1.10 |Dihempas anggapan yang kemudian jadi kenyataan|

659 102 26
                                    

Nara menatap galak pada Jonggun yang gugup. "Gun, mau kemana?"

"Kerja," Nara menyipitkan matanya, "Nggak capek kerja terus? Nggak ambil cuti aja kayak aku?"

"Nggak, lagipula aku kerja juga buat kamu kok."

'Jangan-jangan..'

"Oke, fine fine, kamu kerja buat aku sama Jungoo, fine, tengkyu. Tapi, yakin cuma buat aku sama Jungoo?! Yakin?!"

"Maksud kamu?" Nara merebut handphone Jonggun, "Ini apa? Choi Dongsoo itu siapa Mas? Namanya ada dimana-mana lho disini. Kamu sampai ketemuan sama dia berkali-kali pake mobil baru yang aku sendiri nggak tau kamu punya, Mas!!"

Jungoo yang duduk santai di sofa, menonton dengan serius drama yang sedang berlangsung. Lengkap dengan tangannya yang memegang camilan.

"Oh, nggak cuma itu, kamu beri dia uang milyaran! Is the f*ckin money!"

Jonggun hanya mampu terdiam dengan wajah melongo. "It's my dream!! Not her, My dream Mas!!"

Jungoo di sofa tertawa kencang. Jarinya mengusap sudut mata yang mengeluarkan air, "Him, Nara. Pak Dongsoo itu kan lelaki.." sanggah Jungoo spontan.

Kedua tangan Jonggun spontan bergerak memegang kedua bahu Nara, "By, ayo ke rumah sakit!"

Nara seketika meleleh. 'BY?! DIA PANGGIL AKU BY?! WOAH!!'

Telunjuk Nara mengarah pada Jonggun, "World sedang tydack baik-baik saja!! Goo! Lapor ke epbiay!"

-

"Gun, gimana reaksimu kalau tau bapak Gabryeong punya anak selain Gayung?"

Tangan Jonggun yang awalnya bergerak mengelusi perut Nara, menjadi terhenti karena topik yang dibuka. "Anak lain?"

"Seorang pemimpin geng di Meksiko. Lihat, semua yang ada di hidup kita benar-benar memiliki benang merah yang menyambungkannya dengan masing-masing bagian. Dulu kita pernah mengatakan tentang Meksiko-Meksiko pada si Vasko ya?"

"Kau tau sesuatu? Kau dari Generasi 0, dan dirawat langsung oleh Kim Gabryeong, kan?"

"Tanya Paman Dogyu saja. Aku tak tau banyak perihal itu."

"Guys, main yok!"

"Tidur aja lah.." sahut Jungoo yang berbaring terlentang di karpet berbulu.

Nara berdiri, menghampiri Jungoo dan menarik tangannya, "Ayo, bestiee!"

Tapi lelaki berambut kuning cerah itu justru menutup matanya, "Mimpi indah, Nara."

"Masih siang, woi!!"

Jonggun berdiri bersama bibirnya yang melantunkan tawa. Meraih pinggang Nara dan melangkah keluar bersama.

Setelah kedua orang itu keluar, Jungoo kembali membuka matanya. Tubuhnya berguling di karpet. "Aku harus cari pasangan segera nih, kayaknya."

Ayo siapa mau daftar, bestie ꈍᴗꈍ.

Balik lagi ke si Jonggun sama Nara. Mereka berkendara dengan mobil mengelilingi Seoul. Nara menghela nafas bosan, "Ke sungai Han aja, nunggu matahari terbenam."

Jonggun mengerutkan keningnya dan melirik layar handphone, "Masih jam dua siang ini."

"Iyaaa, kan kubilang 'nunggu matahari terbenam'!" Jonggun tersenyum simpul, "Nggak kelamaan, tuh?"

"Nanti sambil nyari makan."

Jonggun mengangguk-angguk. Pasrah saja dengan kemauan Nara.

Sampai di sana, jalanan tepi sungai Han cukup ramai oleh pemuda-pemudi yang sepertinya saling berpasangan.

꒰⑅WHILST༚꒱˖ [Jonggun] (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang