Yoongi tahu, cepat atau lambat ibunya pasti akan menyinggung tentang itu. Tentang dirinya, yang sudah terlalu lama absen dari perusahaan tempatnya bekerja.
Kendati dirinya masih tetap aktif mengatur semuanya dari rumah, tentu saja itu tidak akan sebaik kinerjanya selama berada di sana.
Untuk hal ini, Yoongi tidak bisa menyalahkan pemikiran ibunya.
"Mama tidak mau tahu, pokoknya mulai besok kamu harus kembali ke kantor lagi, Yoongi."
Yoongi hanya diam ketika sang ibu mengatakan itu dan akhirnya memutuskan sambungan.
Alasannya mengambil cuti adalah Jungkook. Yoongi ingin lebih dekat dengannya, membuatnya merasa nyaman selama anak itu beradaptasi di lingkungan baru.
Bisa saja Yoongi menyewa babysitter, tetapi tentu dia tidak akan mendapatkannya dalam semalam, kan? Pun, sebenarnya dia juga ragu untuk memercayakan sang putra pada orang lain.
Ah, memikirkannya benar-benar membuat Yoongi sakit kepala. Dia sampai tidak menyadari, adanya Jungkook yang tanpa sengaja mendengar pembicaraannya dan kini mulai menghampirinya.
"Ayah." Kesadaran Yoongi kembali usai mendengar suara sang putra.
"Ayah bekelja saja. Koo tidak apa-apa, kok, di lumah sendili."
Ucapan Jungkook selanjutnya sontak membuat Yoongi membulatkan mata tak percaya. Tunggu, apa anak itu mendengarkan pembicaraannya dengan sang ibu?
Yoongi menghela napas. Sedikit tersenyum, lantas mendudukkan sang putra di atas pangkuannya.
"Memangnya Koo berani?" tanya Yoongi, main-main. Mana mungkin dia tega meninggalkan putranya di rumah seorang diri.
Akan tetapi, di luar dugaannya. Jawaban Jungkook selanjutnya sukses membuat Yoongi mengerutkan dahi tak mengerti.
"Belani, kok. Koo 'kan, sudah telbiasa."
"Maksud Koo, apa?"
"Dulu Ayah juga sama. Tinggal-tinggalin Koo di lumah sendili, kalau Ayah mau kelja."
Jungkook menjelaskan dengan begitu lancar. Anak itu tak sadar, jika perkataannya telah berhasil membuat dada Yoongi terasa sesak. Membayangkan Jungkook—bocah kecil yang baru saja menginjak umur lima tahun—harus tinggal sendiri selama sang ayah pergi untuk mencari nafkah sungguh membuat Yoongi semakin ingin melindungi anak ini.
"Kalau Koo lapar, bagaimana?"
Yoongi kembali bertanya usai menormalkan deru napasnya.
"Semua-semua sudah Ayah siapkan di meja. Koo tinggal ambil saja."
"Koo tidak takut, heum?"
"Takut, sih. Tapi Koo kan pintal. Ayah kelja supaya bisa dapat uang, telus uangnya buat beliin Koo susu sama makanan. Kalau Ayah tidak kelja, nanti tidak dapat uang. Tidak bisa beli susu sama makanan."
Sudah cukup. Yoongi tidak tahan lagi. Pria itu langsung mendekap tubuh sang putra yang hingga kini masih berada di atas pangkuannya. Berkali-kali mengecup pelan pucuk kepalanya, lantas dengan yakin berkata; "Koo tidak akan sendirian lagi. Ayah janji."
***
Min Yoongi adalah orang yang selalu berusaha untuk menepati janji. Apalagi janjinya pada sang putra, tentu Yoongi tidak akan mengingkarinya."Koo jangan nakal, ya? Ayah kerja sebentar saja, kok. Nanti malam Ayah jemput setelah selesai, oke?"
Yoongi sudah memikirkannya. Seperti kata sang ibu, dia tidak bisa terus cuti dan merugikan perusahaannya sendiri. Begitu pun dengan Jungkook, dia tidak tenang jika harus meninggalkannya di rumah, atau membayar babysitter.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mistake✔️
FanfictionSemua baik-baik saja antara Min Yoongi dan Jungkook-sang putra. Hingga satu kebenaran terungkap, dan membuat segalanya mulai terasa runyam. Cover by : Pinterest.