1.9 |Oh|

639 101 4
                                    

Jonggun menghela nafas dan kembali memasuki rumah. Baru saja selesai menangani kekacauan yang dibuat Nara.

Jadi, Nara tadi menendang seorang lelaki. Karena lelaki itu bertanya, "Mau es krim rasa apa, mbak?"

Nggak ada hubungannya emang. Tapi si Nara ini sensinya kebangetan, woi.

"Mana Nara?"

Jungoo yang sedang bermain ponsel sambil makan cemilan itu menjawab, "Tadi kan dia ikut keluar sama kau. Butek ya? Makanya itu mata jangan di tattoin."

"Kan udah kubilang bukan tatto, b*go! Masa sih dia keluar? Perasaan nggak ada liat dia tadi."

Pintu di dobrak terbuka. Nara masuk dengan wajah tersenyum lebar. "Gun, main ke taman, yok!"

-

Dan, mereka pun akhirnya benar-benar pergi ke taman. Jungoo juga ikut nih.

Sedari tadi, Nara tidak bisa melepaskan pandangannya dari seorang anak laki-laki yang sepertinya anak SMA dan sedang membully di sana-di sisi lain taman, maksudku.

Sementara Duo JJ sedang membeli es krim, takutnya kalau Nara yang maju, orangnya bakal ditendang, Nara menghampiri anak-anak itu. "Ngapain kalian?"

Mereka tentu menoleh. Anak yang ditatap Nara tadi, angkat bicara bertanya, "Anak SMA mana?"

Nara mengendikkan bahunya, telunjuknya mengarah ke si anak yang dibully, "Nggak boleh gitu."

"Kenapa? Mau ngebelain dia?" Tunjuk anak nakal itu pada si korban bully.

Nara tersenyum, "Oh, bukan. Aku cuma mau nanya doang."

"Oh, yaudah pergi sana."

"Oh, kau ngusir? Padahal kutanya baik-baik. Kita ini satu profesi. Aku suka malakin anak orang soalnya."

"Oh, gitu. Mau ikut nggak?"

"Oh, kemana?"

"Oh, ya kemana aja."

"Oh, nggak mau."

Wajah si anak lelaki itu mengerut kesal. "Oh, yaudah pergi sana."

"Oh, kau ngusir?"

"Oh, kau ini ngeselin, ya?"

"Oh, iya kah? Aku nggak ngerasa tuh."

"Oh, kenapa ngomongnya pakai 'oh' si bngst?!"

"Oh, kok kasar njing?!"

"Oh, kau ini?!"

"Oh-apa si?! Mau gelut?!" Nara memasang kuda-kudanya, "Cowokku mafia tau!"

"Cowokmu?! Jadi duta shampo lain?!"-Nggak woi, bukan itu, bukan itu-"Cowokmu?! Mafia apaan?! Pasti orangnya menye-menye yekan?!"

"Nggak percaya?! Ngajak betumbuk, bilang!"

"Kan kau yang ngajak, s*alan! Kau ini lagi PMS, ya?!"

"Aku nggak sakit, ya!"

"Siapa yang bilang kau sakit, ya?!"

"Kan kau bilang PMS, ya!"

"Iya, Premenstrual Syndrome! Bukan Penyakit Menular S*ksual! Kau salah paham tuh, ya!"

"Oh, gitu."

"Oh, iya."

Nara dan anak itu saling tatap, sepersekian detik kemudian, mereka sama-sama berteriak, "Oh, kau ngeselin, ya!"

"Oh, kok bareng?!"-bareng lagi.

Sementara mereka terus saling berteriak 'Oh, kok bareng?!', dan anak buah dari si anak lelaki itu menahan tawa mati-matian, lalu si anak yang dibully yang sedang frustasi berat, akhirnya Jonggun dan Jungoo pun datang.

"Ada apa ini?"

Nara tersenyum lebar, "Nah, cowokku datang! Mampus kau! Cowokku ini yakuza, tau!"

"Yakuza?" Mata si anak itu menelisik dari bawah hingga atas, "Kok cowokmu pakai kacamata hitam? Nggak butek ya?"

Jonggun melepas kacamatanya, "Apa, s*alan?"

Si anak lelaki itu tertawa, "Beneran butek, coy!"

Tangan Nara menjitak anak itu, "Si g*blok, jangan mancing! Tar di hajar, habis kau!"

Si anak mengusap-usap keningnya, "Duh, kuat juga pukulan kau ya!"

"Aku?"

Si anak dan Nara bertatapan. Sama-sama tersenyum dan menaik-turunkan alisnya, lalu berucap bersamaan, "Jadi duta shampo lain?!"-Ini ngapa si woi?!😭

Lelah dengan ke absurd-an yang ada, si korban bully pun akhirnya berlari menjauh. "Korbanmu kabur tuh."

"Biarin aja, mungkin dia lapar, mau berak."

"Oh, benar juga. Emangnya dia tau dimana toko bajunya?"

"Oh, mungkin dia bakal nyari di Gangbuk nanti."

"Oh, nggak kau antar? Kan kesian."

"Oh, nggak apa. Dia punya mobil lamporjinai, soalnya."

"Oh, iya kah? Cowokku punya yanaha tuh, semakin didepan!"

"Oh, apaan tuh? Merek mi instan?"

"Oh, bukan. Merek air mineral tuh."

"Oh, Re minelar?"

Jonggun dan Jungoo menganga tak percaya pada percakapan dihadapannya. "Apaan ini..? Gun, kayaknya gegara bunting anakmu, si Nara jadi gila deh?"

Sementara Nara dan anak itu berbincang, Jonggun dan Jungoo duduk bersama anak-anak buah si pembully. Es krimnya udah habis dimakan mereka sendiri, btw.

Ketika Nara dan si anak itu duel, dan dirinya sedang mundur menghindar, Nara tak sengaja menabrak seseorang dibelakangnya.

Ketika membalikkan badannya, mata Nara membola kaget. "Shera..?"

Tangannya menyentuh rambut Shera

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tangannya menyentuh rambut Shera. "Rambutmu, panjang..?"

"Aku bisa mengaturnya sesuai yang ku mau."

"Mereka bisa melihatmu?" Shera mengangguk kecil. Nara berdeham menutupi rasa kagetnya, "Apa yang kau lakukan disini?"

"Hanya sekedar mengunjungimu."

Jonggun dan Jungoo mendekati mereka. Anak-anak tadi, barusan berpamitan pulang. "Siapa?" Tanya Jungoo padanya.

"Teman berhargaku," sahutnya. Kembali beralih pada Shera, Nara bertanya kembali, "Jangan bilang kau ingin menjemput..? Siapa saja?"

"Belum. Seminggu yang lalu, aku menjemput Youra."

"Hanya sekedar menjemput, kan?" Shera mengangguk ragu. Tangannya mengelus perut Nara sejenak. Kemudian langsung berbalik.

"Hati-hati, Nara," peringatnya sebelum benar-benar pergi.

Nara kemudian berbicara pada Jonggun masih dengan menatap Shera yang menjauh pergi, "Kita pulang sekarang."

꒰⑅WHILST༚꒱˖ [Jonggun] (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang