2.8 [Puzzles]

290 31 9
                                    

Hyungseok melesatkan tendangannya pada Jihoon tanpa aba-aba. Dengan refleks yang luar biasa bagus, Jihoon merendahkan tubuhnya ke belakang, "Kau sama sekali tak ragu-ragu, ya?"

"Aku sudah belajar, bahwa jika aku ragu, aku tak akan bisa mewujudkan apapun," Hyungseok meraih tangan Jihoon dan hendak membantingnya. Namun Jihoon yang lebih gesit, berbalik dan menendang Hyungseok.

"Park Hyungseok, sepertinya kau belum paham. Kalau tak bisa mengenaiku dengan telak, bukan hanya Big Deal dan Burn Knuckles saja yang akan mati, tapi kau juga."

Jihoon mengangkat kakinya tinggi-tinggi, bersiap melesatkan tendangan balasan pada Hyungseok yang berjongkok. Tapi serangannya itu, ditahan oleh Zin yang membentuk kuda-kuda pertahanan.

Sejenak Jihoon salah mengira dia adalah Ji Gongseob, "Katanya kau adalah Lee Jihoon? Ini pertama kalinya aku bertarung dengan selebriti."

Vasko meliukkan tubuhnya, lalu melesatkan tendangan Compressed Low Kick miliknya, "Aku akan menghukummu," tapi Lee Jihoon yang lebih unggul, langsung melompat dan dengan mudah menghindari serangannya. Menjadi idol cukup menguntungkan, karena membuat tubuhnya jadi semakin lentur.

Hyungseok dan Zin kemudian melakukan serangan gabungan, tapi Jihoon dengan mudah berputar, menghindar, bahkan menghunuskan serangan balasan pada mereka.

"Kastel yang kokoh, ya? Aku merindukan nama itu," Jihoon menyerang Zin dengan kemampuan Invisible Attack karena kecepatan di atas rata-ratanya itu, "Begitu, ya? Jika kau ingin menjadi seperti orang itu, atur napasmu dengan lebih baik," titahnya dengan terus menghindari tinjuan Zin, "Tapi, itupun kalau hari ini kau bisa bertahan hidup," terakhir Jihoon melesatkan tendangan telak padanya.

Vasko kemudian kembali maju dan menyerangnya, "Sudah kuduga selanjutnya adalah kau. Hanya dengan kekuatan seperti ini, apa bisa melubangi organ dalam?" Sanggahnya sambil menahan serangan Vasko hanya dengan satu tangan yang dibantu tekan oleh lututnya.

"Vasko," serangan selanjutnya, tangan Vasko yang mengalungi leher Jihoon, digunakannya sebagai tumpuan. Mengangkat tubuhnya dan berputar 90° hingga kini menggantung terbalik di udara, "Melubangi sesuatu itu, seperti ini," kaki sebelahnya menendang kuat pada Vasko, lalu diulanginya lagi ketika tubuhnya kembali mendarat di tanah hingga mampu membuat Vasko langsung tepar.

Tendangan Hyungseok kemudian menginterupsinya, "Jangan khawatir. Teman-temanmu masih belum mati. Tapi—" tendangan Low Kick Hyungseok ditahannya dengan sebelah kaki, "—kalau terus seperti ini, tentu mereka akan mati."

Hyungseok melesatkan tendangan lagi sesaat setelah tubuhnya ditendang Jihoon. Tapi tidak satupun yang memberi damage serius pada si Peppa Pig itu. "Aku iri, pada kemampuan menirumu," celetuknya.

Ucapan-ucapan itu tidak dihiraukan Hyungseok. Tubuhnya berputar membentuk suatu teknik, tapi Jihoon dengan santai merendahkan tubuhnya menghindari serangan, "Terlalu kentara."

"Itu teknik yang itu kan?" Celetuk Nara berbisik pada Jonggun di sebelahnya yang balas mengangguk. Keduanya sama-sama menikmati pertarungan di depan. Sekalian mau lihat hasil dari latihan Hyungseok, kalau kata Jonggun.

"Berhati-hatilah Lee Jihoon," Jonggun kembali memantik api rokoknya, "Aku juga tertipu olehnya."

Tapi peringatan Jonggun kalah cepat dengan Hyungseok yang kini sudah pada posisi tujuannya yang sebenarnya. Menginjak kaki si puncak. "Sejak semula, yang diincarnya adalah kaki. Kesian banget sepatu mahal dan glamour-nya Kak Jihoon," celetuk Nara berdecak lidah antara kagum dan prihatin.

Jonggun refleks menoyor dahi kekasihnya, "Bukan itu yang penting, chagiya."

'Bugh!'

Tinjuan keras menghantam wajah cling cling seorang Lee Jihoon. Yang membuat sepasang kekasih itu spontan menoleh dan Nara refleks tertawa keras sambil menepuk-nepuk pundaknya Jonggun yang polos karena tak memakai baju, "Suaranya renyah banget, Gun!"

꒰⑅WHILST༚꒱˖ [Jonggun] (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang