Sehabis dari kedai itu, Nara langsung menaiki bus kembali ke pusat Seoul. Hal pertama yang ditujunya tentu saja sang kekasih, Jonggun.
*Tempat barang rongsokan
Sampai di sana, Jonggun tengah berdiri dengan jari mengapit rokok dan menghadap seseorang yang duduk dihadapannya.
"Sekarang kau adalah mahakarya terbaikku, Park HyungSeok."
"Hasil kerja kalian selama kurang-lebih sebulan?" Nara meneliti tiap jengkal tubuh di hadapannya, "Menakjubkan.."
Perhatiannya kemudian beralih pada Jonggun di sampingnya. Merasakan wajahnya terasa memanas, Nara langsung memeluk Jonggun, menyembunyikan wajahnya di dada bidang lelaki itu. "Dilihat-lihat kau semakin tampan.."
Tangan kekar Jonggun balas memeluknya. Nara mendongakkan kepalanya menatap Jonggun yang terkekeh kecil. "Kenapa kau semakin pendek? Sekarang kau hanya sebatas dadaku."
Baru saja Nara hendak protes, Jonggun langsung melayangkan kecupan singkat di bibirnya dan menarik pinggangnya agar semakin dekat.
Akhirnya, mereka sibuk bermesraan, melupakan sosok lain di sana yang sepertinya di anggap gaib. Ekhem, uhuk uhuk
-
"Akhirnya aku bisa bertemu, senang melihatmu. Katanya kau pendiri 4 Men Crew, Presdir Choi Dongsoo. Tidak, kupikir itu bukan panggilan yang tepat. Anda-"
Choi Dongsoo yang tengah memandangi hamparan gedung mewah melalui teras megah nan lebar itu dengan pose menyelipkan tangan ke saku, menoleh pada Gimyung yang berbicara. "-Elite."
"Ibuku banyak cerita soal anda, kalau anda salah satu bagian dari crew Ayahku. Bagaimana bisa seorang gangster menjadi Presdir sebuah perusahaan terkemuka? Aku tau kalau Ayahku ingin sekali masuk politik. Biar ku perkenalkan diriku," Gimyung mendudukkan dirinya di kursi bergagang besi dengan bantalan empuk di ruangan itu, "Aku Kim Gimyung anak dari Kim Gabryeong."
Choi Dongsoo ikut mendudukkan dirinya dan menyamankan diri sesuai kebiasaannya ketika duduk. "Aku ke sini karena Minsun bilang kalau kau sudah sama seperti Ayahmu. Aku terkejut, apalagi ketika kudengar anak Gabryeong ingin menemuiku, dan membicarakan soal bisnis juga."
"Kalau begitu, mari kita bahas sedikit soal Ilhaehwe."
Gimyung menumpu siku pada lututnya, "Sebelum itu, aku sangat terkejut dengan identitasmu. Kau adalah Presdir HNH Group, dan juga orang yang menciptakan 4 Men Crew. Tak ku sangka wajah sebenarnya dibalik sikap muliamu ternyata kotor. Kenapa kau menciptakan 4 Men Crew? Apa karena kau butuh uang untuk memulai bisnis? Masyarakat kita pasti akan terkejut ketika mereka mengetahuinya. Si konglomerat Choi Dongsoo adalah seorang 'iblis'."
Senyuman terukir di wajah yang kini sudah mulai keriput itu, "Menarik. Kau memulai percakapan ini dengan titik kelemahanku?"
"Kau-" belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Choi Dongsoo menyanggah. "Kim Gimyung, gimana kalau kita sedikit berjalan?"
"Apa..?" Choi Dongsoo melangkah mendahului menuju teras tadi. "Ikuti aku. Aku sempat lupa meninggalkan seseorang juga di sana."
"Apa kau bisa melihatnya?" Kedua orang dengan umur terpaut jauh itu sama-sama menghadap pemandangan gedung dari sana, "Sejauh inilah diriku. Hanya butuh empat tahun untuk sampai kesini. Bukankah menurutmu itu waktu yang singkat?"
"Singkat karena adanya penyokong, ku ingatkan."
Gimyung menoleh pada Nara. Sebenarnya, sudah sedari tadi perempuan itu menguping pembicaraan mereka. Bukan bermaksud menguping kok, tapi karena di sana suasananya sepi, jadi kedengaran deh. Nara menyunggingkan senyum manisnya, "Hai, Kim Gimyung."
"Apa yang kau dan Nara katakan tadi benar. 4 Men Crew sangat membantuku mendapatkan ini semua. Kehadiranmu memberiku sebuah sayap. Tapi aku tidak peduli soal itu, aku sudah maju terlalu jauh. Lalu kenapa aku menciptakan 4 Men Crew, yang bisa membuatku dalam masalah?"
"Aku punya cukup kekuatan untuk menghentikan mereka jika akan menyebabkan masalah. Jika memberikan tugas ini pada Nara pun kekuatannya sudah lebih dari cukup. Intinya, aku bisa dengan mudah menghancurkan mereka. Kim Gimyung, tidak peduli apapun yang kau katakan, ancamanmu tidak bisa merusak image ku," jelasnya dengan diakhiri senyuman singkat.
Choi Dongsoo kemudian berbalik, "Aku tidak tau kenapa kau datang menemuiku. Bukankah karena kau kesusahan menghadapi kekuatan Ilhaehwe? Kau kesini untuk meminta bantuanku."
Tangan kanannya meraih kembali tongkat jalan yang disandarkan pada kursi, "Aku mengerti keputusasaanmu. Aku pernah melalui perselisihan antar anak-anak di masa lalu. Gimyung, tapi harus aku katakan, aku tidak punya niat sedikitpun untuk membantumu. Tapi aku mau tanya padamu "Kenapa aku harus melakukan itu?". Alasan aku menyetujui menemuimu, itu karena aku ingin melihat anak dari Kim Gabryeong. Tapi aku sedikit kecewa, anak Kim Gabryeong sangat menyedihkan. Berpikir kau mempunyai keberanian untuk meminta bantuan diriku. Padahal dulu Ayahmu tidak selemah ini."
Kepalanya tertoleh sejenak pada Gimyung yang masih berdiri di belakang. "Kim Gabryeong mempunyai 'keberanian'. Tidak ada lagi yang harus dibicarakan, pergilah."
"Semuanya berbeda, Ayah," keduanya sama-sama menatap Nara yang kini berpindah duduk menempati kursi Choi Dongsoo tadi. "Generasi kita jauh berbeda dari Generasi baru ini. Tidak sebaiknya kau samakan. Lagipula, Gimyung juga tidak terlalu semenyedihkan itu, kok."
"Pak Dongsoo, maaf tapi aku datang kesini bukan karena ingin memohon bantuanmu, aku ingin menawarkan sebuah bisnis," ujar Gimyung membuka suara.
"Gimyung, kau pikir kita setara? Dapat darimana ide kau ingin tawar menawar denganku?" Ini yang tidak disukai Nara pada orang yang dianggapnya 'Ayah' itu. Sifatnya yang terkadang bisa sangat arogan.
"Kelemahanmu.." Nara mengalihkan perhatiannya pada Gimyung yang berbicara tertuju pada Choi Dongsoo, "..Apa itu Yoojin?"
"Aku tidak tau detailnya seperti apa. Tapi aku tau kalau itu sangat fatal untukmu. Jadi aku berasumsi kalau Yoojin tau kelemahanmu. Seperti katamu kalau 4 Men Crew tidak penting, seperti penyakit kanker akan lebih baik dihapuskan. Dan Yoojin ketua dari Ilhaehwe tau akan kelemahan dirimu, kenapa kita tidak menghancurkannya. Aku ingin melindungi Big Deal dan kau ingin melindungi kelemahanmu. Mari kita bekerja sama untuk mengalahkan Ilhaehwe."
Gimyung berdiri menghadap Choi Dongsoo dan mengulurkan tangan kanannya, "Faktanya, aku punya sifat keras kepala dan aku butuh kekuatanmu. Apa kau mau menjabat tanganku?"
Jeda sejenak, hingga Choi Dongsoo kemudian tersenyum dan bergumam kata 'menarik'. Tangan kanannya terulur membalas jabatan, "Aku akan bergabung denganmu. Apa kau punya rencana?"
"Ada sesuatu yang harus ku diskusikan dengan anda, Pak. Jika aku berhasil menangkap Yoojin hidup-hidup, apa kau bisa mengakhiri dia dengan caramu? Seperti yang anda katakan, Ilhae akan berakhir jika Yoojin jatuh."
"Gimyung, Yoojin adalah pilar dari Ilhaehwe. Tanpa dia Ilhae akan runtuh. Tangkap dia dengan rahasia. Jika kau berhasil, kau akan mendapatkan kekuatanku."
Kedua tangan Nara terangkat mengusap wajah frustasi, 'Sialan. Tetap diam atau membantunya? Tapi jika tidak, janji Shera akan batal..'
KAMU SEDANG MEMBACA
꒰⑅WHILST༚꒱˖ [Jonggun] (HIATUS)
Fanfic【Hiatus untuk fokus ke ff Eleceed dan AOT.】 Singkat saja. Ini kisahnya, gadis hangat yang mampu membuat seorang Shiro Oni tersenyum dan tertawa bahagia tanpa harus memakai topeng. - ©Tokoh hanya milik Park Taejoon! - #6 - Jonggun [010922] ! Slow up...