Kesalahan yang fatal

4.4K 193 18
                                    

"Nanti malam kamu gak ada jadwal apa-apa kan?" Tanya Fea sambil menuangkan jus jeruk ke dalam gelasnya.

Rayon yang sedang sibuk dengan laptopnya melirik Fea sekilas dan kemudian kembali menatap laptopnya.

"Kayaknya enggak," jawab Rayon.

Fea tersenyum senang dan kemudian menghampiri Rayon sambil menyandarkan kepalanya ke bahu milik cowok tersebut, tak ada respon dari Rayon. Cowok itu membiarkan Fea menyandarkan kepalanya di bahu miliknya.

"Gimana kalau kita ke Club? Kita udah lama gak kesana," saran Fea sambil menggigit bibir bawahnya dengan gemas.

Rayon menghela napas pelan dan menatap Fea.

"Situasinya lagi gak memungkinkan," jawab Rayon dengan lembut.

Fea masih tidak paham dengan ucapan Rayon, tidak memungkinkan? Kata-kata itu membuat Fea tak paham. Gadis itu mengerutkan keningnya.

"Maksud kamu?"

"Azela ngejauh dari aku," jawab Rayon pelan.

"Ya setidaknya untuk sekarang kamu lebih bebas Ray! Dia juga pasti balik ke kamu, cewek gilak itu gak akan mungkin bisa lepas dari kamu."

Rayon tak menjawab apapun setelah ia mendengar cibiran dari Fea.

Fea dengan nekat menggenggam tangan Rayon dan kemudian menatap cowok itu dengan tenang.

"Kita bisa lakuin apa yang gak bisa kamu lakuin sama Azela," kata Fea sambil tersenyum licik seolah-olah merayu Rayon untuk melakukan sesuatu yang diluar batas.

Seperti yang diketahui bahwa Rayon dan Fea sangat sering diluar batas pertemanan. Status mereka memang teman tapi tidak dengan hubungannya, kerap kali mereka melakukan ciuman ataupun sex dan itu sama sekali tidak diketahui oleh Azela. Tak heran, kenapa Rayon lebih senang saat ia bersama Fea. Sedangkan Azela, cowok itu tak mau menyentuh Azela sampai sejauh itu karena Rayon merasa tak pantas untuk melakukan hal itu pada Azela. Sedangkan Fea, ia dengan gratis memberikan tubuhnya pada Rayon.

Saat bersama Fea, cowok itu sama sekali tidak bisa membantah hanya karena ia tak mau melukai perasaan Fea dan ditambah lagi ia takut jika Fea sampai membeberkan ke Azela bahwa mereka sudah pernah melakukan sesuatu yang diluar batas. Rayon tak akan pernah bisa membayangkan bagaimana Azela saat mengetahui hal itu dan itulah mengapa Rayon tak bisa melakukan apapun selain nurut dengan ucapan Fea.

"Ingat Ray, aku gak mau kamu cari Azela lagi. Dia bakalan datang dengan sendirinya buat nyari kamu."

***

"Papa sama Mama gak mau tahu sama keadaan aku sekarang?" Tanya Azela lewat telphone.

"Zel, kamu tahu sendirikan kalau Mama sama Papa itu sibuk banget. Lagian Mama juga udah transfer biaya rumah sakit."

Azela menggigit bibir bawahnya berusaha untuk menahan air matanya agar tidak jatuh, bahkan orang tuanya tak pernah sedikit pun menanyakan kabarnya. Azela juga ingin diperhatikan oleh Orang tuanya.

"Azela tahu kok Ma kalau Mama udah transfer biaya rumah sakit, tapi Azela pengen Mama sama Papa datang buat jenguk Azela."

"Mama gak bisa sayang, lain kali aja yah? Mama dan Papa kamu lagi ada proyek besar dan Azela harus tahu kalau Mama sama Papa cari uang buat kamu, biar hidup kamu enak."

Mamanya berusaha untuk memberikan pengertian, tapi bagi Azela uang tak bisa membeli kebahagiaan dan dari uang ia tak dapat mendapatkan perhatian dari orang tuanya.

RAYON [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang