Prologue

5.6K 626 10
                                    

"Ah, sial. Mengapa harus hujan. Si kuning itu kenapa belum menjemput juga."

Aku menolehkan kepala. Menatap seorang lelaki yang duduk di sebelahku. Rambut hitam yang berantakan karena basah dengan separuh pakaian yang sudah lepek diguyur air hujan. Kacamata hitam bertengger di hidungnya menutupi matanya.

Aku menolehkan kepala ke sekitar, tak ada orang di halte bus ini. Hanya ada kami berdua. Membuka tasku dan meraih sebuah kain halus.

"Tuan."

Lelaki itu menoleh, kerutan terlihat di dahinya. Aku menyodorkan sapu tangan, "Barangkali anda membutuhkannya untuk mengusap wajah anda yang dibasahi air hujan itu."

Tangan kanan lelaki itu terulur mengambilnya. Setelah memastikan tak ada lagi sisa air hujan yang membasahi kulit wajahnya, Ia mengulurkannya kembali, "Terimakasih."

Aku tersenyum, kemudian mengangguk.

Tak lama dari itu, bus pun datang. Aku beranjak berdiri, sebelum benar-benar pergi aku kembali berbalik dan menyerahkan mantel yang sedari tadi ku pegang.

Lelaki itu hanya diam bingung. Aku kembali tersenyum, lalu menyampirkan mantel itu di tubuhnya.

"Dingin. Baju anda basah, nanti sakit. Sampai jumpa."

Aku kembali berbalik, menaiki bus. Melambai kearahnya melalui jendela yang berembun karena air hujan.

-

꒰⑅WHILST༚꒱˖ [Jonggun] (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang