30#

187 39 3
                                    

-----HAPPY READING-----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-----HAPPY READING-----

     Seorang wanita sudah cukup berumur itu memandang dirinya di depan cermin. Ia merias wajahnya agar terlihat cantik dan berseri. Tidak lupa dengan pakaian yang agak terbuka. Ia melirik pada seorang pria yang sudah berumur namun masih terlihat tampan itu.

"Sayang, kamu mau kerja hari ini?" tanyanya dengan nada lemah gemulai.

Sang pria memasang senyum simpul sebelum menerima pelukan dari wanita yang sudah menjadi istrinya.

Ia melirik bagian dada sang istri yang terbuka membuatnya sedikit bergairah. Namun, dia teringat sesuatu. Hingga membuatnya menolak tubuh istrinya dengan pelan.

"Sayang, aku pergi dulu ya." Tentu saja wanita cantik itu terkejut dengan reaksi suaminya barusan. Membuatnya sedikit kesal dan menahan lengannya.

"Kamu mau kemana sayang?" Wanita cantik itu berusaha untuk terlihat imut di depan suaminya. Ia tidak mau ditinggalkan oleh pria itu setelah memilikinya. "Kamu nggak mau aku?"

Pria itu sudah cukup menahan diri untuk tidak melahap istrinya. Ia memutuskan untuk menghabiskan waktu di sana bersama istrinya dan tidak jadi pergi ke suatu tempat seperti yang dia inginkan.

"Baik, aku ingin dirimu, sayang," jawabnya dengan tatapan sedikit sayu.

Mereka berciuman dengan panas hingga terjatuh di kasur yang empuk. Melewati hari yang baru saja dimulai kembali dengan sebuah permainan panasnya.

----

Fiza memandang wajah pujaan hatinya dengan serius. Sudah yang ke berapa kalinya mereka makan bersama, berduaan, seperti ini? Entahlah, ia juga tidak mengingatnya. Intinya, ia sangat bahagia bila bersama dengan lelaki kesayangannya.

Lelaki di depannya memakan dengan lahap bakso miliknya. Ya, entah mengapa dia ingin memakan bakso. Akhirnya, mereka mencari penjual bakso yang tak jauh dari kampus.

Jeo sampai rela menemaninya untuk mencari penjual bakso bersamanya. Padahal ia mendengar kalau lelaki itu sedang sibuk dengan tugasnya.

"Jeo, nggak pa-pa nih makan bakso bareng Fiza?" Jeo menoleh dan menggeleng. Ia tidak berbicara karena bakso masih dalam mulutnya.

"Jeo, Fiza mau nanya dong."

Jeo menjawab setelah selesai mengunyah makanannya. "Paan?"

"Kenapa sih ketampanan Jeo gak berkurang malah bertambah tiap harinya?"

Fiza menatap mata lelaki itu dengan serius. "Mana gue taulah," jawabnya kembali memakan baksonya.

Gadis itu menghela napas. Mengaduk baksonya dengan wajah yang cemberut.
"Bikin repot hati orang aja deh."

"Bagus dong gue ganteng." Jeo yang hendak menyuap lagi menjadi terhenti. "Jangan bilang Lo iri?" tukasnya.

"Fiza tuh bukannya iri. Fiza tuh kesal aja Napa Jeo udah ganteng gini, bikin repot hati Fiza lagi. Bukannya tanggung jawab gitu kek. Pacaran kek. Lamar kek. Ini malah biasa aja," ungkapnya yang tiba-tiba menjadi dramatis.

Maaf, Aku Telat [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang