Kata-kata yang Rayon lontarkan pada Azela siang tadi benar-benar membuatnya kepikiran, ia masih tak habis pikir akan mengatakan itu pada Azela. Bahkan Azela hanya bisa tersenyum masam tadinya bahkan sempat meneteskan air mata di hadapannya. Kali ini tak ada harapan lagi untuk Rayon ajak Azela pulang, kata-kata tadi sungguh menyakitkan bagi Azela.
Rayon meneguk birnya, terlihat cowok itu sudah menghabiskan satu setengah botol bahkan sekarang wajahnya terlihat merah dan matanya yang berkaca-kaca.
"Kenapa gue harus gini?!" Ucapnya sambil melemparkan botol bir tersebut ke lantai sehingga botol tersebut pecah berkeping-keping.
Flashback
"Kamu gak akan ninggalin aku kan Ray? Kamu harus janji!" Ucap Azela sambil memeluk Rayon dengan erat.
"Ya enggaklah, masa aku harus ninggalin pacar aku yang baik ini. Diganti sama berlian pun aku gak mau," jawab Rayon sambil terkekeh pelan dan kemudian mengecup puncak kepala Azela dengan sayang.
Saat itu ia selalu bersikap romantis pada Azela dimana saat itu Azela masih dijadikan prioritas.
Keduanya berteduh di halte sekolah dikarenakan hujan yang begitu deras dan tak memungkinkan mereka untuk pulang, hanya ada mereka berdua disana karena murid-murid yang lain banyak memutuskan untuk pulang dengan angkutan umum sedangkan Rayon membawa motor.
"Aku penasaran sama kamu di masa depan, masih sayang gak yah sama aku? Aku kadang suka takut kalau kamu tiba-tiba berubah," ungkap Azela sambil menampilkan wajah cemberut.
"Aku bakalan tetap sayang sama kamu Zel," jawab Rayon.
Azela semakin mengeratkan pelukannya pada Rayon.
"Apapun yang terjadi nantinya, kita harus lalui bareng-bareng. Okey?"
Flashback off
Rayon mengusap wajahnya kasar, masa-masa mereka saat bersama terus berputar di ingatannya. Ia juga sama dengan Azela yang merindukan sosok dirinya yang dulu.
Tanpa disadarinya kini air matanya berhasil jatuh dan membasahi pipinya. Rayon benar-benar menyesali perkatannya, Rayon yakin sekali bahwa Azela takkan menerima permohonan maafnya. Sudah terlalu sering minta maaf dan dimaafkan tapi Rayon sama sekali tak kunjung berubah dan itu pastinya akan membuat Azela semakin muak.
Rayon meraih handphonenya dan kemudian mencari nomor Azela yang tidak di save dan sempat di blokir. Seketika Rayon menangis saat melihat pesan yang dulu pernah Azela kirim tapi tak kunjung di balas oleh Rayon, bagaimana bisa ia bersikap seperti itu pada Azela? Bahkan saat hubungan mereka masih baik, Rayon selalu tepat waktu membalas pesan dari Azela dan ia takkan membuat Azela mununggu lama.
Memang benar bahwa Rayon itu sifatnya sangat sulit untuk ditebak, cowok itu seperti memiliki kepribadian ganda.
***
"Terus sekarang Azela milih sama teman cowok nya itu?" Tanya Fea saat mereka sedang bersantai di tepi danau.
Rayon menganggukkan kepalanya pelan.
"Baguslah, setidaknya dia gak ganggu kita lagi dan sekarang kamu juga lebih bebas tanpa harus mikirin perasaan dia lagi. Lagian kamu juga, masih aja mau bertahan sama Azela."
Rayon memilih untuk diam dan hanya menyimak ucapan Fea barusan.
"Terus sekarang gimana? Masih lanjut atau putus?" Tanya Fea.
"Gak tahu, aku juga bingung. Kemarin kita berantam lagi," jawab Rayon singkat.
Fea memutar bola matanya malas dan kemudian beranjak dari kursinya dan memutuskan untuk duduk disamping Rayon. Mata mereka saling bertemu hingga membuat keduanya bertatapan cukup lama, satu tangan Fea mengelus tengkuk leher Rayon dan kemudian melemparkan senyuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAYON [Tahap Revisi]
Teen FictionBanyak orang yang merasa kehilangan karena kurang menghargai arti sebuah kehadiran. Menceritakan tentang hubungan antara Rayon dan Azela dimana hubungan mereka masuk kedalam hubungan yang Toxic. Sosok Rayon yang lebih memilih Fea sahabatnya sendiri...