Bandung, 19 April 2022
Didalam mobil Jino sendiri tengah termenung dengan tanganya yang masih memegang hasil chek upnya hari ini. Entah dari mana rasa putus asa tiba-tiba menyelimutinya kala dokter berkata padanya jika kesehatan jantung Jino tak kunjung ada perkembangan baik.
Sejujurnya menjelang UAS Jino benar benar hampir memecahkan kepalanya. Dia kehilangan jam tidurnya, makan dan minum tak teratur bahkan ia pernah mimisan saat dikelas.
Jino merasa lelah degan semua ini, Jino ingin seperti orang orang normal. Saat sekolah dulu ia memang sehat seperti teman teman sebayanya dulu. Namun suatu hari Jino pandangan Jino mulai kabur dan jatuh pingsan saat disekolah.
Orang tuanya memeriksakannya kedokter ternyata Jino mengidap lemah jantung turunan. Jino masih tak percaya dengan hal itu, Jino merasa ia terlalu muda untuk itu. Namun kenyataan tak bisa Jino hindari.
Jino menatap lamat lamat kertas yang ada ditanganya itu, lalu memasukannya ke dalam sakunya. Dan tak lama sang kakak yang baru saja dari apotek masuk kedalam mobil.
Hendra peka betul pada adiknya itu, setiap melakukan chek up Hendra sengaja membiarkan Jino sendiri terlebih dahulu. Hendra bisa merasakan sakit yang adiknya rasakan, meski terlihat jahil Hendra sangat menyayangi adik laki lakinya itu.
Hendra bisa melihat dari air wajah Jino yang tampak lesu. Hendra menyetuh kepala jino, lalu mengelus kepala sang adik. Reflek Jino menatap Hendra, Hendra tersenyum membalas tahapan Jino.
"Aa sakit kalo kamu sakit" Ucap Hendra tulus pada Jino, mata Jino mulai berkaca kaca. Jarang jarang Hendra berkata seperti itu padanya, Hendra terkekeh melihat mata Jino yang mulai berkaca kaca. Dengan cepat Jino langsung mengapusnya, ia tak mau dibilang cengeng oleh sang kakak.
"Ututu udah sedihnya, mending pulang" Ucap Hendra dan dibalas dehaman oleh Jino. Hendra mulai tancap gas menuju kediaman mereka.
______«•••»______
Disebuah garasi terlihat seorang pemuda yang baru saja memarkirkan motornya. Sekitar pukul 21.30 Surya baru saja pulang berkerja."Surya pulang mah.." Ujar Surya seraya memasuki kediamannya, Surya belum merasakan tanda tanda sang ibu berada namun setelah Surya telusuri ternyata ibunya tertidur dimeja makan dengan lauk pak yang bisa liat dari sela sala tutup saji. Surya rasa ibunya tengah menunggunya pulang, Surya tak tega denga pemandangan didepannya.
Ia merasa bersalah karenanya sang ibu ketiduran karena menunggunya. Surya tak tega membangunkan sang ibu namun jika tak dibangunkan tubuhnya akan merasa pegel, mau tak mau Surya bangunkan.
"Mah.. bangun..." Panggil Surya sembari sedikit mengguncangkan tubuh sang ibu. Merasa terganggu ibunya mulai membuka matanya dan pemandangan yang pertama ibunya lihat adalah putra tampan semata wayangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOULMATE - SUNGJAKE
Fanfictionhe fell first but he fell too late Homo phobic dni