Bandung, 16 Februari 2022
"Maaf Juan ngeganggu tapi, apa bener nama kamu Jaya?" tanya Jino menghampiri Juan dan Jaya yang tengah berbincang, dan yang di tanyapun menoleh "Iya kenapa?" jawab Jaya "Saya boleh ngomong sama kamu dulu bentar ga? Berdua aja" tanya Jino, Jaya menoleh ke arah Juan a.dan Juan mengangguk "Iya boleh, maaf ya Juan kita kebelakang dulu" izin Jaya di balas anggukan Juan.
______«•••»______
Kini tinggal Jino dan Jaya bedua. Jaya laki laki yang Jino lihat di kantin bersama Surya.
"Maaf sebelumnya kalo saya ngeganggu kamu sama Juan ngobrol" -Jino
"Iya gapapa, jadi kamu siapa sama kenapa?" -Jaya
"Nama saya Jino, Jino Fathan Arziki jadi gini apa kamu teh kenal Surya?" -Jino
"Surya? Surya Putra Agung?" -Jaya
Jino mengangguk.
"Iya kenapa emang?"Jaya
"Eumm ga gapapa cuman tanya aja, maaf ya aku harus pergi udah jam 2 permisi" ucap Jino pergi meninggalkan Jaya dengan seribu pertanyaan di otaknya. Karena Jaya merasa ada banyak yang sebenarnya yang ingin Jino tanyakan padanya, tapi entah kenapa seperti ada diding tebal yang menutupinya.
Jino izin pamit kepada orang orang yang ada di kediaman Sagara, lalu dia menuju ke kampus untuk kelas sore.
______«•••»______
Surya sekarang tengah berada di kampus ia tengah menuju ke arah kelas, namun baru saja ingin masuk tiba tiba matanya tertuju ke seseorang yang baru aja menaiki tangga menuju lantai 2, Surya berlari menujur tangga lalu naik ke lantai 2 namun nihil tidak ada sosok yang ia lihat tadi. Padahal ia merasa bahwa ia tak salah lihat, tapi akhirnya ia kembali ke kelas.
Akhirnya kelas berakhir pukul 17. 30 Surya pulang menggunakan motornya. Lalu sesampainya di rumah, rumah sudah tak terlalu berantakan karna sebelum pergi kelas sore Surya sempat membereskan kekacauan yang terjadi sebelumnya. Surya naik ke lantai atas menuju kamarnya, lalu Surya merebahkan dirinya di atas kasur. Surya menghela nafas, lalu memejamkan matanya sebentar dan tiba tiba ia teringat kejadian tadi di dekat tangga. Namun dengan cepat dia menghilangkan pikiran itu lalu mulai membuka laptopnya dan fokus kepada tugas tugas dosen yang terus mengalir bagai air, namun tak pernah di periksa.
______«•••»______
Jino naik ke lantai 2 karna dia harus bertemu sang kakak terlebih dahulu untuk mengantarnya kedokter nanti setelah pulang. Setelah bertemu sang kakak Jino bergegas untuk kembali ke kelas agar tidak tertinggal materi.
Tak terasa kelas sore selesai, Jino kini menuju parkiran untuk menemui sang kakak yang diketahui sudah berada di sana.Didalam mobil masih santai, hanya ada obrolan ringan saja yang di bicarakan kakak beradik ini, dan akhirnya sampai juga mereka ke dokter yang kebetulan buka 24 jam.
Dan kini mereka berada di ruang tunggu, menunggu beberapa menit akhirnya nama Jino di panggil untuk memasuki ruangan sang dokter. Jino menghela nafas sebentar, lalu menatap sang kakak. Kakanya tersenyun lalu mengangguk dan Jino masuk kedalam ruangan sedangkan sang kakak menunggu di luar.
Di dalam Jino sudah berbaring di kasur pasien, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, seperti Elektrokardiogram. Setelah melakukan pemeriksaan Jino turun dari kasur dan menghampiri meja sang dokter, ia duduk di kursi dan mengganggu hasil pemeriksaan.
"Oke jadi Jino, saya lihat tadi irama jantung kamu agak melemah dan kurang beraturan, apa akhir akhir ini kamu sering melakukan pekerjaan yang mengharuskan kamu begadang? " -dokter
"Eumm iya dok saya akhir akhir ini emang agak susah buat tidur, ya karna tugas jadi gitu dok" -Jino
"Oke oke nanti coba di perbaiki jam tidur mu lagi ya, sama kurangi konsumsi makanan yang sudah saya cantum disini ya" -Dokter
"Baik dok" -Jino
"Dan ini untuk resep obatnya ya" -Dokter
"Baik dok terimakasih kalo begitu saya pamit, permisi" -Jino
Jino keluar dari ruang pemeriksaan, dia menghela nafas lalu menghampiri sang kakak "udah?" tanya Hendra, Jino mengangguk "Ini resep dari dokter Jino ambil-"
"Ga usah kamu tunggu aja di mobil aja biar aa yang ambil" -Hendra
"Yaudah Jino keluar ya a" -Jino
Jino menunggu di mobil sementara Hendra mengambil obat untuk Jino. Sementara menungu Jino memutuskan untuk memainkan poselnya.
Jino menaruh ponselnya, dia menghela nafas sebentar lalu tak lama datang Hendra dengan obat untuk Jino. Hendra bisa mengerti perasaan adiknya, meski ini bukan pertama kali sang adik melakukan check up namun ia tahu sang adik merasa sedih dengan keadaan dirinya yang di diagnosa gagal jantung sekitan dua tahun yang lalu, tidak banyak orang tau tentang penyakit yang dideritanya selama ini, hanya orang tua dan Hendra saja yang tau. Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang menuju rumah karena takut hari semakin larut.
______«•••»______
Jino kasian ya:(, btw maaf ya kemarin hari selasa ga up soalnya kemarin sibuk banget🙏
Happy reading!
KAMU SEDANG MEMBACA
SOULMATE - SUNGJAKE
Fanfictionhe fell first but he fell too late Homo phobic dni