Bandung, 27 Februari 2022
Jino sedang bersantai di ruang tengah sembari menonton televisi. Beruntung Jino sudah membereskan tugas tugasnya. Jino memang tak pernah meninggalkan tugasnya, dia selalu mengerjakan di saat itu juga. Dan hal itu juga yang membuat Jino tak terlalu memilki banyak teman, dia lebih suka berkutik dengan tugas tugas yang dosennya berikan meskipun iya tahu bahwa itu tak akan di periksa oleh dosennya, ketimbang mencari teman.
Jino selalu bilang 'aku bukan gak mau punya teman cuman, untuk saat ini tugas lagi ada di tingkat tinggi buat di prioritaskan'.
"Jinooo"
Jino yang tengah menonton animasi Adit & Sopo Jarwo, langsung menghampiri asal suara.
"Iya Bunda?" -Jino
"Tolong bantu bunda beresin kulkas ya, Bunda mau masak bentar" -Bunda Jino
Sebagai anak yang baik, pintar dan rajin menabung Jinopun menuruti Perintah bundanya.
"Jino" -Bunda Jino
"Iya?" -Jino
"Kalo di pikir - pikir udah lama ya, Bunda ga liat kamu sama Surya main bareng" -Bunda Jino
Jino terdiam saat sang Ibu membicarakan sosok Surya, tapi akhirnya Jino melanjutkan memberes kulkas.
"Ya mungkin dia sibuk sama kuliahnya, apa lagi kita kan di falkutas yang beda" -Jino
"Tapi ya ga harus sampe jaga jarak segitunya, apa lagi kita tetangga loh" -Bunda Jino
"Tau tuh mentang mentang masa pandemi jadi jaga jarak sejauh bumi dan bulan, padahal dulu mah kamu sama Surya sering banget mainan lonceng di kamar eh sekarang sunyi banget kayak kuburan" ucap Hendra yang entah muncul dari mana.
"Ih apaan si a ikut ikutan" -Jino
Bunda Jino tersenyum sembari menggelengkan kepalanya.
"Jadi gini intinya Jino" -Bunda Jino
"Mau sibuk atau engga, jauh atau deket atau apapun itu jangan sampai kamu mutusin tali silahturahmi sama siapapun itu, mau tetangga, temen, keluarga atau siapapun jangan sampe pokonya" nasihat sang Bunda, Jino lagi lagi terdiam mencerna ucapan sang Bunda.
"Nah kebetulan Bunda baru aja buat kolak, ini kamu anterin ke rumah Surya" -Bunda Jino
"Tapi Jino kan lagi tolongin bunda berse-" -Jino
"Udah sok anterin ini aja dulu" -Bunda Jino
Mau tak mau Jino menuritin perintah sang Bunda untuk mengantarnya makanan ke rumah Surya. "Nah kamu beresin kulkas" ujar sang Bunda pada Hendra "loh kok aku si Bun? Ini kan tadi kerjanya si-"
"udah beresin aja cepet ga usah banyak alesan" -Bunda Jino
______«•••»______
Kini Jino sudah berada di depan pintu rumah Surya. Entah kenapa tapi Jino merasa gugup sekali padahal ini bukan pertama kalinya ia mengunjungi rumah ini.
Tokkk Tokkk Tokkk
Jino mengetuk pintu perlahan, namun nihil tak ada yang membukakan pintu. Jino memutuskan untuk mengetuk pintu lagi, namun...
Clekkk
Pintu terbuka dan menampilkan sosok wanita paruhbaya yang tak lain adalah Ibu Surya.
"Aahh Jino mamah kirain siapa, udah lama ya Jino ga mampir kesini padahal kita tetangga ya" ucap Ibu Surya sembari tersenyum "Eh iya, eum ini Jino mau anterin ini kolak dari Bunda buat mamah" ujar Jino sembari menunjukan kolak tersebut. "Ehhh hatur nuhun atuh yaa" ucap Ibu Surya sembari menerima kolak tersebut "Hehe iya sama sama" balas Jino, dan saat Jino ingin kembali kerumahnya...
"Eehh Jino mau kemana?" -Mamah Surya
"Jino mau pulang" -Jino
"Naha langsung pulang, biasanya juga main dulu disini" ujar ibu Surya "Eumm itu Jino lagi banyak tugas mah hehe" bohong Jino. Ibu Surya ber oh ria sembari mengangguk paham "Yaudah kalo gitu gapapa, tapi nanti mah main atuh disini sama Surya biasanya juga main bareng kan" ujar Ibu Surya "Kalo gitu Jino permisi ya Mah" pamit Jino "Iya sekali lagi makasih yaa" ujar Ibu Surya.
Sementara itu di lain tempat, ada seseorang yang diam diam memperhatikan Jino tanpa Jino sadari.
______«•••»______
Jino pulang kerumahnya lalu segera duduk di sofa dan kembali menonton televisi. "Gimana?" tanya Sang Bunda menghampiri Jino, Jino mengerutkan keningnya sembari menatap sang Bunda.
"Gimana apanya?" -Jino
"Ya gimana, tadi ketemu Surya ga?" -Bunda Jino
Jino menghela nafas "ga" Jawab Jino cuek, mungkin karena tak mendapatkan jawaban yang di harapkan Bunda Jino memutuskan pergi keluar untuk menyirami tanaman. Jino sendiri memutuskan untuk mematikan televisi dan naik ke lantai atas, lebih tepat kamarnya.
Jino duduk di kursi belajarnya, Jino menghela nafas sebentar. Sebenarnya apa yang Bundanya ini pikirkan kenapa dari tadi membicarakan Surya? Apa Bundanya ini menyukai Surya? Pikir Jino. Tapi akhirnya Jino memutuskan untuk tak menghiraukannya dan memilih untuk membuka laptopnya dan belajar._____«•••»______
Happy reading!
KAMU SEDANG MEMBACA
SOULMATE - SUNGJAKE
Fanfictionhe fell first but he fell too late Homo phobic dni