara itu membuyarkan lamunan Azela, sontak ia pun melihat kearah suara tersebut dan ternyata ada Farel yang berdiri di belakangnya. Entah sejak kapan cowok itu berdiri dibelakang Azela.

Farel pun kemudian duduk di hadapan Azela.

"Rayon habis cerita sama gue, emang lo keluar dari rumah nya?" Tanya Farel.

Azela mengangguk pelan, "iya."

"Pilihan lo bagus, lo udah tahu kan Rayon gimana sekarang? Bahkan nomor pacarnya sendiri aja gak di save," ucap Farel.

"Gue udah tahu soal itu," jawab Azela.

"Kelanjutan hubungan lo sama Rayon gimana?" Tanya Farel penasaran.

Azela menghela napas pelan, berat sekali rasanya saat ingin menceritakannya pada Farel. Azela merasa ingin menangis jika membahas tentang Rayon, terkadang ia merasa kasihan pada dirinya karena di perlakukan seenaknya oleh Rayon.

"Gue udah minta putus kemarin tapi dia gak mau dan dia anggap hubungan kita saat ini tuh break tapi di satu sisi gue udah capek banget sebenarnya," jawab Azela.

"Gue bingung sama Rayon, gue benar-benar gak paham sama sifat dia yang sekarang Rel. Kadang gue dianggap sampah sama dia dan terkadang dia gak mau lepasin gue, gue benar-benar bingung dan gue juga gak tahu harus gimana!" Tambah Azela.

"Gue ngerti Zel. Rayon emang berubah drastis semenjak orang tuanya pisah, dia jadi kek cowok brengsek dan gue akui itu. Rayon itu bukan lagi Rayon yang lo kenal dulu dan gue yakin lo juga sadar sama perubahan itu," jawab Farel.

Azela menundukkan kepalanya dan kemudian menggigit bibir bawahnya, ia ingin sekali menangis saat ini juga.

"Gue sayang banget Rel sebenarnya sama dia dan selama ini gue tulus banget ke dia tapi kenapa perjuangan dan semua yang gue lakuin buat dia di sepelein? Gue gak di hargai," gumam Azela sambil meneteskan air matanya dan secepatnya ia pun menyeka air mata tersebut.

"Dalang dari semuanya itu Fea Zel, Fea nguasai Rayon sampai-sampai Rayon gak lirik lo lagi. Fea tuh pengen ambil Rayon dari lo," jawab Farel dengan jujur.

"Yang buat Rayon selalu gak ada waktu sama lo itu juga atas pengaruh Fea yang selalu nyuruh Rayon buat samperin dia," lanjutnya.

Azela tahu akan hal itu, Fea memang sangat licik dan Azela tahu itu bahkan Rayon pun selalu membela Fea di hadapan Azela dan disana ia sudah yakin sekali bahwa Fea lah dalang perusak hubungan mereka. Saat masih duduk dibangku sekolah pun Fea selalu ingin menguasai Rayon tapi sayangnya Rayon tak begitu perduli saat itu tapi anehnya kenapa sekarang Rayon begitu lengket pada Fea dan apa yang membuat Rayon seperti itu? Sampai detik ini Azela masih mempertanyakan hal itu. Ada apa dengan Rayon dan Fea? Azela ingin tahu itu tapi sayangnya ia tak kunjung mendapatkan jawabannya.

RAYON [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang