Bersepeda di pagi hari agaknya masih menjadi salah satu kegiatan favorit anak dan ayah berbeda marga ini. Usai puas berbincang sekaligus melepas penat malam tadi, pagi harinya mereka habiskan untuk berkeliling area sekitar Villa dengan bersepeda bersama.
"Koo, ingat tidak, saat pertamakali kita bersepeda?" tanya Yoongi, sedikit menaikkan suaranya sebab sang putra kini memimpin dan berada sedikit lebih jauh darinya.
Jungkook sendiri mengangguk. Mana mungkin ia melupakan insiden di mana sang ayah mengembalikkan Coko, dan berakhir dengan ia yang merajuk. Membuat ayah kelimpungan hingga berhasil membujuknya menggunakan dalih jalan-jalan.
"Ya, Ayah. Ayah dan Koo naik sepeda berdua saat itu, 'kan?"
"Ralat. Ayah dan Koo memang menaikinya bersama. Akan tetapi, hanya Ayah yang sibuk mengayuh sepedanya," sergah Yoongi.
Rasanya ia masih dongkol jika mengingat kejadian saat itu.
"Aish ... Ayah ini pendendam sekali, ya," balas Jungkook seraya tersenyum jenaka.
Sungguh, entah sudah berapakali ayah menyinggung soal ini. Entah berapakali juga, ia harus menjelaskan bahwa dirinya bukan sengaja berleha-leha, melainkan kakinya saja yang dulu begitu pendek hingga tak bisa menginjak apalagi mengayuh pedal sepedanya.
Keduanya terus berbincang sembari mengayuh sepeda mereka dengan pelan. Menikmati udara segar juga kebersamaan yang belakangan ini sulit untuk mereka dapatkan, hingga tak menyadari sudah lebih dari tiga puluh menit mereka berkeliling dan semakin jauh dari Villa tempat mereka tinggal.
Matahari pun kian meninggi, membuat cahaya yang tadinya hangat kini terasa semakin menyengat.
Sementara itu, Jungkook—yang hingga sekarang masih memimpin di depan sana—menghentikan laju sepedanya dan memutar arahnya secara tiba-tiba. Anak itu tersenyum jahil, sebelum kembali mengayuh pedalnya dengan kecepatan lebih tinggi sembari berkata; "Yang sampai duluan dia yang menang!"
Oh, astaga. Anak ini ingin bermain curang, sepertinya.
***
Selesai dengan acara balapan sepeda mendadak—yang sudah jelas siapa pemenangnya—kini kedua orang berstatus anak dan ayah ini tengah sibuk di dapur, menyiapkan makanan untuk mengisi perut mereka yang terasa keroncongan.Sebenarnya, tidak bisa dikatakan berdua sebab hanya Yoongi yang sedaritadi sibuk memotong sayur beserta antek-anteknya. Jungkook sama sekali tidak membantu, anak itu hanya sibuk bertanya ini-itu dengan kamera pemberian dari sang ayah di tangannya.
"Astaga, Koo ini sedang apa sebenarnya?" tegur Yoongi pada akhirnya. Direkam begini oleh sang putra entah mengapa membuatnya merasa seolah tengah melakukan kompetisi memasak saja.
"Merekam Ayah, lah. Apalagi?"
"Kalau itu Ayah juga mengerti. Tapi maksud Ayah, untuk alasan apa Koo merekam Ayah seperti ini?"
"Tidak ada alasan. Koo hanya ingin merekam Ayah saja. Memangnya tidak boleh?" jawab Jungkook kemudian, membuat Yoongi hanya bisa geleng-geleng kepala.
Yoongi lupa, ia memang tidak akan bisa berdebat dengan putranya.
"Baiklah, terserah Koo saja."
Pada akhirnya, Yoongi hanya bisa pasrah dengan apapun yang dilakukan oleh sang putra. Pria itu kembali pada kegiatannya, memasukkan sayur beserta bahan-bahan lain yang sudah ia potong sebelumnya ke dalam panci, dan membiarkan sang putra terus merekam dirinya.
"Woah, baunya harum sekali, Ayah," ujar Jungkook, masih dengan kamera di tangannya.
"Tentu saja. Ayah jagonya dalam membuat sayur sop, tahu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistake✔️
FanfictionSemua baik-baik saja antara Min Yoongi dan Jungkook-sang putra. Hingga satu kebenaran terungkap, dan membuat segalanya mulai terasa runyam. Cover by : Pinterest.