1.5 |Ilhae anak perusahaan 2-Sirkus|

797 128 18
                                    

"Sembunyi deh, sembunyi~ Aku berhasil menyembunyikan identitasku deh~"

Tebak, Nara ada dimana?

Awalnya ingin bertemu dengan Yoojin. Tapi Lee Dogyu menyeretnya untuk mengikutinya. Katanya sih, kangen sama 'anak asuhnya'.

"Kenapa aku juga dibawa, Paman?!"

"Kan sudah kukatakan. Aku kangen padamu. Tiba-tiba pergi dan menghilang ketika umurmu 16 tahun."

Nara berdecih kesal. Matanya bergulir memutari seisi ruangan. Iris coklatnya berhenti di satu titik. 'Mereka eksekutif? Itu Hannya. Yang disebelahnya? Aku baru tau Yoojin merekrut orang baru.'

Orang bertopeng putih itu menatap balik kearahnya. Lebih tepatnya, ke Dogyu yang disebelahnya. 'Dia kenal dengan Paman kah?'

".. Permainan pertama, akan segera dimulai! Permainan pertama adalah 「Mengeliminasi semut」!"

Suara pemandu acara dari arah podium khusus mengalihkan perhatiannya. Pandangannya sempat bertabrakan dengan milik si wanita. Bos dari anak perusahaan kedua, Neko.

Neko menampilkan senyum formalnya pada Nara. Menyipitkan matanya dan mengangguk sesaat kemudian berbalik menghadap arena pertarungan. Kembali fokus pada pekerjaannya.

'Ini akan jadi tontonan yang panjang..'

-

'Brak!'

"Ayah!"

Perhatian kini teralih padanya. Nara menatap mereka satu-persatu. Pak Dongsoo memang sedang berada di ruangan ini. Duduk santai di kursi agungnya.

Namun buruknya, ada Jonggun & Jungoo disini. "Anu, maksudku Pak bos," ujarnya ragu sambil menunjuk Pak Dongsoo.

Choi Dongsoo tersenyum kecil. Hampir tak terlihat jika tak diteliti. "Ya, Nara?"

Nara berjalan mendekat, "Permintaanku waktu itu?"

Pak Dongsoo membuka laci mejanya. Meraih sebuah map dan menyerahkannya pada Nara. "Sudah lengkap. Silahkan diperiksa. Habis darimana kau?"

Nara mengangguk kecil. "Ilhae, anak perusahaan kedua. Paman Dogyu membawaku kesana untuk menyaksikan 'sirkus'. Aku juga ada urusan kecil pada Yoojin. Memberi data para 'peserta sirkus' juga beberapa tentang orang-orang daerah tengah. Park HyungSeok dijadikan eksekutif disana."

Pak Dongsoo mengerutkan keningnya, "Untuk apa? Bukankah cukup berbahaya baginya?"

Mengangkat bahunya kemudian melanjutkan, "Kudengar, dia menyerahkan teman-temannya sebagai taruhan kesepakatan."

"Menarik."

Nara berbalik dan melangkah mendekati sebuah kursi. Duduk disana dan menunduk memfokuskan dirinya membaca serentetan kalimat berisi berbagai informasi.

Nara tertegun. Iris matanya kini sudah berkaca-kaca. Nara meremas kuat pegangannya pada map itu. Ingin dia cabik-cabik hingga tak dapat disatukan lagi rasanya. Tapi Ia tahan karena mengingat kertas-kertas ini penting.

Bibirnya mencebik kesal. Otaknya menekan kuat agar tak mempercayai berbagai 'pernyataan' disana. Tapi, ini informasi yang diurus dan dikonfirmasi langung kebenarannya oleh Choi Dongsoo.

Nara mengurut pelipisnya. Berharap rasa pedih disana hilang. "Jahat.."

Gumaman dari Nara terdengar jelas oleh tiga orang lainnya didalam ruangan. Jonggun dan Jungoo bertatapan bingung. Sedangkan Pak Dongsoo yang paham, melangkah mendekatinya.

Tangan kekar dari Pak Dongsoo, mengelus kepalanya lembut. Meraih pundaknya dan mendorongnya pelan, memberi isyarat agar memeluknya. "Keluarkan saja. Begitu kan, kau mengajariku."

꒰⑅WHILST༚꒱˖ [Jonggun] (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang