"Aku ingin menawarkan pekerjaan."
"Pekerjaan?"
"Lawan aku dulu."
Jonggun melepas kacamata hitamnya. Menampilkan mata berpupil putih dengan luka yang menghiasi sekitarnya.
"Matamu unik."
"Terimakasih."
Jonggun tanpa aba-aba melesatkan Brazilian Kick. Untungnya, Nara langsung berjongkok menghindar.
"Curang sekali. Aku ini perempuan lho. Beri keringanan sedikit, kek."
Kaki Jonggun yang berada di atasnya, langsung dia raih. Jonggun mencoba menarik kakinya, namun cengkeraman kuat dari Nara, tak longgar sedikitpun.
Nara berdiri dan menghempaskan Jonggun ke dinding sekuat tenaga. Jonggun yang terduduk, meringis merasakan denyutan di punggungnya.
Jonggun menengadahkan kepalanya, menatap Nara yang juga memandangnya. Seringaian terukir di bibirnya.
Jonggun kembali berdiri. Meraih rambut hitamnya dan mengusaknya hingga tak beraturan. Beberapa helai turun menutupi keningnya.
"Hanya dari satu seranganmu tadi saja, aku yakin kau luar biasa. Lawan aku dengan menggunakan seluruh kekuatanmu, Nara."
Nara menghela nafas panjang. Bahkan, Jonggun pun mampu mendengarnya dengan jelas. "Padahal aku mau pulang dan tidur."
-
Jonggun terduduk dijalan gang yang dingin dengan posisi bersandar ke dinding. Lengan kirinya patah, kakinya terkilir, dan Ia juga mendapat luka baru di dadanya.
Goresan panjang dari arah dada kirinya hingga kebagian pinggang kanannya. Matanya beralih menatap Nara yang duduk disebelahnya.
"Tangan kananku patah. Bagaimana aku mencari pekerjaan sekarang?!"
"Tenang saja, aku akan merekomendasikanmu pada bosku. Lagipula, luka yang kudapat jauh lebih parah."
"Kau hampir melepaskan tulang tanganku dari tempatnya tau! Lihat, aku juga terluka dibahu. Pasti bakal membekas. Bajuku juga sobek. Awas saja kalau kau tak mau ganti rugi."
"Ya, ya. Tenang saja. Sekarang cepat papah aku. Kakiku terkilir tapi serasa sudah seperti putus saja."
"Tanganku patah. Tak mau."
"Hanya sebelah tuh. Tak lihat keadaanku?"
"Aduh, kenapa tak langsung kubunuh saja tadi, ya? Jika kau lupa, kau hampir membunuhku tau?! Kalau saja aku tak menghindar, pasti aku sudah mati tertusuk besi itu!"
"Kau hanya beruntung, kok. Cepat papah aku, kita pergi ke rumah sakit sekarang. Punggungku pegal sekali, sepertinya cidera ketika kau menghempaskan aku tadi."
-
"Aku menang! Bayar! Bayar! Bayar!"
"Haduh. Gun, nemu ni anak dimana sih?"
"Kolong jembatan, pas dia lagi ngemis—aduh!"
Lemparan bantal sofa dari Nara, tepat mengenai wajah Jonggun. Lewat dua hari dari pertarungan mereka, Jonggun masih dirawat karena benturan keras di tulang belakangnya.
Sedangkan Nara, sudah diperbolehkan pulang dengan tangannya yang masih harus dipasangi gips.
-
"Jadi, aku bakal tinggal disini?"
Jonggun sudah diperbolehkan pulang. Keadaan tubuhnya juga sudah membaik. Lengan Nara pun sudah sembuh. Walau kadang tiba-tiba nyeri.
Jonggun yang berdiri disampingnya mengangguk, "Kamarmu disebelah kamarku."
KAMU SEDANG MEMBACA
꒰⑅WHILST༚꒱˖ [Jonggun] (HIATUS)
Fanfic【Hiatus untuk fokus ke ff Eleceed dan AOT.】 Singkat saja. Ini kisahnya, gadis hangat yang mampu membuat seorang Shiro Oni tersenyum dan tertawa bahagia tanpa harus memakai topeng. - ©Tokoh hanya milik Park Taejoon! - #6 - Jonggun [010922] ! Slow up...