20#

187 54 0
                                    

----HAPPY READING----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

----HAPPY READING----


  Setelah beradu argument dengan Jeo. Gadis mungil itu pergi meninggalkannya dan mencari toko es krim untuk menghilangkan badmood. Rasanya menyebalkan kalau sang pujaan hati membuat suasana hatinya selalu gundah gelana seperti ini. Jeo memang meresahkan!

"Kak, es krimnya tiga rasa ya!" ujarnya pada sang penjual.

Sang penjual es krim itu mengangguk. Lalu membuatkan pesanan konsumen yang membeli es krimnya.

Dari kejauhan Fiza melihat wajah datar Jeo mendekat ke arahnya.

"Kaki lo pendek, tapi kalo lari cepet juga."

Fiza mendelik kesal.

"Jeo ngatain Fiza ya? Awas aja kalo niatnya gitu!" tukasnya dengan galak.

Jeo menghela napas. Melihat ke samping yang ada toko penjual es krim.

"Lo beli es krim?"

"Iyalah! Jeo gak liat?" kesal Fiza.

Sang penjual menyodorkan es krim yang dipesan Fiza. Membuat keduanya menoleh. "Ini Dek, pesanannya."

Fiza mengangguk sambil mengulas senyum. "Dibayar cowok ini ya Kak. Makasih," jelas Fiza lalu pergi meninggalkan outlet.

Jeo terperangah. Penjual itu menatapnya seolah meminta es krim yang baru saja diterima oleh gadis kecil itu dibayar olehnya.

Penjual itu menyimpulkan senyum saat Jeo memberikan uangnya. "Terima kasih. Semoga suka dengan es krimnya."

Jeo hanya mengangguk dan melenggang pergi menghampiri gadis mungil yang entah kemana perginya sekarang.

"Mana si Fiza?" gumamnya sambil celingak-celinguk.

Lelaki itu menghembuskan napasnya pasrah. Sepertinya anak itu menghilang entah kemana dan sekarang ia harus mencarinya sampai ketemu. Merepotkan saja.

Jeo menghampiri seorang ibu-ibu yang sedang bersama anaknya.

"Maaf, Bu. Apa ibu melihat perempuan, tubuhnya kecil, rambutnya agak pirang, pakai baju ..." Jeo mengingat-ingat, "pakai baju warna putih," jelasnya.

Ibu-ibu itu menggeleng. Anaknya tiba-tiba merengek. Raut wajah itu berubah menjadi tak enak.

"Maaf ya Nak. Ibu permisi dulu."

Jeo mengangguk sopan. "Iya Bu. Gak masalah."

Dan tinggallah dia sendiri. Lelaki itu menghembuskan napasnya dan kembali menghampiri seseorang untuk bertanya. Bertanya apakah ada yang melihat seorang Fiza? Gadis yang merepotkan itu?

"Permisi, mbak. Lihat cewek yang tubuhnya kecil?" tanya Jeo membuat wanita yang dirasa lebih tinggi dari Fiza itu menoleh.

"Nggak Mas. Eh?" Wanita itu melihat wajah Jeo dengan teliti. Hal itu membuat Jeo tentu saja risih.

Maaf, Aku Telat [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang