Bandung, 16 Februari 2022
Di dalam mobil milik Jaya di bagian depan terdapat Juan dan Jaya mereka banyak berbincang tentang banyak hal, tak seperti di kursi bagian belakang yang di situ ada Ricky dan Surya hening saja. Tapi tak lama...
"Bang" -Ricky
Surya menoleh.
"hmm?" -Surya
"Enggak enggak papa cuman ya diem diem bae ngobrol dikit gitu biar kagak hening ya... " -Ricky
Surya hanya mengangguk perlahan.
"Nama lu?" -Surya
"Gua Ricky, Ricky Nanda Kaivan" -Ricky
Surya mengangguk perlahan.
"Lu sendiri bang? Betewe kagak usah ngagguk ngagguk mulu Bang, pegel gua liatnye" -Ricky
"Surya, Surya Putra Agung" -Ricky
"eumm oke" ucap Ricky tersenyum kaku, tak terasa sudah perjalanan Surya sampai di kediamannya. Tak lupa dia berterima kasih kepada Jaya karena telah peduli akan temannya dan memutuskan memberi tumpangan kepada temannya ini.
Surya berjalan menuju pintu utama namun Surya sempat melihat ada mobil sedan yang berarti sekarang ayahnya ada di rumah, Surya mulai memegang kenop pintu dan Surya menghela nafas sebentar lalu akhirnya ia membuka pintu rumah tersebut. Terlihat di dalam rumah Surya berantakan sekali seperti habis terjadi pertengkaran, atau memang ada pertengkaran?
Surya berjalan menuju lantai atas lebih tepat kamarnya ia memutuskan untuk mengerjakan tugas dari dosesnya, namun tiba tiba....
Pranggg
Terdengar suara pecahan kaca dari arah lantai bawah, Surya buru - buru keluar dari kamarnya dan melihat kebawah. Terlihat di bawah ada Ayahnya yang baru saja menjatuhkan foto keluarga mereka, lalu ayahnya pergi keluar entah kemana Surya tak tahu
Surya menghampiri sang Ibu "Mahh Mamah gapapa?" tanya Surya yang terlihat hawatir pada sang Ibu, Ibu tersenyum lalu mengangguk "iya mamah gapapa sayangg" jawab sang Ibu "Mamah luka Surya obatin ya mah" Surya bergegas mengambil kotak p3k untuk mengobati sang Ibu. Setelah mengobati sang Ibu Surya menuntun sang Ibu untuk beristirahat di kamarnya, dan dia kembali mengerjakan tugas tugas mata kuliahnya.
Sejujurnya Surya tidak terkejut lagi dengan kejadian seperti tadi, dia sudah terbiasa dengan adu mulut yang orang tuanya lakukan atau bahkan kekerasan fisik yang ia dan ibunya dapat dari yang ayah, itu sudah seperti makanan sehari - hari bagi Surya. Jika kalian bertanya apa yang bisa menyebabkan keluarga Surya yang awalnya damai menjadi berantakan seperti ini. Jawabannya tentu saja ekonomi.
Semenjak Surya berkuliah pengeluaran menjadi bertambah, dan di tambah ayahnya yang baru saja 2 bulan lalu di PHK dari kantor tempat ayahnya bekerja karena karena ada relokasi perusahaan yang membuat Sang ayah harus di PHK. Ayah Surya sudah melamar keberbagai tempat lainnya namun nihil tak di terima, dan sekarang ayah Surya sudah pasrah dan memutuskan bepergian tak tahu kemana. Entah itu berfoya foya atau apa yang pasti ibu dan Surya tak tahu.
Karena ini juga yang menjadi alasan ibu Surya bekerja di rumah makan, dan membuka toko online yang menjual makanan ringan seperti basreng, cimol, cireng, dan lain lain. Surya sendiri awalnya ingin melanjutkan ice skating nya, namun sang ayah tak memperbolehkannya. "Bayar latihan ice skating tuh mahal! Bapak ga punya uang!" ucap sang ayah, mungkin Surya bisa melanjutkan belajar ice skating nya secara autodidak dan selain itu Surya juga ingin menjadi guru ice skating dan membantu ekonomi keluarga mereka. Namun tetap saja sang ayah akan melarang. Alasan itu yang membuat Surya berhenti menjadi atlet ice skating dan memutuskan fokus berkuliah.
______«•••»______
"Permisi"
Ucap seseorang dari arah pintu yang membuat Jino, Sagara, dan Juan menoleh kearah suara.
"eh a Jaya masuk aja a!" -Juan
"punten" ucap Jaya sembari memasuki kediaman Sagara.
"HEYY HEYY RICKY YANG TAMPAN DAN MENAWAN DATANG AYOO KASIH SAMBUTAN YANG MERIAHH" teriak Ricky sembari bertepuk tangan dan, memasuki kediaman sagara dengan santai "hehhh Ricky berisikk kagak sopan lu! Maafin Ricky ya Juan" ucap Jaya.
"Gapapa a santai aja ayo atuh duduk sini" ajak Juan kepada Jaya.
"Oh iya ini saya tadi mampir ke pizza Hut terus beli ini di makan ya" -Jaya
"Eh makasih ya a Jaya jadi ngerepotin" -Juan
"Ga ngerepotin kok" balas Jaya lalu Juan dan Jaya duduk dan berbincang bincang sementara itu.
"Halo kak Saga apa kabar?" tanya Ricky sembari tersenyum dan menaik turunkan alis kirinya, Sagara menghela nafas "Baik" jawab Sagara cuek "Kak Saga ga mau nanyain kabarku juga gitu?" tanya Ricky "buat apa aku nanyain kabarmu kalo hampir tiap hari ketemu sampe bosen aku liatnya" jawab Sagara "Tapi kak hari ini aku lagi ga baik baik aja tau" ucap Ricky "kenapa?" tanya Sagara "aku ga baik baik aja karna liat muka cantik kakak jantung Ricky jadi jedag jedug tau kak" jawab Ricky sembari memegang dadaknya dan berlagak seperti orang kesakitan.
Sagara yang melihat itu memasang ekspesi jijik kepada Ricky "Alay, lagian aku teh laki laki masa cantik ari kamu gelo? Sinting? Dongo? Rada rada?" tanya Sagara "iya kak Ricky emang rada rada, rada rada menyukaimu" jawab Ricky lalu memberi fly kiss kepada Sagara.
Di tengah kesibukan mereka dengan 2 orang yang baru saja datang, ada satu orang yang sedari tadi bingung dengan siapa 2 orang yang baru saja datang itu, dan ia merasa tak asing dengan salah satu di antara mereka terutama laki laki yang bernama Jaya, Jino merasa tak asing dengan laki laki bernama Jaya namun lupa dimana. Jino mencoba mengingat ngingat kapan ia pernah melihat sosok Jaya tersebut.
Dan akhirnya Jino ingat dia pernah melihat sosok Jaya itu di...
______«•••»______
Di hatiku ehek:D
Happy reading!
KAMU SEDANG MEMBACA
SOULMATE - SUNGJAKE
Fanfictionhe fell first but he fell too late Homo phobic dni