Yoongi tidak pernah ragu akan kasih sayang Jungkook padanya. Dirinya tahu, bahwa dia menjadi salah satu pusat bahagia anak itu.
Tidak perlu ada pembuktikan, karena setiap ucapan ataupun tindakan yang Jungkook lakukan sudah lebih dari cukup untuknya menyimpulkan demikian.
Dengan semua alasan itu, seharusnya Yoongi tidak perlu takut akan eksistensi Ji Hyun-yang baru saja hadir dan bahkan membawa luka lama bagi putranya. Yoongi tidak perlu takut, sewaktu wanita itu membuat sang putra untuk memilih antara dirinya dan dia.
Namun, tetap saja. Yoongi tidak bisa melakukannya. Rasa takut kehilangan sang putra tidak bisa Yoongi hilangkan kendati dengan jelas anak itu sudah mengatakan; bahwa dia memiliki hak lebih dari siapapun akan dirinya.
Jungkook mungkin menyayanginya. Akan tetapi, Yoongi juga tidak bisa menutup mata jika kehadiran sang ibu telah begitu lama dia damba. Pun, ikatan darah yang ada di antara mereka-yang lagi-lagi tidak bisa Yoongi lupakan faktanya-membuatnya semakin dirundung ketakutan akan kehilangan.
Akan tetapi, sekali lagi, Jungkook berhasil mematahkan ketakutan Yoongi. Dengan senyum manis di wajahnya, anak itu mengatakan bahwa dia telah mengambil keputusan. Dan Yoongi tidak bisa untuk menahan luapan kebahagiaan, saat tahu jika pilihan sang putra berakhir jatuh padanya.
Jungkook memilihnya. Putranya tidak akan meninggalkannya seperti yang Yoongi takutkan.
Mungkin terkesan jahat, lantaran dia bahagia sementara di sisi lain ada seorang ibu yang tengah hancur hatinya. Namun, Yoongi bisa apa? Dia sendiri tidak menduga bahwa sang putra akan memilihnya mengingat betapa bahagianya anak itu selama bersama ibunya.
Lagi pula, Yoongi juga tidak akan membatasi Ji Hyun serta putranya. Pun, mereka ada di kota yang sama. Keduanya bisa bertemu kapanpun mereka mau.
"Taehyung?"
Lamunan Yoongi buyar begitu saja saat mendengar dering ponselnya, dan melihat nama sang keponakan tertera di sana.
Pria itu mengerutkan dahi, sedikit bingung karena tumben sekali keponakannya mengubunginya.
"Ada apa, boy? Kau tidak sedang bertengkar dengan orangtuamu, kan?" Yoongi menyahut, lantas menggoda keponakan satu-satunya.
Anak itu jika sedang ada masalah saja baru mengingatnya. Entah untuk meminta uang jajan, atau numpang tempat tinggal seperti yang biasa dia lakukan.
Namun, tidak. Agaknya dugaannya salah. Anak itu menelfon bukan untuk mengganggunya, tetapi mengatakan hal yang membuat Yoongi kehilangan kata-kata.
"Cepat datang ke rumah sakit Kangbuk, Paman. Aku dan Jungkook ada di sini."
***
Yoongi bersumpah, jantungnya terasa hendak lepas dari tempatnya saat mendengar Taehyung mengatakan rumah sakit dan Jungkook. Otaknya tidak bisa mencerna apa pun lagi selain kemungkinan-kemungkinan buruk yang terjadi pada putranya.Pria itu bahkan langsung menutup telfonnya, meninggalkan kantor tanpa mendengar penjelasan lebih lanjut dari Taehyung. Mengebut di tengah jalan, dan sampai di rumah sakit sepuluh menit lebih cepat dari yang seharusnya.
Lalu, entah harus bersyukur atau bagaimana. Karena begitu sampai di sana, Yoongi melihat sang putra serta keponakannya baik-baik saja. Mereka hanya tengah duduk di depan ruang gawat darurat-bersama anak lain yang Yoongi tidak ketahui namanya. Dengan gurat wajah penuh kekhawatiran.
"Paman?"
Taehyunglah yang pertamakali menyadari kehadiran Yoongi. Anak itu bangun dari duduknya, lantas menghampiri sang paman yang nampaknya tengah kebingungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistake✔️
FanfictionSemua baik-baik saja antara Min Yoongi dan Jungkook-sang putra. Hingga satu kebenaran terungkap, dan membuat segalanya mulai terasa runyam. Cover by : Pinterest.