Bandung, 09 Maret 2022
Seminggu berlalu dan kini Surya telah berkerja di sebuah cafe yang ia lamar beberapa waktu yang lalu. Kerja part time di tengah kesibukan kuliahnya memang membuatnya sedikit kewalahan tapi ia bisa menanganinya, dan siapa sangka jika rekan kerjanya adalah Hendra kakak dari Jino. Surya sangat senang karena Hendra sangat membantu Surya saat bekerja, dan Hendra pun tak merasa keberatan akan hal itu, bahkan terkadang Hendra membagi tips bagaimana kerja part time di tengah kesibukan kuliah.
Kini kedua pria tampan itu tengah berbincang santai karena sekarang cafe sedang tak terlalu ramai. Surya meraba sakunya namun nihil ia tak menemukan barang yang ia cari. "A punten saya kebelakang dulu ya cari hp" Izin Surya "Oh iya silahkan" Ujar Hendra, lalu Surya menuju ruang karyawan untuk mencari ponselnya.
Tringgg Tringgg Tringgg
Bel berbunyi menandakan baru saja ada yang masuk. Seorang pria jaket abu dan celana putih panjang dan tas kecil yang ia jinjing, pria itu menghampiri Hendra. "Loh dek? Tumben?" Tanya Hendra pada pria yang tak lain dan tak bukan adalah adiknya sendiri. "Nih bekel" Ujar Jino sembari menyondorkan tas kecil yang diketahui berisi bekal untuk Hendri.
"Wih apa nih, anjay nasgor makasih gitu buat Bunda" -Hendra
"Iya tapi tolong ya saya juga berjuang untuk sampai sini" -Jino
"Haha iya iya makasih adekk" -Hendra
"Iya sama sama" -Jino
"Oh iya A Jino mau waffle nya dong tiga...." -Jino
"Bayar" -Hendra
"Ya iyalah bayar ya kali ngajuk" -Jino
"Hmm, mau rasa apa" -Hendra
"Rekomendasiin dong kan saya konsumen" -Jino
"Kamu mah jadi konsumen aja rese, yang best seller yang blueberry honey, mau?" -Hendra
"Eumm boleh lah..." -Jino
3 menit berlalu Hendra membuat waffle dan kini ia tengah menambahkan toping. Namun pintu karyawan terbuka yang membuat atensi Jino teralih ke arah pintu yang bertuliskan 'HANYA KARYAWAN YANG BOLEH MASUK! ', dan menampakan sosok Surya dengan ponsel yang sudah berada di genggamannya. "Ketemu A-" Ucap Surya terputus saat melihat Jino dan sebaliknya Jino yang tiba-tiba membekukan saat melihat Surya dengan seragam barista.
______«•••»______
Kini Jino baru sampai di rumah sagara, ia memarkirkan motornya lalu melepas helmnya dan mengambil paper bag berisi waffle yang ia beli tadi. Jino berjalan menuju pintu rumah sagara lalu ia menekan bel rumah bernuansa putih tersebut.
Tingg Nungg Tingg Nungg
Clekk
Pintu terbuka menampakan Sagara dengan kaos putih dan celana pendek hitam, dan seperti Sagara baru saja mengecat rambutnya menjadi soft pink . Jino yang melihat itupun sedikit terkejut tapi iya tak menunjukan raut wajah terkejut.
"Eh Jino ayo masuk" -Sagara
Jino mengangguk, lalu ia masuk dengan sopan. Jino menunggu dia ruang tamu sedangkan Sagara menuju dapir untuk mengambil minuman dan camilan untuk mereka berdua.
"Lah Jino kok masih berdiri? Duduk weh, kayak ga pernah kesini aja" Ujar Sagara meminta Jino duduk, Akhirnya Jinopun duduk di sofa. Dan Sagara duduk di sampingnya.
"Tumben kesini" -Sagara
"Main we, ga boleh?" -Jino
"Boleh.... Cuman ga tiba - tiba aja, ga ada info buat main kesini kitu" -Sagara
"Pengen we, Oh iya nih buat kamu sama Juan satu ewang" Ujar Jino sembari menyondorkan 2 waffle yang ia beli tadi. "Wih affah nih, ouwh waffle hatur thank you ya" Ucap Sagara sembari menerima waffle pemberian Jino. "Kela nya aku taroh ini di kulkas buat si Juan" Izin Sagara lalu Jino mengangguk, Sagara pun menuju dapur untuk memasukan waffle kedalam kulkas.
"Juan sekolah?" -Jino
"Ga enak badan katanya, lagi tidur" -Sagara
"Dari pada mikiran si Juan, mending Netflix" Ajak Sagara lalu mengambil remot televisinya.
"Oh iya Saga, kenapa kamu warnain rambut?" -Jino
"Eumm ini? Mau aja" -Sagara
Jino mengangguk saja, lalu ia menyemil cemilan yang disediakan. 20 menit belalu lalu Juan yang mungkin baru saja bangun tidur dengan keadaan setengah sadar langsung menuju dapur, dan kini di tangannya sudah ada waffle yang Jino belikan tadi.
"Hehh sadar!" -Sagara
"Hm?" sahut Juan sembari mengunyah waffle tersebut. "Kamu tau itu waffle punya siapa?" Tanya Sagara, Lalu Juan menujuk Sagara. Sagara tersenyum "Itu punya Jino" Bohong Sagara, Juan langsung melotot menatap Jino yang menatapnya biasa saja. Juan langsung menaruh waffle nya di meja dan menyatukan kedua tanganya.
"Eh A Jino maap pisan Juan ga tau! Maap banget A aduhh, tadi teh Juan laper!" -Juan
"JHAJAHAAHAHAHAHA" Sagara tertawa terbahak bahak melihat Juan yang berhasil ia tipu, Juan menatap bingung pada kakaknya. "Naon si" Heran Juan, Jino menggelengkan kepalanya.
"Juan.... Juan.... Kamu mau aja diboongin Aa kamu" -Jino
"Hah?" -Juan
"Itu punya kamu tadi Aku beliin" -Jino
Juan yang tadi bingung, memasang raut wajah kesal menatap sang kakak lalu mengambil ancang ancang untuk menyerang sang kakak. Namun....
DUARRRR
______«•••»______
HALOOO AYANGI SEMUAA!!
Udh lama banget aku ga nulis wkwkwkwk karena sibuk banget asli, mana skng aku lagi magang huuu. Tapi gpp kalo ada waktu luang aku sempet nulis kok hehe, btw narasiku jdi aneh ga y?😣😣
Btw menurut kalian chap ini gimana? Komen ya!Happy reading!
KAMU SEDANG MEMBACA
SOULMATE - SUNGJAKE
Fanfictionhe fell first but he fell too late Homo phobic dni