30|TERGODA OLEH ROKOK

1.3K 48 1
                                    

Hai semua, apa kabar? semoga baik dan sehat semua ya!

sudah siap membaca chapter ini?

Vote dulu yuk biar gak lupa😉
jangan lupa ramein komentar juga ya!

Hari senin aku mau PAT, jadi mungkin gak bisa up dulu🙏 tolong di mengerti ya..

Buat yang mau PTS atau PAT, semangat ya!

Buat yang mau PTS atau PAT, semangat ya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

           🦋Happy Reading🦋

"Andaikan kau tau rasa sayangku, melebihi rasa sakit ini..."

"Galau mas?" tanya Arden ke Aje.

Aje menggeleng, "Gue galau kalo cuma gabut doang.

"Iya deh, percaya." Chandra tersenyum seolah-olah omongan Aje hanya kebohongan.

"Gak usah ikut-ikut deh. Gak ada yang ngajak lo," ketus Aje.

"Ribut terus," celetuk Nio.

"Biasalah," kata Arden.

"Lo pada tau gak?" kata-kata yang di ucapkan Fahri sepertinya menandakan bahwa per-gibahan akan segera di mulai.

Mereka menjawab dengan gelengan.

"SI FAHMI SUKA SAMA ER-hmpfttt."

Fahmi membekap mulut laknat kembarannya itu.

"Jangan main-main!" desis Fahmi.

Masih dengan nafas terengah-engah, Fahri menatap Fahmi sinis. "Kaya istaka lo. Jangan main-main," Fahri memperagakan tangannya seperti ular.

"Dasar gila," kata Arden.

"Dosa lo ngatain gue yang ganteng dan baik hati ini." pede Fahri.

"Pede amat anak pak Adi!" ejek Chandra.

"Lanjut omongan lo tadi," kata Nio.

"Tumben amat lo jadi orang kepo," ucap Chandra, Nio hanya mengedihkan bahunya acuh.

"Gue lanjut nih ya," kata Fahri.

Fahmi yang mendengar itu hanya bisa pasrah. Mau bagaimana lagi? menghalangi Fahri juga ia tidak bisa.

"Dia di kamar itu galau, habis itu tiba-tiba dia ngomong gini. Kalo Erna tau gue suka sama dia, dia bakal gimana ya?" Fahri menirukan cara bicara Fahmi.

Muka Fahmi sontak memerah. Bisa-bisanya ia tidak sadar bahwa adik laknatnya itu mengintip!!

"Gak usah percaya. Dia ngarang," elak Fahmi.

Aje tersenyum. "Kalem dong bro, gak usah malu-malu anjing kayak gitu."

"Sialan!" umpat Fahmi.

"Nanti gue omongin ke Ais, biar dia nyampein ke Erna." ucap Arden.

ARDENTINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang