Mistake 16

1.2K 218 33
                                    

Melakukan kesalahan itu wajar. Tapi untuk mengakuinya, tidak semua orang bisa melakukannya.

Senyum miris tercetak di wajahnya, mana kala perkataan Yoongi—sang ayah—kembali berputar di otaknya.

Jungkook ingat sekali, sang ayah mengatakan itu saat dia tak sengaja mematahkan kaca mata miliknya.

Ayah tidak marah. Saat itu, ayah hanya tersenyum. Membawa Jungkook ke atas pangkuannya sembari berkata;

Ayah tahu, kok, Koo yang patahin kaca mata Ayah. Ujung kaca mata Ayah terlihat, waktu Ayah bertanya dan Koo sembunyikan kaca matanya di balik punggung Koo, tadi.

Jungkook terperanjat kala itu. Jadi, usahanya untuk berbohong ternyata sia-sia lantaran sang ayah sudah menangkap basah dirinya.

"Kenapa Ayah pula-pula gak lihat?"

Adalah pertanyaan pertama yang Jungkook pikirkan saat itu.

"Ayah hanya menunggu Koo jujur. Manusia melakukan kesalahan itu wajar. Tapi untuk mengakuinya, tidak semua orang bisa melakukannya."

"Dan Ayah bangga sekali, karena Koo sudah berani mengakui kesalahan Koo dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi."

Kesalahan yang dimaksud oleh sang ayah semata-mata bukan perkara Jungkook mematahkan kaca mata miliknya saja. Melainkan Jungkook yang sempat berbohong, sebelum akhirnya mengaku usai mendengar cerita ayah tentang Pinokio, serta hidungnya yang terus memanjang setiap kali dia berkata bohong.

Jika keadaannya berbeda, mungkin Jungkook akan menggoda sang ayah dengan kata-katanya sendiri. Mengatakan hidungnya akan memanjang, karena sudah berbohong padanya selama bertahun-tahun lamanya.

Namun, hal itu tidak bisa Jungkook lakukan sekarang. Kebohongan ayahnya bukanlah hal kecil yang bisa dia jadikan sebagai lelucon. Besar, sangat besar. Hingga Jungkook sendiri tak tahu apa yang harus dia lakukan selain kabur; menyelamatkan hatinya yang sudah hancur oleh kenyataan.

"Kamarnya sudah Ibu siapkan. Sekarang ganti baju lalu tidur, ya?"

Itu Ji Hyun yang bersuara.

Ya, setelah meninggalkan rumah sang ayah, Jungkook memutuskan untuk pergi ke rumah ibunya.

Awalnya Jungkook ragu, mengingat dia pernah menolak ajakan dari sang ibu. Akan tetapi, Jungkook tidak punya pilihan lain lagi. Tidak ada orang—setelah sang ayah—yang bisa Jungkook jadikan sebagai tempatnya pulang selain ibunya.

"Kamar kamu ada di lantai dua, ya, Nak? Naik aja, cuma ada dua kamar di sana, kok. Yang sebelah punya Kakak kamu, Jimin."

Jungkook hanya mengangguk. Mengucapkan terima kasih, lantas melangkah pergi begitu sang ibu kembali ke kamarnya sendiri.

Ibu benar, hanya ada dua kamar di sini. Akan tetapi, Jungkook merutuki dirinya sendiri lantaran lupa untuk bertanya ada di sebelah mana kamar miliknya.

"Kanan, atau kiri?" gumamnya.

Dua kamar itu saling bersebelahan. Kamar kanan dengan pintu berwarna biru, sedangkan kiri dengan cat abu-abu.

Jungkook yang bingung akhirnya memutuskan untuk membuka kamar sebelah kanan. Tidak terkunci. Mungkin ini kamarnya.

Namun, tidak. Agaknya Jungkook telah melakukan kesalahan. Karena begitu pintu terbuka, matanya langsung tertuju pada seorang pemuda yang kini tengah menatap dirinya dengan raut tak terbaca.

"A-ah, maaf. Sepertinya aku salah kamar," ujarnya, canggung.

"Maaf sudah mengganggu waktu istirahatmu, ya ... K-kak."

Mistake✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang