Mistake 19

1.2K 247 41
                                    

Park Jimin tidak terlalu mengerti seperti apa hubungan antara seorang ibu dan anaknya. Jimin kehilangan sang ibu ketika umurnya masih belia, ia tak mengingat jelas bagaimana sosok beliau semasa hidupnya.

Di antara banyaknya memori, hanya ada satu kejadian yang masih Jimin ingat sampai sekarang.

Saat itu ibu marah sekali. Ibu bahkan mendiami Jimin karena sikapnya yang ceroboh—tidak ijin sebelum bermain—dan membuat ibu khawatir. Meski begitu, Jimin tahu jika kemarahan sang ibu semata-mata hanya karena beliau begitu menyayanginya.

Oleh sebab itu, Jimin seolah tidak percaya ketika mendengar Ji Hyun menyanggupi permintaan sang ayah agar Jungkook merelakan satu ginjalnya untuknya.

Kenapa seorang ibu rela mengorbankan putra kandungnya sendiri, untuk ia yang bahkan hanya berstatus sebagai anak tiri?

Kira-kira begitulah yang Jimin pikirkan, sebelum ia tahu bahwa sang ayah juga memberi ibunya ancaman cerai apabila beliau tidak melakukan perintah darinya.

Sejak awal, Jimin memang tidak setuju ayah menikah lagi. Akan tetapi, ia masih mencoba untuk menghargai sosok wanita yang bertahun-tahun telah berusaha mengambil tempat di hatinya.

Jimin mulai kehilangan rasa hormatnya pada sang ibu saat ia tak sengaja mencuri dengar pembicaraan mereka tentang Jungkook. Tentang sosok anak yang seingat Jimin bahkan ibunya tinggalkan saat anak itu lahir ke dunia, dan dengan tidak tahu diri ingin wanita itu rebut kembali demi kepentingannya sendiri.

Jimin berani menjamin, ibunya tidak akan mencari Jungkook—bahkan rela pindah ke ibu kota—jika saja penyakit sialan itu tidak menimpanya. Rasanya Jimin ingin tertawa, saat tahu ibunya mengatakan omong kosong tentang kejadian dua belas tahun lalu untuk menarik simpati Min Yoongi.

Karena nyatanya, ibu baru sibuk mencari keberadaan Jungkook tepat setelah sang ayah mengajukan permintaan gila itu padanya.

"Jadi ini, maksud dari perkataan Kak Jimin saat itu?" tanya Jungkook, berhasil membuat Jimin tersadar dari lamunannya.

Jungkook kembali ke rumah sakit usai Seoho menelfon, menyuruhnya menemani Jimin lantaran beliau ada meeting dadakan.

Ibu? Wanita itu juga kembali ke butik setelah berhasil membuatnya bingung dengan permintaannya.

"Aku sudah memperingatkanmu, bukan? Kau saja yang terlalu bodoh, jadi tidak mengerti apa yang coba aku sampaikan."

"Siapapun tidak akan mengerti jika Kak Jimin hanya memberikan kode aneh seperti itu. Aku bukan peramal, hingga bisa membaca isi hati, atau pikiran Kakak."

Jungkook mengelak, tak terima sang kakak mengatainya bodoh.

"Tetap saja, kau benar-benar menyesal 'kan, sekarang? Aku tebak, kau pasti menolak dan sudah berencana untuk kembali pada Ayah Yoongi-mu itu."

Jungkook menggeleng.

"Kalaupun aku ingin kabur, aku tidak akan kembali pada Ayah lagi."

"Maksudmu?" Jimin mengernyit, menatap heran pemuda yang berstatus sebagai adik tirinya.

"Aku tahu kau bodoh, tapi kurasa tidak sebodoh itu hingga bersedia untuk menyerahkan begitu saja ginjalmu padaku."

Ya, awalnya Jungkook juga memikirkan hal yang sama. Jungkook tidak tahu seperti apa rasanya hidup dengan satu ginjal. Namun, hanya dengan membaca beberapa artikel di internet, ia paham jika hidupnya pasti tidak akan sama seperti sebelumnya.

Namun, bukankah itu tidak lebih buruk dari pada Jungkook harus hidup sendiri? Jika ia menolak dan sang ibu tidak sudi untuk menampung dirinya. Ke mana lagi Jungkook harus pergi?

Mistake✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang