Mistake 28

1.6K 262 50
                                    

"Ya, Ayah ... Ayah setuju, Koo. Katakan saja apapun tempat liburan yang Koo suka, Ayah akan mengikuti kemanapun Koo pergi. Tidak akan ada Taehyung maupun Paman dan Bibi, hanya Ayah dan Koo. Oke?"
________________

 

"Tuh 'kan, apa Koo bilang? Ayah, sih, seperti tidak tahu jalan Seoul saja. Kita pasti akan terjebak macet jika berangkat terlalu siang, Ayah."

Tidak ada yang bisa Yoongi lakukan selain geleng-geleng kepala melihat tingkah laku sang putra. Sedari tadi, anak itu terus saja mengomel layaknya anak kecil kehilangan permen. Padahal seharusnya, ia yang lebih berhak melayangkan protes lantaran Jungkook serta barang-barangnya membuat Yoongi tidak memiliki ruang untuk barangnya sendiri, dan berakhir dengan ia yang harus membongkar ulang isi kopernya lagi.

Yoongi sampai heran, untuk apa putranya membawa barang sebanyak ini? Bahkan barang-barang tidak penting seperti; minyak telon; shampo, handuk; barbel; anak itu bawa hingga memenuhi semua kopernya.

Oh ayolah, mereka hanya akan liburan ke Villa. Bukan luar negri, apa lagi hutan antah berantah di mana mereka tidak bisa menemukan hal-hal kecil seperti shampo beserta antek-anteknya.

"Koo bersemangat sekali, eoh?"

Alih-alih menanggapi ocehan sang putra, Yoongi memilih mengganti topik lain sembari terus fokus pada jalanan yang kini sudah berangsur-angsur melengang.

"Tentu saja, Ayah!" balas Jungkook, antusias. Anak itu menoleh sebentar pada sang ayah sebelum kembali melanjutkan, "Ayah tahu, rasanya otak Koo sudah mengebul karena ujian kelulusan. Sekarang Koo ingin bersenang-senang, sekaligus menyegarkan otak Koo sebelum menghadapi dunia perkuliahan yang pasti akan membuat Koo lebih stress lagi."

Ngomong-ngomong tentang ujian, Jungkook sudah berhasil melewatinya meski hasilnya tidak terlalu memuaskan. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya—di mana ia mendapat nilai terbaik dan menjadi juara satu paralel. Tahun ini Jungkook harus berlapang dada sebab lulus sebagai peringkat pertama dalam kelasnya saja.

Kendati begitu, Jungkook tetap bersyukur lantaran sang ayah sama sekali tidak mempermasalahkannya. Beliau justru memberinya hadiah berupa kamera yang juga menjadi salah satu barang bawaannya.

"Baiklah, Ayah mengerti kalau Koo sedang bersemangat sekali. Akan tetapi, daripada terus mengomel seperti ini, bukankah lebih baik jika Koo tidur saja? Dengan begitu, Ayah bisa fokus dan Koo tidak akan kelelahan saat sampai di sana. Bagaimana?"

Perjalanan mereka munuju Villa pribadi milik Yoongi memang terbilang cukup lama. Butuh sekitar dua jam dalam perjalanan, untuk mereka sampai di Villa yang terletak di daerah Gangwon.

Oleh sebab itu, ia menyarankan sang putra untuk tidur alih-alih tetap terjaga apa lagi mengoceh sepanjang perjalanan. Fokusnya memang tidak akan terganggu dengan ocehan anaknya, Yoongi justru merasa senang lantaran bisa berbincang panjang lebar dengan sang putra setelah masalah yang membuat hubungan mereka sempat merenggang. Akan tetapi, putranya bisa kelelahan jika ia membiarkannya seperti ini. Yoongi hafal betul sifat sang putra, anak itu benar-benar tidak akan berhenti mengoceh jika ia terus menanggapinya.

"Baiklah, Ayah. Jangan lupa bangunkan Koo jika sudah sampai, ya?" jawab Jungkook.

Tidak bisa dipungkiri, ia memang mengantuk akibat tidak bisa tidur dengan nyenyak malam tadi. Mungkin tidur sebentar dapat mengusir rasa kantuknya, dan membuat ia segar kembali.

***
Ketika pertamakali Jungkook meminta liburan bersamanya, Yoongi sudah berekspetasi jika anak itu akan membawanya mengelilingi berbagai negara seperti Kanada, Swedia, dan sebagainya. Namun, di luar dugaannya, anak itu justru memilih tempat yang tidak pernah ia pikirkan sebelumnya.

Mistake✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang