57#

237 53 32
                                    

-----HAPPY READING-----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-----HAPPY READING-----

   Tisha: Fiza, boleh datang ke alamat ini? Aku mau kasih kamu sesuatu.

Fiza mengernyitkan dahinya setelah membaca pesan yang baru saja dia dapat dari sahabatnya yang manis bernama Tisha. Bukan karena datang atau tidaknya, tetapi karena di kalimat tersebut diberitahukan Tisha akan memberikannya sesuatu. Tentu saja dia dibuat penasaran dong. Kira-kira gadis manis itu akan memberikannya apa ya?

"Kenapa, Za?" tanya Jeo saat Fiza menatapnya dengan tatapan bingung.

Gadis itu memperlihatkan layar smartphone nya pada Jeo yang menampilkan isi chatnya dengan Tisha.
"Fiza datang gak ya, Je? Fiza bingung deh. Tapi Fiza penasaran, soalnya disitu dibilang Tisha mau kasih Fiza sesuatu. Ihh Tisha sekarang kenapa bisa banget bikin Fiza kepo kayak gini sih."

"Datang aja. Mungkin kado spesial buat kamu." Saran Jeo membuat Fiza mempertimbangkan lagi untuk datang ke alamat yang tertera.

Ting. Baru saja Tisha men-share location padanya. Langsung saja dibuka lokasi tersebut. Alisnya bertaut. "Ini dimana ya? Fiza gak pernah deh kayaknya kesini," katanya yang tidak familiar dengan alamat yang diberikan Tisha.

Jeo hanya diam saja. Fiza menatapnya dengan penuh arti. Entah mengapa firasatnya tiba-tiba menjadi tidak enak.
"Je, mau ya ikut sama Fiza? Anterin Fiza ke situ sekalian temenin. Ya ya ya?" bujuknya dengan wajah memelas.

"Iya." Jeo menghela napasnya. Bukan pertanda dia terpaksa mengikuti permintaan kekasihnya, tetapi karena dia tidak bisa mengatakan tidak setelah melihat tatapan bersirat dari Fiza.

"Yey! Makasih sayang umuuachh," ucap Fiza sambil mencium pipi laki-laki itu dengan lebay.

-----

Usai dari perjalanan yang cukup lama. Fiza dan Jeo turun dari mobil. Jeo membukakan pintu untuk Fiza, dengan wajah sumringah gadis mungil itu menyambut dengan senyuman lebarnya.
"Ya ampun, Jeo sweet banget dehh. Fiza jadi baper."

Jeo hanya mengulum senyum. Mereka berpegangan tangan dan berjalan menuju rumah cukup sederhana di depannya dengan langkah yang pelan. Jeo dapat merasakan bahwa gadis itu sedang gugup dan entah kesambet apa laki-laki itu mencium punggung tangan Fiza dengan lembut. Dia tiba-tiba ingin melakukan itu untuk menenangkan Fiza yang wajahnya terlihat kaku.

"Jeoo," lirihnya terharu. Jeo menghela napas dan tersenyum hangat pada Fiza. Sepertinya untuk pertama kalinya laki-laki itu memberikannya senyuman yang sehangat ini. Benar sekali, laki-laki itu bisa dihitung beberapa kali ketika tersenyum padanya. Jeo memang lebih banyak senyum bersama sahabatnya, Damar.

Namun kali ini dugaannya bisa dia runtuhkan. Jeo bisa perhatian jika laki-laki itu luluh padanya.

"Fiza ... Jeo?"

Tangannya yang menggenggam tangan Jeo dilepaskannya begitu saja dan berlari menuju gadis yang baru saja muncul sambil menghamburkan diri untuk memeluknya.

Maaf, Aku Telat [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang